Holyland Tour & Bible SiteIsrael - Informasi Fakta DataLokasi Penting & Bible Sites

Wisata Rohani di Bukit Sion

Bukit Sion
Dataran tinggi di sebelah barat Yerusalem kini disebut Bukit Sion. Namun aslinya nama itu milik benteng orang-orang Yebus. Sesudah benteng itu direbut oleh Raja Daud, ia menamakannya Kota Daud, sebagaimana tercatat dalam kitab kedua Samuel, Daud berhasil merebut benteng Sion dan mendudukinya. Ia menamakannya Kota Daud. Kota itu dibangunnya di sekeliling benteng itu, mulai dari sebelah timur bukit (2 Sam 5:9). Setelah Tabut Perjanjian dipindahkan ke bukit di mana kemudian didirikan Bait Suci, bukit itulah mulai disebut Sion atau Bukit Sion.

Di zaman Herodes muncul keyakinan bahwa Daud mendirikan bagian barat Kota Jerusalem. Keyakinan itu dilestarikan dalam nama Menara Daud. Setelah Yerusalem dihancurkan oleh Roma, umat Kristen mulai tinggal di bukit bagian barat, sekitar Gereja Senakel. Maka bukit di mana terletak Senakel itu disamakan dengan Bukit Sion yang dikenal dari Alkitab. Sejak itu nama tersebut dipakai secara resmi. Namun Bukit Sion yang dikenal dari Perjanjian Lama sesungguhnya tidak sama dengan Bukit Sion menurut umat Kristen.

Makam Maria
Menurut tradisi Kristen, St. Maria, Bunda Yesus, wafat dan dimakamkan di kota Jerusalem. Kedua tempat itu diabadikan dengan Basilika Dormitio di Bukit Zion, tidak jauh dari Senakel (Ruangan Perjamuan Terakhir), dan dengan Gereja Makam St. Maria di Lembah Kidron, tidak jauh dari Getsemani. Makam Maria sejak semula dihormati oleh jemaah Kristen-Yahudi. Sejak abad V, makam itu diurus oleh orang-orang Kristen bukan Yahudi. Semasa pemerintahan Kaisar Mauritius (582-602), di atas makam itu didirikan sebuah gereja lagi, sehingga makam semula menjadi kapel bawah tersendiri.

Para pejuang Perang Salib yang telah merenovasi gereja, mempertahankan susunannya dan kedua bagiannya, yaitu atas dan bawah, tetapi menambahkan sebuah biara yang diserahkan kepada Ordo St. Benediktus (OSB). Biara itu mirip benteng, dan reruntuhannya ditemukan dekat gereja pada tahun 1937. Pada tahun 1187 biara dan gereja bagian atas dihancurkan oleh tentara Saladin, tetapi bagian bawah luput, karena orang-orang Islam juga menghormati Bunda Maria. Tempat ini selalu menjadi pusat ibadah Kristen di kota suci Jerusalem.

Sejak abad XIV hingga XVIII para biarawan OFM mengadakan renovasi besar-besaran di tempat suci ini. Pada waktu itu, tempat ini memang dalam pengurusan mereka. Tetap pada tahun 1757 mereka disingkirkan dari sini dan pengawasan atas Makam Bunda Maria diserahkan kepada Gereja Ortodoks Yunani dan Armenia. Pada masa kini orang-orang Katolik boleh mengadakan ibadah di sini hanya 3 kali setahun, termasuk tgl. 15 Agustus, pada hari raya Maria diangkat ke Surga. Di sebelah kiri kapel makam ini ada altar St. Yoakhim dan Anna, orang tua Bunda Maria. Pada tahun 1161 di sini dimakamkan Ratu Melisenda, putri Baldwin I. Di sebelah kanan ada altar St. Yosef di mana dimakamkan Maria, istri Baldwin III serta Konstantia, ibu Pangeran Antiokhia.

Gereja Maria Diangkat ke Surga
Gereja ini berdiri di atas Makam Bunda Maria dan sama seperti Makam Maria, ditangani oleh Gereja Ortodoks Yunani.

Basilika Dormitio (Tertidurnya Bunda Maria)
Basilika ini berdiri di Bukit Sion, tidak jauh dari Senakel. Menurut suatu tradisi yang layak dipercaya, Bunda Maria tinggal di ruangan Senakel hingga hari “tertidurnya” (Latinnya : dormitio). Tradisi ini dibenarkan oleh Patriark Sofronius yang menggembalakan umat Yerusalem pada pertengahan abad VII. Dalam sebuah madah yang mengidungkan keagungan “Sion yang Suci” disebutnya batu di mana Bunda Maria istirahat sebelum meninggal dunia. Dalam sebuah basilika yang didirikan oleh para pejuang Perang Salib dekat Senakel, peristiwa tertidurnya Bunda Maria dikenang juga.

