Hidup Tanpa Batas
Bagaimana hidup tanpa batas? Bukan tanpa aturan dan batas-batas, tapi tanpa batas!
Jika kita hidup dalam kurungan dan keterbatasan, kita harus bertanya pada diri kita sendiri: “bagaimana itu bisa terjadi?”. Alkitab menulis tentang apa yang kita BISA lakukan, bukan apa yang TIDAK BISA kita lakukan. Tapi kita, orang-orang percaya sering membuat pilihan yang kedua. Entah kita salah mengerti atau salah menggunakan kata-kataNya sehingga akhirnya keterbatasan itu tercipta.
Saya suka melihat putra bungsu saya yang masih kecil berlari dan bermain. Dia tahu batas-batasnya yaitu untuk tetap ada di halaman rumah tapi dia tidak tahu keterbatasannya. Dia terlalu muda untuk sadar bahwa dia lahir dengan cacat bawaan yaitu perut dan dada terbuka sehingga harus dijahit dan meninggalkan bekas luka panjang dari bawah leher sampai bawah perutnya. Menurutnya bekas luka itu sangat normal dan tidak punya arti apa-apa.
Yang dia tahu, dia suka berlari. Mangkanya dia berlari saja seenaknya. Kenyataan bahwa waktu bayi dia mengalami beberapa operasi berat tidak menghentikannya untuk berlari kesana kemari. Baginya, tidak ada batas!
Tuhan menciptakan kita sebenarnya seperti itu. Kita semua punya bekas luka dan keterbatasan baik itu secara fisik atau emosi. Tapi justru dalam kelemahan itulah kita harus bersukacita karena Tuhan bisa bekerja sempurna dalam kita. 2 Korinstus 12:10: “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat”.
Kita tidak boleh terbatasi oleh bekas luka kita.
Waktu saya kecil saya sering membuat permainan “bagaimana jika?”. Bagaimana jika saya bisa terbang? Maka saya bisa melihat seluruh dunia. Bagaimana jika saya bisa lari tak berhenti? Maka saya bisa keliling dunia. Bagaimana jika saya tidak punya batas? Maka saya bisa hidup maksimal! Lalu dengan cara bagaimana Tuhan membatasi kita? Sedangkan dia memberikan cintaNya dan anakNya yang tunggal untuk kita. Dia bahkan melengkapi kita dengan Roh Kudus supaya kita bisa melakukan kehendakNya. Jadi mana batasnya? Kita sudah disediakan semua yang kita butuhkan untuk hidup maksimal. Karena itu, ayo lakukan sesuatu!
Mari hidup dengan termotivasi oleh kasihNya. Mari jalan di jalur yang diarahkan olehNya. Mari kalahkan rasa takut, rasa bersalah, dan rasa kuatir. Mari ijinkan Dia untuk mengajarkan kita bagaimana hidup dalam kehendakNya dan melengkapi kita dengan hal-hal yan baik. Jika kita mau hidup tanpa batas, kita bisa melayani orang yang terluka kapan saja, membagi hidup dengan yang membutuhkan kapan saja, meraih mimpi, dan lainnya.
Jangan biarkan dunia ini membatasi ruang gerak kita. Berpikir dan bertindaklah dengan maksimal, karena Tuhan kita adalah Tuhan yang lebih dari maksimal.
Sumber : Olive – CBN
Artikel Inspirasi Awal Tahun :
- Tomorrow Will be Better – Hari Esok Akan Lebih Baik
- Terbebas Dari Belenggu Masa Lalu – Masuk Ke Musim Baru
- Tuhan di Segala Musim
- Masuk Musim Yang Baru Dengan Paradigma Baru
- Buatlah Rencana Besar
- Fokus Ke Depan Tinggalkan yang Lalu
- Tips Membuat dan Cara Menerapkan Resolusi Tahun Baru Anda – Bagian 1
- Tips Menciptakan dan Menjaga Resolusi Tahun Baru Anda – Bagian 2
- Tips Membangun dan Cara Mempertahankan Resolusi Tahun Baru Anda – Bagian 3
- Tabula Rasa – Kuasa Papan Tulis Bersih
- Katakan Tidak Pada Status Quo
- Quote dan Kutipan Tentang Perubahan
- Pertanyaan untuk Diajukan di Awal Tahun Baru
- Dua Pemberian Untuk Membuat Awal Baru di Tahun Baru
- Hadapi Tahun Baru Tanpa Rasa Takut
- Cara Mempraktekkan Rasa Syukur di Tahun Baru
- Terus Berjalan Di Tengah Keadaan Sulit
Tahun Baru Dengan Perspektif, Sudut Pandang dan Paradigma Yang Baru
- Perspektif dan Visi : Daud Melihat Gambaran yang Lebih Besar
- Visi : Perspektif Ayub Memisahkan Ia dari Orang Lain
- Identitas : Perspektif yang Seimbang dari Peran Tuhan dan Peran Pemimpin
- Hubungan Seorang Pemimpin dengan Tuhan Membentuk Perspektifnya
- Pemimpin Mengelola Stres Dengan Mengelola Perspektif
- Sikap : Pemimpin Jangan Tersesat dalam Masalah
- Sumberdaya, Kebijaksanaan, dan Orang-orang Datang Mengikuti Komitmen
- Perspektif Kepemimpinan : Tetap Pada Gambaran Besar
- Perspektif: Pemimpin Melukis Gambaran Besar Untuk Orang Lain
- Gairah : Jalankan dengan Hasrat, Tujuan, dan Perspektif
- Perspektif : Pemimpin Harus Mendefinisikan Realitas