Bagaimana Yesus Sebagai Tuhan dan Manusia?

Nathanael Ricardo November 28, 2024November 28, 2024 ajaran sesat dalam Kristen, apa itu ajaran sesat Doketisme, apa itu Apollinarianisme, apa yang Alkitab katakan tentang keilahian dan kemanusiaan Yesus Kristus, bagaimana Yesus menjadi baik Tuhan dan manusia, bentuk pengorbanan yang sempurna, bika kita tidak percaya Yesus adalah Tuhan dan manusia, dicobai tapi tidak berbuat dosa, Firman itu ada bersama-sama dengan Allah, firman itu adalah Allah, hal yang penting bagi keselamatan manusia, kapan kita merendahkan pengorbanan Yesus di kayu salib, kapan permulaan alam semesta, kapan Yesus ada, kapan Yesus muncul, ketika Yesus memasuki dunia, ketika Yesus menghirup udara dunia, konsep bahwa Yesus adalah Tuhan sepenuhnya dan manusia seutuhnya, kutipan tentang Yesus menjadi Tuhan dan manusia, makna percaya kepada Yesus, memahami inkarnasi Yesus Kristus, memahami kekekalan Tuhan, mengapa orang Kristen tuhannya tiga, menghilangkan kemanusiaan Yesus, meremehkan kemanusiaan Yesus, misteri terbesar alam semesta, munculnya ajaran sesat di gereja, pada mulanya adalah Firman, Pengertian Yesus Tuhan dan manusia, siapa yang bisa menolong saya, siapa yang peduli dengan saya, Tuhan dalam wujud manusia, Yesus berbagi rasa sakit kita, yesus berjalan di posisi kita, Yesus Kristus sepenuhnya Tuhan, Yesus manusia tanpa berhenti menjadi Tuhan, Yesus mati dalam kematian kita, Yesus meninggalkan keamanan surga, Yesus meninggalkan surga, Yesus menjalani hidup kita, Yesus sepenuhnya manusia, Yesus sepenuhnya Tuhan dan sepenuhnya manusia, Yesus tidak mungkin berbuat dosa, Yesus turut merasakan kelemahan kita

Yesus Kristus: Sepenuhnya Tuhan dan Sepenuhnya Manusia

Artikel berikut ini diambil dari “Fully God and Fully Man” oleh Harvest Ministries.

Sebelum ada dunia, sebelum ada planet, sebelum ada cahaya, sebelum ada materi, sudah ada Yesus. Sederajat, kekal, dan hidup berdampingan dengan Bapa dan Roh Kudus, Yesus bersama Tuhan — dan Dia adalah Tuhan. Yohanes 1:1–2 memberi tahu kita, “Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu ada bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Dia pada mulanya bersama Allah.”

Kita tidak dapat menentukan dengan tepat kapan permulaan itu terjadi, karena Yohanes sedang kembali ke masa lampau kekekalan. Dia berjalan mundur lebih jauh dari apa yang dapat kita bayangkan.

Yesus adalah Tuhan, dan Dia meninggalkan keamanan surga. Dia memasuki dunia kita dan menghirup udara kita dan berbagi rasa sakit kita dan berjalan di posisi kita. Dia sepenuhnya Tuhan dan sepenuhnya manusia. Ini tidak berarti bahwa Yesus mempunyai kemampuan untuk berbuat dosa; ini tidak bisa dan tidak akan terjadi. Namun Dia adalah seorang manusia. Dia berada dalam tubuh manusia. Dia merasakan emosi manusia. Dia menghadapi keterbatasan fisik. Dia merasakan sakit yang nyata. Itu adalah darah sungguhan yang mengalir melalui pembuluh darahNya. Namun Dia adalah Tuhan. Dia adalah Tuhan dalam wujud manusia.

