Holyland Tour & Bible SiteLokasi Penting & Bible Sites

Yope – Kota Penginjilan Kontekstual

Yope (lbrani: Yafo; Yunani: Loppe; Arab: Yafa; Modern: Jaffa) adalah sebuah kota dekat Laut Tengah yang dihuni orang sejak zaman batu. Yope merupakan pelabuhan alam satu-satunya antara Teluk Akko (dekat Haifa modern) dan Mesir, karena itu Yope sudah lama mempunyai kedudukan penting. Penggalian menunjukkan bahwa Yope dibangun pada abad 17 SM, bahkan mungkin lebih dini lagi. Sesudah orang Israel menduduki tanah Kanaan Yope menjadi kota perbatasan dengan Dan (Yosua 19:46), tapi segera direbut oleh orang Filistin. Sesudah itu Yope jarang dikuasai Israel, kendati tetap berperan sebagai pelabuhan laut bagi Yerusalem, yang jaraknya 55 Km. Kini Yope merupakan bagian dari kota Tel Aviv – Jaffa.

Antara Yope, Dorkas, dan Janda-Janda Miskin

Sebagai pusat ekonomi dan jalur perdagangan, karena merupakan pelabuhan yang penting di selatan Palestina, tentu Yope menjadi kota yang maju. Di tengah-tengah hiruk pikuk kota Yope yang cenderung menawarkan budaya individualism dan hedonisme, di mana banyak orang hanya memikirkan dirinya sendiri, dan tidak peduli dengan kesusahan dan penderitaan yang dialami oleh orang lain, hiduplah seorang murid Tuhan yang bernama Tabitha. “Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita (Dorkas – Yunani). Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.” (Kisah Rasul 9:36)

Pelayanan kontekstual Tabitha / Dorkas

Dorkas menyatakan kasih Allah kepada dunia dengan kepeduliannya kepada janda-janda dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Dorkas memahami betul panggilan hidupnya, yaitu menyatakan kasih Allah kepada dunia. Ia terjun langsung dan secara nyata mengalirkan kasih Allah kepada orang lain, memberkati orang lain dengan apa yang ia miliki dan yang mampu ia perbuat.

Kepeduliannya telah membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Untuk menginjil tidak selalu harus dengan berkhotbah, dengan menunjukkan kepedulian terhadap sesama telah membawa kemuliaan bagi nama Tuhan.

Antara Yope, Petrus, dan Kornelius

Suatu kali di kota Yope jam kira-kira pukul 12 petang, Petrus menerima penglihatan. Tampaklah padanya suatu berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suara yang berkata, “Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!” Tetapi Petrus menjawab, “Tidak, Tuhan tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan tidak tahir”. Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya, “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh kau nyatakan haram” Hal itu terjadi sampai tiga kali dan segera sesudah itu terangkatlah benda itu ke langit. Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu.

Penglihatan Petrus tentang makanan haram

Beberapa hari sebelumnya, di daerah Kaisarea, malaikat Tuhan menampakkan diri dalam sebuah penglihatan kepada Kornelius. Kornelius adalah perwira pasukan romawi (Centurion) yang disebut pasukan Italia. la adalah seorang yang saleh, takut akan Allah, senantiasa memberi sedekah dan setia berdoa kepada Allah. Malaikat Tuhan berkata kepada Kornelius, “Semua doamu dan sedekahmu sudah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau. Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. la menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut.” Sesudah itu ia segera menyuruh orang ke Yope untuk menjemput Petrus.

Ketika Petrus bertemu dengan Kornelius di Kaesarea Maritima, barulah ia mengerti maksud dari penglihatan yang diterimanya di Yope. Dan sementara Petrus menginjili Kornelius, turunlah Roh Kudus ke atas Kornelius dan seisi rumahnya sehingga mereka semua berkata-kata dalam bahasa Roh dan memuliakan Allah. Peristiwa itu membuat orang-orang dari golongan bersunat yang menyertai Petrus sendiri pun ikut terheran.

Baptisan Kornelius merupakan peristiwa penting dalam sejarah kekristenan. Pintu gereja, yang saat itu hanya terbuka untuk orang-orang yang bersunat (orang-orang Yahudi) dan menuruti 613 perintah Taurat, sekarang terbuka untuk orang-orang non-Yahudi yang tidak bersunat, tanpa harus melalui upacara masuk menjadi orang Yahudi.

Sudah tiba wakunya kita menjadi saksi Kristus di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kisah Rasul 1:8)

Sumber : Fedrichsen – Ridmag vol. 18

Baca Artikel Situs Alkitab dan Lokasi Penting Lainnya:

Baca Berita Utama Terkait :

Tips Persiapan Wisata dan Ziarah Rohani