Prinsip-Prinsip Untuk Penyelesaian Tugas
Equip Seminar Buku 5 Bab 4
Menolong Diri Anda Sendiri dan Organisasi Anda Untuk Mencapai Puncak Potensi
“Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu.” (Yohanes 15:8)
“Kalau tidak ada lembu, juga tidak ada gandum, tetapi dengan kekuatan sapi banyaklah hasil.” (Amsal 14:4)
Sasaran organisasi kita bukanlah supaya nampak indah, membuat rapat-rapat atau bertahan saja. Sasarannya adalah supaya berproduksi; menghasilkan buah atas dasar misi yang telah Allah karuniakan kepada kita. Sebagai pemimpin-pemimpin, kita dipanggil untuk memperbaiki dunia dimana kita hidup, dan meningkatkan populasi sorga dengan apa yang kita lakukan.
Kerja keras itu penting, namun kerja keras saja tidak menjamin dicapainya hasil. Kegiatan tidak selalu sama dengan pencapaian. Kita harus belajar bekerja dengan lebih cerdas, bukan sekedar lebih keras. Dalam bagian ini kita akan mengkaji beberapa praktek yang terbukti dapat menyelesaikan tugas, melalui orang-orang di dalam organisasi anda. Seorang pernah berkata, “Kepedulian dunia terhadap apa yang diketahui seorang pria atau wanita sangatlah kecil – yang bernilai adalah apa yang sanggup dikerjakan oleh seorang pria atau wanita.”
Prinsip-Prinsip dan Praktek-Praktek untuk Penyelesaian Tugas
1. Apa Yang Dibicarakan Akan Dikerjakan.
Para pemimpin harus lebih dulu mendengarkan umat mereka saat mereka berbicara. Apa yang terus-menerus mereka bicarakan? Apapun itu – disitulah minat mereka berada. Para pemimpin yang sempurna menciptakan suatu suasana melalui kata-katanya yang akan mengirimkan “sebuah pesan” kepada umat mereka. “Pesan itu” berkaitan dengan apapun yang menjadi sasaran atau misi tertinggi anda.
Kata-kata menciptakan perasaan dan sikap. Dan perasaan serta sikaplah yang
menggerakkan orang untuk bertindak. Pikirkan tentang perusahaan-perusahaan pemasaran yang mencoba menggerakkan orang untuk membeli produk-produk mereka. Perusahaan-perusahaan yang paling efektif telah menciptakan sebuah pesan yang sederhana yang setiap orang dapat mengingatnya.
Cara Menolong Orang Mengingat Apa Yang Kita Katakan
a. Relationship (Hubungan) – Siapa yang mengatakannya?. (Komunikasi dalam bahasa Latin berarti “landasan bersama.”)
b. Repetition (Pengulangan) – Seberapa sering hal itu dikatakan?. (Orang-orang bagian pemasaran tahu bahwa setiap orang harus mendengarkan pesannya delapan kali.)
C. Relevance (Relevansi) – Apakah itu cocok untuk diterapkan? Apakah itu relevan?. (Orang mendengarkan pesan-pesan yang ada kaitannya dengan mereka)
d. Response (Tanggapan) – Apakah saya mempraktekkan apa yang telah saya katakan?. (Orang akan mengingat 10 persen dari apa yang didengar, namun 70% dari apa yang dilihatnya dalam bentuk model/teladan.)
2. Apa Yang Dilatihkan Akan Dikerjakan.
Orang perlu diperlengkapi supaya dapat menunaikan tugas dengan baik. Kebanyakan orang takut untuk terlibat secara pribadi dalam sebuah pelayanan karena mereka tidak punya rasa percaya diri. Dan mereka tidak punya rasa percaya diri karena mereka kekurangan training dan pelatihan.
Alasan-alasan Mengapa Orang Gagal Menunaikan Tugas Secara Efektif
a. Mereka tidak tahu apa yang diharapkan untuk mereka mengerjakannya.
b. Mereka tidak tahu bagaimana mengerjakannya.
c. Mereka tidak tahu mengapa mereka harus mengerjakannya.
d. Ada penghalang-penghalang yang melampaui kemampuan kendali mereka.
