Holyland Tour & Bible SiteLokasi Penting & Bible Sites

Niniwe – Kota Kelam yang Selamat dari Petaka Melalui Pertobatan

Nama Kota Niniwe menerjemahkan kata “asyur Ninua”. Salinan nama Nina dalam bahasa Sumer awal. Nama dewi Isytar yang ditulis dengan tanda berupa lukisan seekor ikan dalam kandungan. Kendati lukisan itu mengingatkan peristiwa Yunus, mungkin tidak ada hubungannya dengan kata lbrani nun, ‘ikan’. Niniwe merupakan kota terkemuka dan ibukota terakhir Asyur. Puing-puingnya ditandai oleh tumpukan-tumpukan yang disebut Kuyunjik dan nabi Yunus pada Sungai Tigris di sebelah Mosul, Irak saat ini.

peta lokasi Niniwe

Sejarah Niniwe

Kota Niniwe adalah sebuah kota tua. Kota yang didirikan setelah manusia terpencar dari menara Babel. Kota Niniwe adalah kota metropolitan pada zamannya. Menurut Kejadian 10:11, Niniwe dan kota-kota lain di utara didirikan oleh Nimrod atau Asyur sesudah meninggalkan Babel. Penggalian di kedalaman 25 m sampai pada tanah yang masih dalam bentuk asli memperlihatkan bahwa situs itu telah dihuni sejak zaman prasejarah.

Pada awal milenium kedua, Niniwe berhubungan dengan koloni Asyur Kanish di Kapadokia, pada saat Asyur memperoleh kemerdekaannya di bawah pimpinan Syamsyi-Adad (+1800 SM) dan saat kuil Isytar (yang disebut Emash-mash) dipugar. Hammurabi dari Babel (+1750 SM) memperindah kuil itu, tapi perluasan kota baru dilaksanakan setelah kebangkitan Asyur di bawah pimpinan Salmaneser I. Pada pemerintahan Tiglat-Pileser I, Niniwe menjadi istana di samping istana Asyur dan Kalah. Asyurnasirpal 11 – Sargon II mempunyai istana di sana. Mungkin sekali upeti Menahem tahun 744 SM (2 Raja-raja 15:20) dan upeti Samaria tahun 722 SM (Yesaya 8:4) diantar langsung ke Niniwe.

Ada banyak perang dan
pendudukan di Niniwe

Sanherib, dengan bantuan ratunya Naqi’a-Zakutu yang berasal dari Semit Barat, membangun lagi dan memperluas Niniwe, termasuk benteng pertahanannya, tembok kota dan sumber air minum. la membangun saluran sepanjang 48 km dari bendungan Sungai Gomel ke utara, dan mengarahkan arus Sungai Khasr, ke arah timur. Dia juga menyediakan gedung-gedung perkantoran dan taman-taman. Tembok istananya yang baru dihiasi dengan gambar-gambar timbul yang melukiskan kemenangan-kemenangannya, termasuk pengepungan sukses atas Lakhis. Upeti dari Hizkia raja Yehuda (2 Raja-raja 18:14) dikirim ke Niniwe (Raja-raja 19:36; Yesaya 37:37). Mungkin sekali kuil Nisroh dimana dia dibunuh, terletak di Niniwe. Cerita mengenai serangannya atas Hizkia di Yerusalem dicatat pada prisma tanah liat (Taylor-Prism) di pondasi Niniwe.

Asyurbanipal (669-627 SM) sebagai putra mahkota menjadikan Niniwe tempat tinggalnya yang utama. Pahatan gambar-gambar timbul di istananya, yang melukiskan pemburuan singa, termasuk contoh terbaik bentuk seni Asyur. Jatuhnya kota besar Niniwe yang dinubuatkan oleh nabi Nahum dan Zefanya, terjadi pada Agustus 612 SM. Tawarikh Babel mencatat bagaimana kekuatan terpadu dari orang Madai, Babel dan Skit mengepung kota itu, yang jatuh akibat luapan air sungai yang bendungannya dibobol (Nahum 2:6-8). Niniwe dirampas oleh orang Madai, dan raja Sin-shar-ishkun dibakar, tapi keluarganya meloloskan diri. Niniwe menjadi timbunan puing yang sunyi sampai sekarang (Nahum 2:10; 3:7). Waktu Xenophon dan tentara Yunani mundur melewatinya tahun 401 SM, kota itu sudah menjadi puing-puing yang tidak dikenal lagi.