Namun dengan lajunya waktu, basilika itu hancur. Pada tahun 1898 tempat-tempat suci di Israel dikunjungi oleh Kaisar Jerman Wilhelm II. Tempat yang diyakini sebagai tempat tertidurnya Bunda Maria pada kunjungan itu dihadiahkan kepada Kaisar oleh Sultan Abdul Hamid. Yayasan Pro Palestina di Koln mulai mengumpulkan dana untuk mendirikan basilika. Pemeliharaan basilika yang diresmikan pada tahun 1910 diserahkan kepada Ordo St. Benediktus (OSB). Basilika ini dibangun menurut rancangan H. Renard. Sebagai bangunan kukuh, basilika ini mirip sebuah benteng Abad Pertengahan. Di dalamnya terdapat banyak mosaik, antara lain tanda-tanda zodiak. Di bawah basilika terdapat kapel, dan di tengahnya dibuat arca Bunda Maria yang sedang tertidur.

Senakel (Ruang Perjamuan) dan Makam Raja Daud
Di dekat Basilika Tertidurnya Bunda Maria terdapat Senakel, yang artinya Ruangan Perjamuan Terakhir. Tempat ini sangat dihormati oleh seluruh umat Kristen, sebab di situlah Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir menjelang wafatNya sambil mengadakan sakramen ekaristi dan imamat. Di situ pula Yesus yang telah bangkit menampakkan dirinya kepada para rasulnya, dan di situlah Roh Kudus turun atas para rasul dan sejumlah anggota Gereja masa awal ( peristiwa Pantekosta, Kis 2). Peristiwa Perjamuan Terakhir dapat dibaca dalam Injil Matius (26:17-25), Markus (14:12-21) dan Lukas (22:7-14, 21-23).

Ruangan itu cukup besar dan terletak di bagian atas rumah. Inilah sebabnya rumah itu dari dulu disebut “Induk segala gereja”; rumah itu terdiri dari dua kapel, bawah dan atas. Di tempat itu pula menjelang Perjamuan Terakhir, Yesus membasuh kaki para rasulnya (Yoh 13:21-30). Menurut Kisah Para Rasul, di ruangan Senakel diadakan pemilihan rasul pengganti Yudas (Kis 1:15-26). Pada waktu itu Petrus untuk pertama kalinya tampil sebagai pemimpin Gereja. Senakel boleh dipandang sebagai tempat pertama ibadah umat Kristen. Misa diadakan di sini tanpa henti-hentinya sejak zaman para rasul sampai pertengahan abad XVI.

Di sekitar tahun 135 masehi, di dekat Senakel telah didirikan sebuah bangunan yang kini disebut Makam Daud. Di tempat itu umat Kristen berkumpul dulu untuk mengadakan ibadah harian. Senakel dikhususkan untuk perayaan ekaristi saja. Pada abad IV, dekat Senakel didirikan sebuah basilika baru yang bernama Sion Suci. Di dalam basilika itu dihormati Tiang Penyesahan Yesus, relikui St. Stefanus, martir pertama yang ditemukan pada tahun 415; pada tgl. 25 Desember dirayakan peringatan Raja Daud serta St. Yakobus, uskup pertama Yerusalem.

Basilika itu dihancurkan oleh tentara Persia pada tahun 614, lalu dibangun kembali, dan akhirnya dirubuhkan lagi oleh tentara Islam. Pada waktu para pejuang Perang Salib datang ke Yerusalem, basilika itu sudah hancur sama sekali. Yang luput dari kehancuran ialah “ruangan atas” saja. Lalu mulai dibangun basilika baru, indah dan besar. Pada tahun 1187, setelah Yerusalem dikalahkan oleh Saladin, Senakel diserahkan kepada tangan Siria. Para peziarah boleh mengunjunginya, sedangkan para imam Katolik boleh mempersembahkan misa di dalamnya. Tetapi basilika yang didirikan semasa Perang Salib, karena tidak terpelihara, hancur juga akhirnya.

Pada abad XIV, pemeliharaan atas Senakel diserahkan kepada Ordo OFM. Sejak itu pimpinan OFM di Yerusalem bergelar “Guardian Bukit Sion”. Para biarawan OFM bertahan di sini selama seabad saja. Umat Muslim, berdasarkan tradisi Yahudi bahwa di tempat itu dimakamkan Nabi Daud, mendesak supaya tempat itu diserahkan kepada mereka. Padahal dapat dipastikan bahwa Daud tidak pernah dimakamkan di situ. Sejak tahun 1551 para biarawan OFM terpaksa meninggalkan tempat suci ini. Senakel diubah menjadi masjid untuk menghormati Nabi Daud. Orang-orang Kristen maupun Yahudi tidak boleh masuk ke dalamnya, dan larangan itu berlaku hingga tahun 1948. Namun sampai sekarang umat Katolik tidak pernah diizinkan merayakan misa di tempat ini.

Bangunan yang dapat disaksikan sekarang masih mempertahankan susunan berlantai dua. Ruangan atas (15.30 m x 9.40 m) terbagi dua oleh tiga tiang. Inilah ruangan ekaristi pertama, ruangan diadakannya sakramen imamat Perjanjian Baru. Di sudut barat daya ruangan ini terlihat tangga yang mempersatukan kedua lantai. Di sebelah timur ruangan ini ada 8 anak tangga yang menuju ke kapel di mana Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta.