Ketiga alasan pertama menyangkut training/ pelatihan. Pelatih ideal adalah seseorang yang telah mengerjakan tugas tersebut dan mengetahui “apa” dan “bagaimana” mengerjakannya. Si pelatih juga mengerti alasan “mengapa” di balik tugas itu. Pada umumnya orang akan belajar dari macam orang seperti itu. Amsal 13:20 memberitahu kita, “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”
Tips untuk Training/Pelatihan
a. Pilihlah dengan baik.
b. Hubungkan dengan baik.
c. Berilah mereka sarana-sarana yang dibutuhkan.
d. Tunjukkan bagaimana caranya menggunakan sarana-sarana tersebut.
e. Izinkan mereka tahu harapan-harapan anda.
f. Awasi mereka dan berikan komentar yang berisi penilaian yang spesifik.
g. Tinggallah bersama mereka sampai mereka mengalami sukses.
h. Periksalah mereka secara sistematis.
i. Teguhkan dan doronglah mereka secara terus-menerus.
j. Pilihlah bersama mereka seorang lain untuk ditraining oleh mereka yang kita training itu.
3. Apa Yang Dinilai Akan Dikerjakan.
Henry W. Longfellow telah menulis, “Kita menghakimi diri kita sendiri dengan apa yang kita rasa kita sanggup melakukan; orang-orang lain menghakimi kita dengan apa yang telah kita kerjakan.” Sebagai seorang pemimpin, anda akan segera menemukan bahwa orang akan menilai apa yang penting dengan melihat apakah anda menyisihkan waktu untuk mengukur/menilainya.
Setiap hari pada masa tuanya, Benyamin Franklin menyisihkan waktu untuk memeriksa dua pertanyaan. Pertanyaan pagi berbunyi, “Hal baik apakah yang akan saya lakukan hari ini?” Pertanyaan malamnya berbunyi, “Hal baik apakah yang telah saya lakukan hari ini?”
Sasaran-Sasaran Kita Harus:
a. Spesifik
b. Terukur
c. Mungkin untuk dicapai
d. Relevan
e. Dapat ditransferkan
f. Alkitabiah
4. Apa Yang Dikonfrontasikan Akan Dikerjakan.
Eugene Habecker berkata, “Kapan saja saya dicobai untuk tidak bertindak dalam suatu situasi yang sulit yang melibatkan orang lain, saya bertanya pada diri saya sendiri: ‘Apakah saya berdiam diri demi kenyamanan pribadi saya sendiri atau demi kebaikan organisasi?’. Kalau saya melakukan apa yang membuat diri saya merasa nyaman, saya sedang menggelapkan. Kalau sewaktu saya melakukan apa yang baik bagi organisasi, ternyata hal itu juga membuat saya nyaman, itu sungguh-sungguh indah. Namun kalau saya memperlakukan ketidak-tanggungjawaban saya secara tidak bertanggungjawab, maka saya harus ingat bahwa dua kesalahan tidak menjadikan saya orang yang benar.”
Sebuah Daftar Uji Konfrontasi
a. Apakah saya mengkonfrontasikannya secepat mungkin?
b. Apakah saya memisahkan antara orang yang bersalah dengan tindakan kesalahan-nya?
c. Apakah saya hanya mengkonfrontir apa yang dapat diubah oleh orang itu?
d. Apakah saya memberi keuntungan pada perbantahan?
c. Apakah saya cukup spesifik?
f. Apakah saya menghindari sindiran yang tajam?
g. Apakah saya menghindari kata-kata seperti “selalu” dan “tidak pernah”?
h. Apakah saya memberitahu mereka bagaimana perasaan saya saat mereka berbuat salah?
i. Apakah saya memberikan sebuah rencana untuk mengobati masalah itu?
j. Apakah saya meneguhkan mereka sebagai seorang pribadi dan seorang sahabat?
5. Apa Yang Diberi Pahala Akan Dikerjakan.
Orang menanggapi imbalan balik serta pahala. Kita semua suka melihat hasil-hasil setelah kita berikan usaha terbaik kita, dan bagian dari hasil tersebut ialah kata-kata peneguhan dari mereka yang bekerja berdampingan dengan kita. Namun kita harus ingat untuk menghadiahi HASIL-HASIL, bukan sekedar upaya saja.