Pada puncak kemakmurannya, Niniwe dikelilingi oleh tembok dalam, panjangnya 12 km. Di dalam tembok itu – menurut penyelidikan Felix Jones tahun 1834 – dapat tinggal 175.000 orang. Penduduk kota besar ini dikatakan dalam Kitab Yunus 1:2; 3:2, jumlahnya 120.000 jiwa, yang tidak mengetahui yang baik dan yang jahat. Angka ini cocok dengan 69.574 penduduk Nimrud pada tahun 879 SM.

Luas kota Niniwe memerlukan ‘tiga hari perjalanan (Yunus 3:3), mungkin meliputi wilayah administratif Niniwe itu, yang kurang lebih 70 km luasnya (Hatra-Khorsabad Nimrud). Ungkapan Yunus 3:4 mengenai “satu hari perjalanan jauhnya” nampaknya merujuk pada jauh jarak dari pinggir kota bagian selatan (Balawat) ke utara kota itu. Ayat ini bisajuga berarti perjalanan satu hari dari perbatasan sampai ke kota, satu hari urusan kota, kemudian satu hari pulang. Tidak ada bukti luar mengenai pertobatan penduduk Niniwe (Yunus 3:4-5), kecuali naskah dari Gozan yang menceritakan gerhana total pada thn 763 SM diikuti banjir dan bala kelaparan. Tanda-tanda ini dianggap orang Asyur sebagai hukuman atas raja, yang untuk sementara akan mengundurkan diri (bnd Yunus 3:6). Tanda-tanda seperti itu, termasuk gempa bumi pada zaman Yunus bin Amitai (2 Raja-raja 14:25), yang mungkin menyebabkan perlakuan yang dipuji Yesus dalam Lukas 11:30; Matius 12:41.

Niniwe Modern

Kota Niniwe yang dulu dijuluki Penumpah Darah kini jejak sejarahnya ditemukan dalam kawasan kota Mosul, Irak. Keindahannya memang luar biasa dan bernilai seni sejarah dan peradapan tinggi. Betapa tidak, dalam kawasan ini ditemukan sejumlah benda peninggalan sejarah sisa-sisa reruntuhan Niniwe antara lain: pekuburan, masjid, dan istana Esarhadon yang ditemukan di gundukan Nabi Yunus. Sementara di gundukan Kuyunjik ditemukan benda sejarah sebagai bukti kejayaan Niniwe pada masa lampau, antara lain ribuan lempeng berhuruf paku dari perpustakaan Asyurbanipal. Di sekitar gundukan tersebut juga ditemukan reruntuhan puing-puing bangunan istana candi Sanherib Palace. Asyurbanipal terdiri beberapa ruangan yang indah mempesona. Menurut Layard, puing-puing istana kediaman Raja Asyria berkesan saat masuk melalui gapura yang dijaga singa atau lembu raksasa dari batu pualam putih.

pertobatan kota Niniwe

Perpustakaan Egegik yang digali abad ke 7 SM, perpustakaan Ashurbanipal yang menyimpan 20.000 naskah tanah liat, prasasti agama, sastra literatur ilmiah, catatan sejarah, instrumen hukum lainnya. Luas kota Niniwe menurut sejarawan Yunani Diodorus adalah empat sisi panjang 480 sida atau 90 KM dan letaknya sangat strategis di tengah laut Tengah dan samudera Hindia membuat wilayah Niniwe sebagai jalur sutera perdagangan dan pusat ekonomi yang berdampak kota ini menjadi salah satu kota terbesar, terkaya pada zaman purba di Mesopotamia.

Sumber : Fedrichsen – Ridmag vol. 21

Baca Artikel Situs Alkitab dan Lokasi Penting Lainnya:

Baca Berita Utama Terkait :