ChurchEdukasi & KesehatanEdukasi TeologiMentoring dan Pemuridan

Kajian Kitab Hagai

Equipping Church Sesi 4 (27 Juni 2024)

Oleh : Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th

Latar Belakang

Pada zaman Hagai, wilayah-wilayah kerajaan Persia yang terpencil mengalami penghentian bantuan langsung dari pemerintah pusat. Prinsip ekonomi lokal bagi bangsa-bangsa jajahan dimulai oleh raja Koresy dan berakhir pada kematian anaknya Kambyses (th. 530-486 B.C).

Sesudah kematian Kambyses, munculah pemberontakan-pemberontakan yang menyebabkan kemacetan dalam bidang ekonomi dan komunikasi di kerajaan Persia bagian Barat sampai keadaan dipulihkan kembali oleh raja baru Darius I.

Dalam situasi tersebut, keadaan Yehuda semakin buruk karena mengalami kelaparan berturut-turut (Hagai 1:9-11; 2 :17-18). Akibatnya orang Yahudi lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dan mengabaikan pekerjaan Tuhan (Hagai 1:2).

Hagai mendorong orang Yahudi untuk meneruskan pembangunan bait Allah, serta mendorong pembaharuan hidup kemasyarakatan melalui penekanan prioritas-prioritas rohani.

Tugas Hagai ialah meyakinkan penduduk Yerusalem dan Yehuda bahwa ketaatan pada kehendak Allah akan menjamin damai sejahtera dan kemakmuran.

Pelayanan Hagai kepada pemimpin-pemimpin bangsa ialah mendorong serta mengingatkan bahwa mereka dipilih dan diperlengkapi Allah untuk tugas istimewa mereka masing-masing (Hagai 2;3 dst).

Penulis dan Waktu Penulisan

Kitab Hagai, Zakharia, Maleakhi berbicara masa setelah pembuangan, pada waktu orang Yahudi diperbolehkan kembali ke Yerusalem.

Hagai dan Zakharia adalah nabi-nabi pertama yang melayani pada zaman tersebut disusul oleh Maleakhi 60 tahun kemudian. Waktu pelayanan Hagai ditentukan mulai masa pemerintahan raja Darius I (Hagai 1:1)

Susunan

Pasal 1:2:1a, berbicara tentang tantangan untuk meneruskan pekerjaan Tuhan.

Pasal 2:1b-10, berbicara tentang hiburan bagi pekerja-pekerja yang kecewa.

Pasal 2:11-20, berbicara tentang janji berkat atas ketaatan.

Pasal 2:21-24, berbicara tentang dorongan dan hiburan bagi Zerubabel.

Ajaran

  • Hagai memusatkan perhatiannya pada bait suci sebagai tempat kehadiran dan kemuliaan Allah (Hagai 1:8 ; 2:4&6).
  • Pekerjaan Tuhan harus selalu mendapat prioritas yang lebih tinggi dari kebutuhan sehari-hari secara material.
  • Ketaatan yang sungguh-sungguh kepada Allah sebagai bukti perbuatan pertobatan (Hagai 1 :7-8).
  • Hagai melihat masa depan yang sangat mulia, dimana bait Allah menjadi pusat bagi semua bangsa (Hagai 2:7-10).

Artikel Selengkapnya :

Materi dan Bahan Pelajaran Equipping Church 2024