Pahala yang kita berikan bisa beraneka ragam. Umumnya orang diberi pahala dengan hadiah-hadiah dan kata-kata pujian. Perhatikan tips dalam memuji orang di bawah ini.
Petunjuk-Petunjuk Dalam Memuji Orang:
a. Lakukan dengan ketulusan.
b. Carilah peluang-peluang yang ada.
c. Katakan lebih dahulu.
d. Lakukan secara pribadi.
e. Lakukan di hadapan umum.
f. Sebutkan secara spesifik.
g. Ingatlah untuk mendukung kata-kata anda dengan tindakan-tindakan anda.
h. Tuliskanlah itu.
Pertanyaan: Mana dari antara prinsip-prinsip ini yang anda praktekkan?
Ringkasan/Kesimpulan
Kalau anda berencana untuk memimpin sebuah organisasi yang produktif, anda perlu mempelajari dan mempraktekkan lima prinsip yang baru disajikan di atas. Sekarang, mari kita kaji beberapa langkah yang akan membawa organisasi anda meningkat dari keadaan yang sekedar efektif saja menjadi organisasi yang unggul.
Kunci-Kunci Menuju Keunggulan Dalam Organisasi Anda
1. Hargai keunggulan
Dalam sejarah, kata “keunggulan” telah dipakai sebagai sebuah gelar kehormatan “Keunggulan Anda.” Kata ini berasal dari kata “unggul” yang artinya mencapai taraf di atas rata-rata.”
2. Jangan berketetapan untuk meraih prestasi rata-rata saja.
Keunggulan dapat diraih bila anda lebih peduli dari pada apa yang orang lain merasa bijaksana; bila anda berani mengambil resiko lebih dari pada apa yang orang làin merasa aman; bila anda bermimpi lebih dari pada apa yang orang lain merasa praktis; bila anda berharap lebih dari apa yang orang lain merasa mungkin akan terjadi; dan bila anda bekerja lebih dari pada apa yang orang lain merasa perlu.
3. Perhatikan Seluk Beluk Yang Kecil
Ada sebuah ungkapan umum yang berbunyi, “Setan ada di dalam seluk beluk yang kecil”. Ini berarti bahwa gagasan yang bersifat umum yang sedang anda coba gapai jarang memberi anda permasalahan; kesukaran datang pada saat anda melangkah untuk memisah-misahkan seluk beluk yang kecil. Para pemimpin yang mengendalikan organisasi yang unggul memperhatikan seluk beluk yang kecil.
4. Kembangkan suatu komitmen yang mendalam ke arah keunggulan.
Sementara anda membangun berbagai departemen dalam pelayanan anda, jangan biarkan seorangpun dari antara mereka yang anda pimpin menjadi orang yang “mediocre” (rata-rata) saja. Kembangkan setiap diri mereka agar memiliki suatu komitmen ke arah keunggulan. Konsep di balik kata “mediocre” datang dari para pendaki gunung. Secara harafiah istilah itu berarti “pertengahan batu (gunung)” Ini merupakan suatu gambaran dari para pendaki gunung yang sudah merasa puas saat mereka hanya mencapai pertengahan dari puncak gunung yang sedang didakinya.
5. Miliki Integritas
Untuk menjadi benar-benar unggul, anda harus membangun keunggulan baik di alam nyata maupun dalam persepsi (cara pandang). Bila orang menyaksikan prestasi-prestasi anda, namun mempercayai bahwa anda tidak punya integritas atau karakter sama sekali – itu akan mengurangi prestasi tersebut. Anda tidak boleh meraih hasil-hasil dengan mengorbankan integritas anda.
6. Tunjukkan penghormatan yang tulus kepada orang-orang lain.
Keunggulan menuntut para pemimpin untuk menunjukkan juga penghormatan. Akibat dari hasil-hasil tanpa kehormatan adalah sebuah reputasi yang buruk. Para pemimpin yang unggul memberi dan sekaligus menerima penghormatan.
