Ayah & Anak Laki-lakiFamilyPengasuhan Dari Orang Tua

Hal yang Dapat Dipelajari Anak Laki-Laki dari Kegagalan

Dunia olahraga dan kehidupan nyata dipenuhi dengan kisah-kisah orang-orang yang berhasil mengatasi kegagalan untuk menemukan sesuatu yang lebih besar. Namun seringkali, mereka tidak pernah mencapai pencapaian tersebut tanpa kalah atau gagal terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah Edmonton Oilers pada tahun 1982-83, tim hoki yang sangat bagus. Mereka mencetak 424 gol musim itu (terbanyak hingga saat itu) dan finis di tempat ketiga di liga. The Oilers berhasil melewati babak playoff, hanya kalah satu pertandingan dalam perjalanan ke Final Piala Stanley. Musim semi itu, Wayne Gretzky dan Oilers ditetapkan untuk memenangkan kejuaraan pertama mereka, tetapi segalanya tidak berjalan seperti itu. Mereka pernah disapu kalah dalam empat pertandingan oleh New York Islanders.

Ceritanya tidak berakhir di situ. Oilers menang lima kali selama tujuh tahun berikutnya, mengukuhkan diri mereka sebagai dinasti NHL. Para pemain di tim itu akan memberi tahu Anda bahwa kekalahan adalah guru yang hebat. Apa yang mereka pelajari dari kegagalan menentukan kesuksesan mereka di masa depan, dan ini adalah sesuatu yang perlu kita ajarkan kepada anak-anak kita. Berikut adalah 4 pelajaran penting yang dapat dipelajari putra kita dari kekalahan.

1. Kita belajar dari kegagalan bagaimana cara untuk menang.

Legenda tim Oilers seperti Wayne Gretzky dan Mark Messier menyebut kekalahan tahun 1983 itu sebagai kunci kesuksesan mereka di masa depan. Mereka ingat berjalan melewati ruang ganti tim lawan Islanders dengan harapan melihat kemeriahan perayaan, namun malah melihat sang juara duduk dengan kompres es di tubuh yang sakit. Gretzky berbicara tentang perlunya membawanya ke “tingkat lain” untuk menjadi seorang juara. Inilah yang dilakukan timnya. Pengalaman kehilangan memberi anak laki-laki tongkat pengukur antara di mana dia berada dan di mana dia ingin berada. Dari sana, putra-putra kita dapat membuat kemajuan menuju tujuan mereka.

2. Selalu ada tangan lain, pertandingan lain dan musim lain.

“Meskipun kita semua harus hidup dengan kehilangan, kehilangan tidak boleh menghalangi kita untuk memulai hal baru besok.”

Anak saya marah ketika dia kalah. Tidak peduli apakah itu permainan kartu, perlombaan, atau menonton kekalahan tim yang ia cintai. Saya juga tidak suka kalah. Dalam kasus anak saya, kekalahan membuatnya ingin berhenti. Namun membawanya kembali ke tempat kekalahannya untuk bermain lagi akan mengingatkannya bahwa selalu ada kesempatan lain, pertandingan lain, dan musim lainnya. Salah satu pelajaran penting yang dapat dipelajari putra-putra kita dari kegagalan atau kekalahan adalah bahwa hal itu tidak menentukan siapa kita atau akan menjadi siapa kita nantinya. Meskipun kita semua harus hidup dengan kegagalan dan kekalahan, kegagalan tidak boleh menghalangi kita untuk memulai hari esok yang baru.

3. Kita belajar empati.

Saat atlet profesional memenangkan pertandingan yang sangat intens, kita melihat mereka merayakannya dengan pukulan, selebrasi gol, atau tarian touchdown. Anak-anak kita mungkin tergoda untuk meniru mereka setelah mereka mencetak skor atau kemenangan. Namun seorang pemain sepak bola berusia 8 tahun tidak memiliki ketahanan yang dimiliki atlet profesional dan dapat menganggap perayaan semacam ini sebagai hal yang pribadi. Perayaan yang berlebihan dapat menimbulkan sportivitas yang buruk. Kekalahan mengajarkan putra-putra kita untuk memperhatikan hal ini ketika mereka merayakannya, karena mereka tidak ingin kekalahan menimpa wajah mereka jika keadaan mereka dibalik.

4. Permainan bukan hanya tentang kemenangan.

Ketika saya berusia 24 tahun, saya mendaftar untuk liga hoki pria. Saya bermain di tim yang buruk tetapi menyukai setiap menitnya. Senang sekali bisa bersama teman-teman, memainkan permainan yang saya suka. Yang benar adalah bahwa bermain olahraga dan permainan lainnya akan berjalan seiring dengan kekalahan. Putra-putra kita akan memainkan permainan dimana mereka akan kalah. Kita perlu mengajari mereka bahwa kemenangan bukanlah hal terbaik atau bahkan tujuan terbesar. Tujuan terbesarnya adalah kecintaan pada permainan ini atau pada orang-orang yang bisa kita ajak berbagi permainan tersebut.

Berkumpullah dengan anak-anak Anda dan tanyakan, “Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari melalui kegagalan?”

Sumber : Mike Landry – https://www.allprodad.com

Baca Artikel Terkait Lainnya: