Bangkit Dari Depresi
Apakah Anda mengalami beberapa hal berikut ini ?
- Merasa sedih berkepanjangan
- Merasa kecil hati mengenai masa depan
- Merasa gagal
- Membenci diri sendiri, menyalahkan diri
- Merasa bersalah terus-menerus
- Kehilangan minat terhadap orang lain/ tidak peduli
- Sulit mengambil keputusan sehingga sering menunda
- Penurunan motivasi dalam melakukan berbagai aktivitas
- Mengalami kesulitan tidur
- Nafsu makan menurun
- Merasa cemas mengenai banyak hal
Bila Anda mengalami beberapa hal tersebut sekaligus, kemungkinan Anda mengalami Depresi. Dalam kenyataannya depresi cukup sering terjadi karena banyak hal, salah satunya karena adanya problem finansial. Tulisan ini adalah kabar baik bagi Anda yang sedang mengalaminya.
Apakah Depresi?
Secara sederhana depresi adalah kondisi ketika perasaan menjadi murung; kehilangan pengharapan; rasa tidak berdaya; kehilangan gairah; tidak bahagia. Kondisi ini bukan hanya dialami dalam sehari, melainkan relatif menetap dalam kurun waktu tertentu.

Depresi memiliki beberapa level dan yang terparah adalah kehilangan pengharapan dan semangat hidup yang membuat sesorang melakukan tindakan bunuh diri. Sebagai contoh di dunia hiburan, kita pernah digemparkan oleh kasus bunuh diri aktor komedian ternama Robin Williams, yang disebut-sebut mengalami depresi.
Penyebab Depresi dan Cara Mengatasinya
Ada beberapa penyebab depresi, namun tulisan ini membahas penyebab depresi dari tinjauan kognitif atau ditinjau dari cara berpikir. Depresi dipandang sebagai akibat dari pola pikir yang salah dan Anda akan lihat beberapa pola pikir tersebut serta cara
mengatasinya:
- Segalanya atau Tidak Sama Sekali (All or nothing)
Yaitu pemikiran yang menggolongkan sesuatu berdasarkan dua kutub ekstrem: berhasil Vs gagal. Contoh : Pengusaha yang biasa naik mobil mewah sedang mengalami penurunan bisnis sehingga ia harus beralih memakai mobil yang tidak mewah dan ia menganggap dirinya seorang yang gagal. Seorang salesman yang tidak mencapai target di satu bulan
menganggap dirinya gagal sebagai sales. Padahal di bulan-bulan sebelumnya ia pernah mencapai target. Pelajar yang terbiasa mendapatkan ranking satu di kelas dan suatu saat harus turun menjadi ranking tiga, sudah menganggap dirinya gagal. “Aku harus menjadi yang terbaik (all) atau aku bukan siapa-siapa (nothing)”

Cara mengatasi : Singkirkan pemikiran bahwa Anda hanya bisa berpijak di salah satu sisi dari dua kutub ekstrem. Melainkan sadari bahwa Anda dapat berdiri di bagian manapun di antara dua kutub tersebut dan tetap dapat menikmati hidup. Orang yang memiliki pemikiran all or nothing bisa jadi memiliki pengalaman kurang diterima/dikasihi oleh orang tua bila ia tidak berprestasi. Oleh sebab itu, pemulihan gambar diri dan kasih Bapa Surgawi perlu ia alami.
- Terlalu Fokus pada Hal Negatif dan Mengabaikan yang Positif
Bila Anda terus-menerus memikirkan hal yang negatif, hal itu menjadi makin membesar. Seperti bola salju yang awalnya hanya seukuran bola tenis, tapi bergulir terus menuruni bukit sampai akhirnya menjadi berukuran sebesar tubuh Anda. Anda tahu kacang tanah? kecil kan? tapi bila Anda taruh kacang tersebut sangat dekat ke mata Anda, akan terlihat besar bukan? Bila Anda berfokus pada kesulitan finansial dan mengabaikan bagaimana Tuhan memelihara Anda selama ini, bola salju akan terus bergulir dan beban Anda terasa semakin berat. Contoh di atas tentang pengusaha dan mobil mewah, alih-alih bersyukur bahwa ia masih punya mobil, malah sedih memikirkan penurunan yang terjadi.
Cara mengatasi : Fokuslah pada hal yang positif dengan cara berlatih menghitung berkat sehari-hari, dari berkat kecil sekalipun. Tuliskan daftar berkat Anda, bacalah setiap hari dan kemungkinan Anda akan dapat menambahkan satu dua hal pada daftar tersebut di hari berikutnya. Selain itu, perluas jarak pandang Anda dengan cara merenungkan kondisi orang lain yang lebih sulit dari Anda. Bukan berarti Anda senang atas kesulitan orang lain,
tetapi sekadar membuka pandangan yang selama ini mungkin hanya berfokus pada kesulitan diri sendiri.
- Memberi Label Permanen
Ketika Anda mengalami suatu hal yang kurang beruntung, mungkin satu atau beberapa kali dalam rentang hidup yang panjang. Anda kemudian memberikan label secara permanen. Label tersebut Anda tempelkan di kening Anda dan bunyinya, “Saya orang yang sial atau “Saya orang yang bodoh” atau “Saya orang yang ditakdirkan gagal” atau “Saya miskin dan selamanya akan miskin.”

Cara mengatasi : Silakan memberi label, tetapi bersifat non-permanen. Contoh label non permanen adalah, “Ya, memang betul saat ini saya kurang beruntung tetapi ini tidak selamanya karena di masa lalu saya pernah beruntung yaitu…”; “Ya, memang betul kondisi keuangan saya sulit saat ini, tetapi saya memiliki Tuhan Yesus yang adalah sumber berkat dan sumber pengharapan dan terlebih lagi Dia adalah Bapa yang bertanggung jawab atas hidup anakNya.”
Bacalah Matius 6: 25-34 perkataan Tuhan Yesus tentang Hal Kekuatiran. Bacalah buku kesaksian mengenai orang yang mengalami terobosan dalam hidupnya, ikutlah kelompok sel agar Anda mendapatkan dukungan sosial yang penting untuk membangun iman Anda. Selamat bangkit dari depresi dan Tuhan Yesus memberkati!
Oleh : Passion – Konsultan Psikologi
Suilyana O. Sewucipto, M.Si, PSi
Jl. Kelapa Hibrida Raya Blok QJ9/ no.6
Kelapa Gading, Jakarta Utara
Sumber : Ridmag vol. 19