Yesus tidak menjadi identik dengan kita, namun Dia menjadi dikenali oleh kita. Faktanya, Dia tidak dapat kita kenali lebih dekat lagi daripada Dia mengenali kita. Seperti yang diingatkan dalam Ibrani 4:15, “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” Ibrani 4:15

Itu adalah identifikasi total tanpa kehilangan identitas ketika Dia menjadi salah satu dari kita tanpa berhenti menjadi diri-Nya sendiri. Ia menjadi manusia tanpa berhenti menjadi Tuhan. Yesus meninggalkan surga, menjalani hidup kita, dan mati dalam kematian kita. Dia telah berjalan di posisi Anda – dan beberapa lainnya.

Bagaimanakah Yesus Menjadi Tuhan dan Manusia?

Ini transkrip video wawancara Phillip Ryken :

Salah satu misteri besar alam semesta adalah inkarnasi Yesus Kristus, kemanusiaan-Nya yang utuh, lengkap, dan benar, namun juga keilahian-Nya yang sejati dan illahi. Dan saya kira Anda benar-benar harus menjadi Tuhan untuk memahami bagaimana sifat manusia dan sifat ilahi bersatu dalam pribadi Yesus Kristus. Namun jelas dari Alkitab bahwa kedua hal tersebut benar. Jelas sekali dari kisah-kisah dalam Injil, bahwa Yesus adalah manusia sungguhan. Dia menjadi lelah. Dia membutuhkan makanan. Ia menderita keterbatasan fisik tubuh dan khususnya ia mempersembahkan tubuh-Nya sampai mati, mati berdarah-darah di kayu salib.

Jelas bahwa Yesus adalah manusia sejati, tetapi juga jelas dari kesaksian Alkitab dan dari apa yang Yesus katakan tentang dirinya sendiri, bahwa ia juga benar-benar Tuhan. Bahwa dia mengaku sebagai Tuhan Allah yang sama, seperti Tuhan dalam Perjanjian Lama. Bahwa Dia menuntut dan layak untuk disembah sebagai Tuhan dan kini telah diagungkan oleh Allah Bapa, hingga menjadi penguasa dan berkuasa atas seluruh alam semesta. Percaya kepada Yesus sebenarnya berarti percaya pada kemanusiaan-Nya yang sejati dan keilahian-Nya yang utuh dan sempurna. Dan sesungguhnya kedua hal itu penting bagi keselamatan kita.

Kita membutuhkan seorang penyelamat yang telah menjadi daging dan darah. Alkitab mengatakan bahwa untuk menyelamatkan saudara-saudaranya, Yesus harus dijadikan seperti kita. Namun, untuk mempersembahkan penebusan sempurna atas dosa-dosa kita, pengorbanan yang tak terbatas dan berharga, Dia juga mempersembahkan darah Tuhan, bisa dikatakan, pengorbanan sempurna berdasarkan keilahian-Nya dan kedua hal ini diperlukan untuk keselamatan kita. Keduanya adalah kebenaran alkitabiah. Ini merupakan misteri besar, namun kita harus mempercayai apa yang Alkitab katakan tentang keilahian dan kemanusiaan Yesus Kristus.

Apa yang Terjadi Jika Kita Tidak Percaya Yesus Adalah Tuhan dan Manusia?

Meskipun saat ini kita sedang bergumul dengan berbagai ajaran sesat yang berasal dari ajaran sesat yang tercantum di bawah ini, gereja mula-mula harus menghadapinya secara langsung. Banyak teolog yang bergumul dengan konsep bahwa Yesus adalah Tuhan sepenuhnya dan manusia seutuhnya, sehingga mereka sering kali menghilangkan salah satu bagian tersebut dari persamaan (atau mengurangi salah satu bagian tersebut). Hal ini menyebabkan sejumlah ajaran sesat.

Misalnya, jika seseorang mencoba meremehkan kemanusiaan Yesus, mereka mungkin telah melakukan ajaran sesat Doketisme. Ajaran sesat ini percaya bahwa tubuh adalah sesuatu yang jahat dan mengatakan bahwa Yesus “tampak” sebagai manusia namun sebenarnya bukan manusia. Kita juga mempunyai ajaran sesat lain yang serupa seperti Apollinarianisme (Yesus memiliki tubuh manusia, namun memiliki pikiran ilahi). Meskipun ada kasus lain, hal ini mengganggu gereja pada abad-abad awal dan mendapat kecaman.

