Tindakan Merusak Diri Sendiri Pada Laki-Laki Muda
“Kau tidak membodohi siapa pun, Bender. Sekrup berikutnya yang akan lepas adalah kamu.” Ingat kalimat itu? Pertama kali saya melihat The Breakfast Club, saya masih remaja. Jadi saya tidak mengerti semua kecemasan remaja. Saat karakter Judd Nelson, John Bender, berhadapan dengan gurunya, Pak Vernon, saya semakin kesal. Saya ingin meneriakinya sampai akhirnya karakter Molly Ringwald, yaitu Claire, melakukannya untukku. “Hentikan!” Claire berteriak dan kemudian mengucapkan kata “berhenti.” Tapi John Bender tidak melakukannya. Dia bahkan lebih marah lagi dan berakhir dengan penahanan oleh polisi pada hari Sabtu.
Remaja berada dalam posisi yang sulit. Mereka berurusan dengan perubahan pada tubuh mereka dan menghadapi luapan emosi. Segala sesuatu yang mereka ketahui sedang berubah. Sepertinya tanah di bawah mereka berguncang seperti gempa bumi. Tidak stabil dan menakutkan. Ketika mereka tidak tahu cara mengatasinya, perilaku destruktif pada remaja menjadi hal biasa. Kita sudah membahas tentang kecenderungan merusak pada gadis remaja. Berikut ini kita akan membicarakan lima kecenderungan merusak diri sendiri pada remaja laki-laki.
Pertama, Banyak Laki-laki Muda Membenamkan Diri dalam Pornografi

Pornografi adalah salah satu tempat termudah bagi remaja laki-laki untuk mencari pelarian. Dorongan tersebut sudah ada, dan pornografi membuat mereka memegang kendali dan merasa berdaya. Namun, pengalaman tersebut hanya bersifat sementara dan jika sudah berakhir, hal ini dapat membuat mereka merasa bersalah atau tertekan. Satu-satunya kelegaan adalah mereka akan lebih banyak berada pada posisi yang sama dan justru terjebak dalam siklus yang mengerikan. Pornografi juga memberi mereka pandangan yang salah mengenai perempuan, hubungan relasi, dan seks. Hal ini bahkan dapat mempengaruhi mereka secara fisik. Penelitian menyebut terjadinya disfungsi ereksi di kalangan remaja yang telah meningkat selama 10 tahun terakhir.
Kedua, Mereka Mengambil Resiko Fisik yang Tidak Sehat
Remaja merasa tak terkalahkan sehingga mereka tidak khawatir akan melukai diri sendiri, dan tentunya tidak khawatir akan kematian. Jadi, banyak di antara mereka yang mengambil risiko fisik sebagai cara untuk meluapkan emosi. Ada seorang mahasiswa yang kehilangan kunci hotelnya, namun alih-alih pergi ke lobi untuk mengambil kunci lain, dia malah pergi ke balkon temannya dan melompat dari satu balkon ke balkon lainnya hingga akhirnya dia tiba di kamarnya. Coba tebak – dia berada di lantai sepuluh hotel itu. Mengemudi kendaraan dengan ngebut hingga 150 km per jam, ada yang mabuk atau fly akibat obat, atau bermain-main di ketinggian, mereka tidak memahami risiko yang mereka ambil.
Ketiga, Mereka Kerap Mendapat Masalah dan Terlibat Perkelahian

Salah satu cara bagi remaja laki-laki untuk merasakan kekuatan dan kepastian adalah dengan melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa memikirkan konsekuensinya. Ini termasuk bertindak diluar nalar dan berkelahi. Mereka menggunakan keduanya untuk mengeluarkan tenaga. Mendapat masalah dapat membuat orang lain terkesan dan membantu mereka merasa memiliki kendali lebih besar. Demikian pula, perkelahian sering kali digunakan agar mereka merasa dihormati.
Keempat, Tidak Sedikit Mereka Menjadi Kejam
Hal yang paling diinginkan remaja adalah perhatian. Menerima perhatian akan menegaskan tentang siapa mereka. Sayangnya, otak mereka belum cukup berkembang untuk sepenuhnya memahami dampak yang mereka timbulkan terhadap orang lain. Mereka akan melakukan tindakan atau mengatakan apapun yang mereka bisa untuk mendapatkan perhatian atau membuat orang tertawa – bahkan dengan mengorbankan orang lain. Jadi, mereka menjadi kejam. Kekejaman itu juga bisa menjadi cara yang tepat untuk melepaskan amarah yang terpendam. Kata-kata dan tindakan yang menyakitkan menimbulkan kerusakan hubungan, perasaan bersalah, atau lebih buruk lagi – hilangnya empati.
Kelima, Banyak Lelaki Muda Memiliki Hubungan Pacaran dan Kencan yang Tidak Sehat

Banyak remaja laki-laki mencari validasi dalam hubungan kencan. Tapi seorang laki-laki bisa kehilangan identitasnya dalam hubungan tersebut, dan menjadi seperti yang diinginkan pacarnya. Namun, godaan yang lebih besar lagi bagi sebagian besar remaja laki-laki adalah menjadikan seks sebagai simbol kejantanan. Dengan cara ini, mereka memandang perempuan sebagai sesuatu yang harus ditaklukkan, bukan sebagai manusia. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam hubungan, terhambatnya pertumbuhan, perasaan bersalah, dan kemungkinan risiko fisik yang bisa mereka alami.
Perilaku destruktif apa lagi yang harus diwaspadai pada remaja? Tentu ada lagi yang lainnya. Sebelum ada satu dua hal menjadi masalah yang tidak dapat dikendalikan oleh remaja laki-laki, mungkin ini saatnya anda sebagai orang tua atau saudara yang mereka hormati berkumpul bersama mereka dan membicarakan tantangan yang mereka alami. Ingat, dukungan kita bisa menyelamatkan para laki-laki muda ini dari jurang kehancuran.
Sumber : https://www.allprodad.com/
Baca Artikel Terkait Lainnya:
- Alasan Hubungan Ayah dan Anak Gadisnya Menjadi Canggung
- Gangguan yang Mengancam Putri Anda
- Tipe Pria yang Harus Dijauhi Anak Gadis Anda
- Mengenal Kecenderungan Gadis Remaja Merusak Diri Sendiri
- Harapan Masyarakat yang Bisa Menghancurkan Seorang Anak Gadis
- Kebohongan Berbahaya yang Dipercaya Gadis Remaja
- Hal Penting yang Dibutuhkan Remaja Anda untuk Menavigasi Masa Depan
- 4 Kekuatan yang Dianggap Anak Sebagai Kelemahan
- Anak Gadis dan Realitas Seks Remaja
- Tanda Peringatan Bunuh Diri