LeadershipLeadership Quality

Gairah – Menikmati Cinta dari Allah

Kualitas Kepemimpinan tentang Hasrat dan Gairah 04

Bacaan : Kidung Agung 1: 1

Sebagian besar waktu ketika kita menggunakan kata-kata seperti “gairah” dan “cinta,” kita berbicara tentang kasih sayang antara seorang pria dan seorang wanita. Tetapi apakah Anda pernah memikirkan kasih Allah dalam hal hasrat dan gairah?

Dalam Kidung Agung, kita melihat gambaran indah tentang pengabdian  yang lembut yang dimaksudkan Allah untuk dibagikan antara suami dan istri. Tetapi kita juga melihat gambaran kasih yang Allah inginkan agar umat-Nya berbagi dengan Yesus Kristus.

Raja Salomo mengerti bahwa cinta ini tidak diperoleh dan tidak pantas diterima, bahwa dalam banyak hal Allah mencurahkannya kepada umat-Nya di samping mereka sendiri. Jenis cinta ini mewakili persekutuan yang sebenarnya antara Kristus dan gereja-Nya. Pada bagian-Nya, itu adalah cinta yang memberikan semua kepada mereka yang tidak memiliki apapun untuk diberikan sebagai gantinya. Di pihak kita, itu adalah jenis cinta yang menginspirasi kita untuk lebih lapar akan Dia, haus akan Dia untuk bersinar melalui kita.

Para pemimpin yang saleh memahami bahwa hubungan antara Kristus dan umat-Nya jauh lebih dari sekadar semacam pengaturan keagamaan atau perjanjian kontrak. Melainkan, itu adalah hubungan cinta, kelembutan, dan gairah, hubungan di mana kita, pengantin wanita, tetap sadar akan tidak layaknya menerima cinta mempelai Pria – namun bersukacita di kedalamannya yang tak terbatas.

Baca Artikel Kepemimpinan dengan Topik Hasrat dan Gairah Pemimpin :

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :