Sikap Yoab – Sikap Militia Christi
Hari-hari terakhir ini kita diperhadapkan dengan begitu banyak masalah yang melanda bangsa kita. Bencana alam, melemahnya mata uang rupiah, tingginya angka inflasi, naiknya tingkat suku bunga pinjaman bank, bertambahnya angka pengangguran dan kejahatan serta berbagai macam masalah lainnya yang seakan tidak berhenti menyerang Indonesia.
Apa yang harus kita lakukan ketika menghadapi krisis? Firman Tuhan dalam 2 Samuel 10:1-13 mengisahkan kondisi bangsa Israel yang sedang dikepung oleh musuh. Namun, mereka bisa keluar dari krisis dan akhirnya menjadi pemenang. Dalam tulisan ini, kami ingin mengajak Anda untuk menarik pelajaran dari kisah Yoab, tentara yang gagah berani dalam menghadapi peperangan di sepanjang perjalanannya sebagai Panglima Israel.

Sikap Yoab, Sikap Militia Christi
1. Bersepakat
“Lalu berkatalah Yoab: Jika orang Aram itu lebih kuat dari padaku, maka haruslah engkau menolong aku, tetapi jika bani Amon itu lebih kuat dari padamu, maka aku akan datang menolong engkau.” (2 Samuel 10:11). Selain menyusun strategi, Yoab mencari seorang partner untuk dapat saling mendukung. Ia menempatkan sebagian dari tentara Israel di bawah pimpinan Abisai, adiknya, untuk menghadapi bani Amon, sementara Yoab sendiri berperang menghadapi bani Moab. Di dalam menghadapi tekanan, kita perlu menemukan rekan-rekan yang dapat mendukung kita dan bersepakat untuk maju bersama-sama menghadapi masalah tersebut. Apabila Anda belum menemukan mitra yang tepat, akan sangat baik jika Anda dapat menemukan dukungan dari saudara-saudara seiman di dalam kelompok sel.
2. Beriman
“Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita…” (2 Samuel 10:12). Yoab menguatkan imannya dan iman Abisai kepada Tuhan. Mereka juga menyadari bahwa mereka berperang bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk membela bangsa mereka. Pada titik ini, semua kepentingan pribadi disingkirkan untuk kepentingan bersama. Ketika masalah datang, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan sanggup membuat mujizat dan mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Teguhkan dan kuatkan hati kita karena ada banyak orang yang akan dikuatkan dengan proses yang sedang kita lalui.
3. Berserah
“TUHAN kiranya melakukan yang baik di mataNya.” (2 Samuel 10:12). Yoab menyerahkan seluruh hasil peperangan ke dalam tangan Tuhan. Ia tahu bahwa dalam keadaan krisis hanya Tuhan yang sanggup meluputkan dia dan pasukan yang dipimpinnya. Apapun hasil akhir yang terjadi, rencana Tuhan tetap yang terbaik bagi mereka. Berserah kepada Tuhan adalah kunci kemenangan. Tuhan akan memberikan kemenangan kepada orang-orang yang berserah dan mengandalkan Tuhan.

4. Berperang
Lalu Yoab dan tentara yang bersama-sama dengan dia maju berperang melawan orang Aram dan orang-orang itu melarikan diri dari hadapannya, ” (2 Samuel 10:13). Yoab tidak hanya menyalahkan keadaan atau pasrah menunggu nasib. la terus melangkah maju menghadapi musuh yang mengepung mereka. Berkat pertolongan Tuhan, mereka akhirnya keluar dari krisis sebagai pemenang.
Di tahun yang tidak mudah ini, milikilah suatu keyakinan yang kuat bahwa Tuhan yang akan berperang bagi kita dan kemenangan telah menjadi bagian kita. Bertindaklah dan mulailah melangkah dalam ketaatan maka mujizat Tuhan akan dinyatakan dalam kehidupan kita.
Sumber : Nathan Tanugraha – Ridmag vol. 13
Baca Artikel Kebangkitan Orang Muda Lainnya :