7. Berjalanlah sampai mil kedua
Yesus berbicara tentang berjalan sampai mil kedua, sekalipun anda hanya diminta untuk berjalan satu mil saja. Ini berarti melampaui harapan dan mencapai tahap diatas apa yang semua órang percayai sebagai bersifat umum atau normal. Orang akan ingat siapapun yang mengesankan orang-orang lain dengan cara ini.
8. Jangan Pernah Berhenti Meningkatkan Diri
Para pemimpin menyadari bahwa pertumbuhan menuntut perubahan. Peningkatan diri sendiri merupakan tempat dimana perubahan harus dimulai. Peningkatan diri adalah tanda dari seorang pemimpin, bukan seorang pengikut. Peningkatan diri yang konsisten menjadi satu-satunya jalan untuk seseorang tetap menjadi pemimpin.
9. Selalu memberi 110%
Para pemimpin selalu berkomitmen. Ada empat tipe orang dalam kaitan dengan komitmen:
a. The Cop Outs (Penolak tugas) – Mereka tidak membuat keputusan atau sasaran, hanya dalih-dalih saja.
b. The Hold Outs (Penahan tugas) – Mereka tidak merasa pasti tentang masa depan sehingga gagal untuk memulai.
c. The Drop Outs (Gugur) – Mereka memulai, namun berhenti ketika jalan menjadi keras.
d. The All Outs (Habis-habisan) – Mereka habis-habisan menetapkan sasaran-sasaran, membayar harga dan menggapai sasaran-sasaran itu.
10. Jangan hanya membenahi segala sesuatu untuk kepentingan sementara saja, namun bereskan segala sesuatu sehingga betul-betul menjadi benar.
Pada waktu masalah-masalah muncul, jangan hanya mencari pembenahan yang kilat. Seringkali jawaban yang kilat merupakan suatu jalan pintas dan gagal untuk menyadari masalah yang lebih dalam. Sasaran anda jangan sampai hanya merupakan pembenahan yang bersifat sementara, namun harus membetulkan masalah itu dan membuat segala sesuatunya dalam keadaan benar untuk jangka yang panjang.
11. Persembahkan diri anda untuk apa yang anda bisa kerjakan dengan prestasi terbaik.
Kalau anda mau memimpin secara unggul, anda perlu mengenali dan memusatkan diri anda pada apa yang anda sanggup kerjakan dengan prestasi terbaik. Pelayanan anda tidak akan menjawab setiap kebutuhan yang ada di bawah sinar matahari. Para pemimpin dapat melakukan apa saja, namun mereka tidak akan bisa melakukan segala sesuatu. Temukan keunggulan anda dan berikan perhatian terbaik anda kepadanya.
12. Terimalah tekanan momentum atau kedudukan.
Kepemimpinan diuji saat “api” dinyalakan. Itulah saat ketika anda akan menyadari dari manakah anda diciptakan. Saat anda masuk ke dalam sebuah situasi yang berat, rangkullah itu. Lihatlah itu sebagai bagian dari wilayah operasi bagi seorang yang sedang menjadi pemimpin. Carilah pilihan-pilihan. Percayalah pada Allah. Harapkan sebuah pemecahan agar muncul ke permukaan.
13. Jadilah konsisten dalam gaya hidup anda.
Keunggulan bukanlah suatu peristiwa sesaat; itu merupakan suatu gaya hidup yang konsisten. Jangan unggul hanya dalam satu bagian dari pelayanan anda saja. Anda tidak dapat membangun sebuah reputasi yang baik pada satu bagian kecil dari sejarah organisasi anda. Jadikan keunggulan sebagai suatu gaya hidup.
14. Bekerjalah seperti untuk Tuhan.
Kolose 3:23-24 memberitahu kita untuk melakukan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, seperti untuk Tuhan dari pada sekedar untuk manusia, sambil menyadari bahwa Tuhan akan memberi upah kepada kita dengan sebuah warisan.
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1 Korintus 15:58)
Penilaian : Apa yang sedang dicapai oleh pelayanan anda saat ini?. Dalam bidang mana anda perlu meningkatkan diri?