Jika kita menghilangkan kemanusiaan Yesus, kita merendahkan pengorbanan-Nya di kayu salib. Jika Yesus tidak memiliki tubuh yang nyata, atau jika Yesus tidak mengalami pencobaan secara manusiawi, lalu mengapa kita harus peduli dengan kematian dan kebangkitan-Nya? Hal-hal tersebut hanya bersifat ilusi dan tidak akan menyelesaikan masalah dosa.

(Dicetak ulang dari “What Is the Hypostatic Union?” oleh Hope Bolinger)

Kutipan tentang Yesus Menjadi Tuhan dan Manusia

“Apakah dia sosok manusia yang mengajar, menginspirasi, dan mati demi tujuan yang dia yakini? Atau sosok illahi yang melakukan mukjizat, menggenapi nubuatan, bangkit dari kematian, dan merupakan Tuhan. Posisi ortodoks adalah bahwa dia adalah Tuhan manusia — baik manusia maupun Tuhan.” – Linda Woodhead, Christianity: A Very Short Introduction.

“Sebab dengan mengatakan bahwa Sabda yang Tunggal dipersatukan oleh hipostasis secara pribadi, kami tidak bermaksud bahwa terdapat suatu kebingungan kodrat, tetapi kami memahami bahwa Sabda itu dipersatukan dengan daging, masing-masing kodrat tetap apa adanya. Oleh karena itu hanya ada satu Kristus, Allah dan manusia, yang hakekatnya sama dengan Bapa ketika menyentuh Ketuhanan-Nya, dan hakekat yang sama dengan kita ketika menyentuh kemanusian-Nya. Oleh karena itu, Gereja Tuhan sama-sama menolak dan mencela mereka yang memecah-belah atau memisahkan atau yang memperkenalkan kebingungan menjadi misteri dispensasi ilahi Kristus.” – The Anathemas of the 2nd Council of Constantinople.

“Ada dua misteri yang harus dibayar dengan satu hal – pluralitas pribadi dalam kesatuan Tuhan, dan kesatuan Ketuhanan dan kemanusiaan dalam pribadi Yesus.” – J.I. Packer, Knowing God

“Jika ada yang tidak mengakui bahwa Firman Tuhan mempunyai dua kelahiran, yang satu dari kekekalan Bapa, tanpa waktu dan tanpa tubuh; yang lain di akhir zaman ini, turun dari surga dan menjadi manusia dari Yang Kudus dan Mulia, Maria, Bunda Allah dan selalu perawan, dan lahir darinya: terkutuklah dia.” – Kapitula Konsili Konstantinopel Kedua.

“Dikandungnya Yesus dalam diri Perawan Maria merupakan suatu hal yang unik dalam sejarah umat manusia. Roh Kudus tidak hanya secara supernatural menghasilkan pembuahan di dalam diri Perawan Maria tanpa keterlibatan ayah manusia mana pun, namun yang lebih menakjubkan lagi adalah penyatuan antara Yang Ilahi dan yang manusiawi dalam kodrat Yesus, sedemikian rupa sehingga ia akan dilahirkan sebagai putra Maria (Lukas 1:31) dan putra “ayahnya Daud” (Lukas 1:32) sekaligus menjadi “Putra Yang Maha Tinggi” (Lukas 1 :32), “Putra Allah” (Lukas 1:35). Artinya, Ia akan menjadi manusia seutuhnya (putra Maria) dan juga sepenuhnya ilahi (Putra Yang Maha Tinggi). Mukjizat yang dihadirkan oleh Roh Kudus adalah untuk mengandung dalam diri Maria tidak lain adalah manusia-Tuhan, pribadi anthropik, Yesus Kristus, anak Daud dan Anak Tuhan.” – Bruce Ware, “The Strange Math of Jesus “

Sumber : Greg Laurie – https://www.christianity.com

Artikel Tentang Kedatangan Yesus Kristus

Ramalan dan Nubuatan Alkitabiah Kedatangan Mesias :

Baca Juga Artikel Tentang Tradisi dan Perayaan Natal :

You May Also Like