ChurchEdukasi & KesehatanEdukasi TeologiMentoring dan Pemuridan

Kajian Kitab Pengkotbah

Equipping Church Sesi 3 (19 Juni 2024)

Oleh : Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th

Pengkhotbah diterjemahkan dari kata “guru” yang merupakan satu jabatan resmi seperti seorang yang mempunyai tugas untuk mengadakan persidagan orang Israel.

Latar belakang sejarah kitab Pengkhotbah adalah kemakmuran dan kekuasaan kehidupan Salomo sendiri. Ada 2 ungkapan yang penting dalam Pengkhotbah, yaitu “segala sesuatu adalah sia-sia” ditulis sebanyak 34 kali dan “di bawah matahari” sebanyak 31 kali.

Ada yang menduga bahwa riwayat hidup seorang manusia yang kaya, bijaksana dan menakjubkan seperti Salomo, seharusnya sangat optimis.

Salomo yang mempunyai semua kesenangan dan kehormatan, kereta perang, kuda, istana dan harta yang melimpah, merasakan bahwa semuanya itu adalah “kesia – siaan dan usaha menjaring angin”. Ia mewakili seluruh umat manusia, ketika ia mengemukakan pertanyaan yang penting, “apakah hidup ini cukup berharga?”.

Pengkhotbah menceritakan pengalaman hidup pribadi Salomo, yang pada saat itu hidup penuh berkat yang berkelimpahan dan kekayaan yang sungguh luar biasa. Saat penuh dengan kelimpahan itulah Salomo merasa bahwa “semuanya sia-sia seperti menjaring angin” namun kekecewaan itu akan hilang dan berganti kesukaan kalau ia melihat “di balik matahari ada siapa?”

Artinya bahwa tiap-tiap orang akan merasa kecewa dan bosan bila berada di bawah matahari terus (bekerja/ mencari harta di bumi) namun ketika kita memandang di balik sumber kehangatan dan terang ini, kepada Pencipta dan Penguasanya maka kita akan mendapati bahwa Dialah satu -satunya yang dapat memuaskan kekosongan dan kelaparan jiwa.

Kitab pengkhotbah tidak mengaku dan tidak juga menyembunyikan adanya dosa dalam diri Salomo, berlainan dengan Mazmur 51 yang merupakan “mazmur penyesalan”

Kitab Pengkhotbah hanya menggambarkan kehampaan “harta di bumi”, agar mendorong manusia untuk “mengumpulkan harta di surga” dan “memikirkan perkara yang di atas, di mana Kristus duduk di sebelah kanan Allah”.

Artinya bahwa tiap-tiap orang akan merasa kecewa dan bosan bila berada di bawah matahari terus (bekerja/ mencari harta di bumi) namun ketika kita memandang di balik sumber kehangatan dan terang ini, kepada Pencipta dan Penguasanya maka kita akan mendapati bahwa Dialah satu–satunya yang dapat memuaskan kekosongan dan kelaparan jiwa.

“Segala sesuatu adalah sia-sia.” Itulah kesimpulan Pengkhotbah setelah ia mengeksplorasi berbagai cara yang ditempuh manusia untuk memuaskan hatinya dan menemukan makna hidupnya di dunia ini.

Perkataan Pengkhotbah itu terdapat pada awal dan akhir kitab Pengkhotbah, yaitu pada 1:2 dan 12:8.

Selain itu, dalam kitab ini kata “sia-sia” dan “kesia-siaan” muncul berulang kali. Hal itu menunjukkan maksud utama penulisan kitab ini, di mana Pengkotbah hendak menekankan kesementaraan dan ketidakberartian segala sesuatu yang ada di dunia ini.

Tujuan

Supaya dengan mengetahui isi Kitab Pengkhotbah, anggota jemaat mengerti bahwa hidupnya merupakan pemberian Allah, yang harus dinikmati dengan rasa penuh tanggung jawab karena akhirnya masing-masing akan diadili oleh Allah.

Isi Kitab

Kitab Pengkhotbah terbagi atas 12 pasal, dan isi Kitab ini mengajarkan bahwa segala sesuatu dari hidup manusia menjadi sia-sia apabila terpisah dari hubungan dengan Allah.

Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Pengkhotbah

1. Pasal 1-2, Ajaran tentang kehidupan yang terbaik. Bagian ini menjelaskan tentang kesia-siaan hidup dan segala yang terbaik bagi manusia hanya diperoleh apabila berada di dalam Tuhan.

2. Pasal 3-6, Ajaran tentang peranan Tuhan dalam hidup manusia. Segala sesuatu dalam hidup manusia itu ada waktunya menurut pemberian Tuhan yang tak dapat ditambahkan atau dikurangi oleh manusia. Mengajar bahwa ketidakadilan yang terjadi di atas dunia akan diadili.

3. Pasal 7-12 mengajarkan tentang kata himat dan penutup.

Ciri Khas Kitab Pengkhotbah

1. Kitab ini sifatnya sangat pribadi, penulis sering kali menggunakan kata ganti “aku”.

2. Melalui sikap pesimisme penulis, kitab ini menyatakan bahwa hidup yang terpisah dari Allah itu sia-sia

3. Inti nasehat Salomo di dalam kitab ini terdapat dalam ayat-ayat terakhir (Pengkotbah 12:13-14).

4. Gaya penulisan kitan ini terputus-putus dan berisi alegoris yang indah tentang seorang yang semakin tua (Pengkotbah 12:2-7).

Daftar Referensi

1. W S Lasor, D A Hubbard, F W Bush; Pengantar Perjanjian Lama; BPK Gunung Mulya 2013

2. W S Lasor, D A Hubbard, F W Bush; Pengantar Perjanjian Lama 1 Taurat & Sejarah; BPK Gunung Mulya 1981

3. Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama; Gandum mas 2004

4. Dr. Blommendaal; Pengantar kepada Perjanjian Lama; BPK Gunung Mulia 2003

5. Jhon Drane, Memahami Perjanjian Lama ; Persekutuan Pembaca Alkitab 2002

Artikel Selengkapnya :

Materi dan Bahan Pelajaran Equipping Church 2024