Para pejuang Perang Salib secara simbolis menempatkan di sini sebuah makam untuk menghormati Raja Daud, tetapi mereka melakukannya karena sejak awal kekristenan raja itu diperingati di sini secara liturgis. Pada tahun 1928 di tembok sebelah selatan dibuat mihrab, tempat kiblat para pendoa beragama Islam. Ruangan bawah terbagi dua juga. Di bagian barat, dulu Yesus membasuh kaki para rasulnya, sedangkan di bagian timur Yesus menampakkan dirinya sesudah bangkit.

Walaupun orang-orang Yahudi tahu bahwa tempat ini tidak mungkin pernah dipakai sebagai makam Raja Daud (ia pasti dikuburkan di sebelah selatan Bukit Ofel), mereka menghiasi tempat ini dengan panji-panji keagamaan mereka dan menjadikannya tempat kultus nasional. Makam Daud dibuat dari batu, diselubungi dengan kain khusus berwarna merah dengan motif “bintang Daud” dan dilengkapi dengan beberapa mahkota perak yang dulu dipakai pada pucuk Penutup Gulungan Taurat. Semua hiasan ini dibawa ke sini dari berbagai sinagoga yang dihancurkan oleh Nazi. Orang-orang Yahudi berdoa di sini sepanjang tahun, khususnya pada hari raya Shevat, hari kematian Daud.

Gereja Ayam Berkokok
Keluar dari kompleks sekitar Senakel, di lereng sebelah timur Bukit Sion berdiri sebuah gereja indah, Gereja Saint Peter In Galicantu atau Gereja Santo Petrus Ayam Berkokok. Gereja ini didirikan di atas bekas istana Kayafas, yang menjabat Imam Besar pada saat Yesus disalibkan. Di situlah Petrus menangis, ketika ayam berkokok dan ramalan Yesus digenapi, yaitu bahwa dia, Petrus, akan menyangkaliNya sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok dua kali (Matius 26:34 ; Markus 14:30 ; Yohanes 13:38).

Sebelum gereja yang sekarang ini, yang baru didirikan pada tahun 1931 oleh para biarawan Asumsionis, sudah pernah ada gereja yang lain di tempat itu, yaitu pada zaman Bizantium, yang baru ditemukan pada saat penggalian arkeologis dilaksanakan di tempat itu. Dari gereja itu orang dapat menikmati pemandangan yang indah keseluruh Lembah Kidron, Kota Daud, dan Siloam. Setelah dikhianati dan ditangkap di Taman Getsemani, Yesus di bawa ke istana Imam Besar Kayafas. Disitulah Dia tinggal sisa malam itu dan di situ pulalah Dia diadili untuk pertama kalinya (Matius 26,57-63 ; Markus 14,53-65 ; Lukas 22,63-71 ; Yohanes 18,12-14).

Berdasarkan hasil penggalian arkeologis & cerita tradisi tersebut di atas, yaitu bahwa gereja itu berdiri di tempat di mana dulu istana Kayafas berdiri, dapat dipastikan kebenarannya. Di sebelah gereja ditemukan sebuah tangga batu (holy stairs) yang telah berumur lebih dari 2000 tahun ; jadi sudah ada di zaman Yesus. Pada waktu itu istana Kayafas letaknya di dalam tembok kota. Sangat mungkin sekali, bahwa Yesus telah berjalan di atas tangga batu itu dalam perjalanan menuju istana Imam Besar Kayafas, karena jalan terpendek dari Taman Getsemani menuju istana Imam Besar melalui tangga ini.

Sumber : Berbagai sumber

Baca juga berita terkait :

Ziarah Holyland di Jerusalem :

Al Haram As Syarif-Al Aqsa
Bukit Golgota
Bukit Sion
Bukit Zaitun
Getsemani
Kolam Betesda
Lembah Kidron
Menorah Knesset
Museum Israel
Tembok Ratapan
Via Dolorosa
Yad Vashem

Lokasi Ziarah Holyland di Luar Jerusalem :

Acre – Kota Akko
Banias
Betlehem
Bukit Sabda Bahagia
Kota dan Danau Tiberias
Ein Karem
Gunung Hermon
Gunung Tabor
Haifa
Kaisarea Maritim
Kana
Kapernaum
Kursi Gerasa
Laut Mati
Massada
Megido
Nazareth
Qumran
Sungai Jordan
Tabernakel di Taman Timna
Tabgha
Yeriko (Jericho)
Rosh Hanikra

Lokasi Holyland Tour Diluar Israel :
Gereja Sampah di Cairo Mesir
Gunung Sinai di Mesir
Petra Yordania
Piramida Giza dan Patung Sphinx
Sungai Nil, Terusan Suez, Mata Air Mara

Baca berita utama :