Penerapan : Mana dari prinsip-prinsip untuk penyelesaian segala perkara di atas yang anda perlu untuk mulai praktekkan?. Apa yang akan anda lakukan?. Tindakan apa yang akan anda ambil demi menerapkan kunci-kunci menuju keunggulan?.
Sumber : Equip Seminar Buku 5 Bab 4 – materi digital disusun Nathanael Ricardo untuk www.transformasi.com.
Equip Seminar adalah pelatihan kepemimpinan yang merupakan bagian dari proyek global Millions Leaders Mandate – Mandat Sejuta Pemimpin dengan tujuan menyiapkan sejuta pemimpin yang mempengaruhi dunia dengan kabar baik. Diinisiasi oleh penulis buku dan hamba Tuhan John C. Maxwell, materi dalam program ini banyak belajar tentang kepemimpinan dari pemimpin utama sekaligus model pelayanan kehambaan tak terbantahkan, Tuhan itu sendiri.
Penyusun memiliki dua sertifikasi untuk pelatihan ini sejak tahun 2006 dan memperoleh ijin untuk membagikan materi ini bagi semua orang yang ingin diperlengkapi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Anda bisa menjadikan materi ini sebagai bahan mentoring di perusahaan, pemuridan di organisasi kerohanian atau sekedar bacaan bagi anda. Silakan menggunakan materi ini dengan syarat mencantumkan sumber materi.
Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pelatihan ini disarankan untuk mempelajari materinya secara lengkap dan runtun. Buatlah pelatihan yang terencana dan terjadwal, lakukan dalam grup atau berkelompok serta ciptakan ruang interaktif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Selamat menjalani proses untuk kepemimpinan yang diberkati Tuhan.
Baca EQUIP Leadership Seminar :
Buku 1 Bab 1 – Panggilan Allah Bagi Kita Untuk Memimpin
Buku 1 Bab 2 – Hati Seorang Pemimpin
Buku 1 Bab 3 – Saya Mempunyai Impian
Buku 1 Bab 4 – Hal-Hal Yang Utama Dalam Pengambilan Keputusan
Buku 1 Bab 5 – Mengusahakan Keahlian Orang Dalam Kepemimpinan Anda
Buku 1 Bab 6 – Pemimpin Membuat Rencana Strategi
EQUIP Leadership Seminar Buku 2 :
Buku 2 Bab 1 – Ujian Kepemimpinan
Buku 2 Bab 2 – Keamanan Atau Sabotase
Buku 2 Bab 3 – Mendelegasikan Tugas dan Mengembangkan Orang
Buku 2 Bab 4 – Tim Kerja Membuat Impian Nyata
Buku 2 Bab 5 – Investasi Terbijaksana Yang Akan Pernah Anda Buat
Buku 2 Bab 6 – Mengukur Pertumbuhan Kepemimpinan Anda
EQUIP Leadership Seminar Buku 3 :
Buku 3 Bab 1 – Kepemimpinan Berawal Dengan Sebuah Sikap
Buku 3 Bab 2 – Lingkaran Dalam Dari Sang Pemimpin
Buku 3 Bab 3 – Kristus, Sang Komunikator Yang Hebat
Buku 3 Bab 4 – Memimpin Di Saat-Saat Yang Sulit
Buku 3 Bab 5 – Lima Tahap Kepemimpinan
Buku 3 Bab 6 – Seni Tentang Baskom dan Lap Pembasuhan
EQUIP Leadership Seminar Buku 4 :
Buku 4 Bab 1 – Macam Kehidupan Yang Dimaksudkan Bagi Anda
Buku 4 Bab 2 – Bagaimana Para Pemimpin Berdoa
Buku 4 Bab 3 – Menemukan Karunia-Karunia Rohani Anda
Buku 4 Bab 3b – Alat Penemu Karunia-Karunia Rohani
Buku 4 Bab 4 – Saya Suka Gaya Anda!
Buku 4 Bab 5 – Cara Mengembangkan Seorang Pemimpin
Buku 4 Bab 6 – Ciri-Ciri Seorang Pembunuh Raksasa
Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :