Lingkaran Dalam Dari Sang Pemimpin
Buku 3 Bab 2
Membangun Sebuah Jejaring Hubungan Pribadi Yang Sehat
“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi celakalah orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! (Pengkhotbah 4:9-10)
Setiap pemimpin membutuhkan hubungan di dalam hidupnya yang akan memberi dukungan dan akuntabilitas yang diperlukan. Tak ada manusia yang dapat hidup sendirian. Membangun sebuah jejaring hubungan dengan Allah dan manusia adalah langkah bijak yang harus anda ambil demi menopang kepemimpinan anda seumur hidup.
Para Pemimpin Yang Gagal
Sebuah penelitian pernah dilakukan diantara para gembala dan pemimpin Kristen yang gagal moral (jatuh ke dalam dosa). Beberapa ratus gembala yang mengkompromikan integritas mereka, jatuh ke dalam dosa, dan akhirnya kehilangan pelayanan, telah diwawancarai. Ada tiga pengamatan yang secara terus menerus dapat ditemukan dalam diri para pemimpin yang pernah jatuh ini. Mereka menyatakan:
1. Saya telah berhenti meluangkan waktu-waktu bersendirian saya dengan Allah setiap hari.
2. Saya tidak punya akuntabilitas terhadap orang-orang di dalam hidup saya.
3. Saya tidak pernah berpikir bahwa jenis kegagalan ini dapat terjadi dalam hidup saya.
Apa Yang Kita Butuhkan
Para pemimpin dapat menghindari lubang-lubang bencana dengan cara membangun dan menikmati hubungan-hubungan yang intim dengan:
– Allah (Bapa anda yang ada di sorga)
– Keluarga (pasangan hidup dan anak-anak anda)
– Seorang Paulus (seorang mentor)
– Seorang Barnabas (seorang mitra yang dapat dipercaya)
– Seorang Timotius (seorang yang kurang berpengalaman atau seorang murid yang sedang mengikuti anda)
Mengapa hubungan-hubungan ini begitu penting bagi seorang pemimpin?. Ada beberapa alasan:
1. Setiap pemimpin punya kelemahan.
2. Para pemimpin berada di garis depan dalam peperangan rohani dan amat rentan terhadap serangan.
3. Para pemimpin harus menetapkan suatu standard diri sendiri ketimbang para pengikutnya.
4. Para pemimpin bisa menjadi seperti “para tukang roti yang kelaparan” yang begitu sibuk menyiapkan roti bagi orang-orang lain, namun dia sendiri tidak pernah makan secuilpun.
5. Para pemimpin bisa dibutakan terhadap godaan-godaan kekuasaan dan popularitas.
6. Para pemimpin dapat menjadi terlalu sibuk sehingga kehidupan rohani mereka akan menderita lebih dari semua yang lain.
7. Para pemimpin kerap kali hanya bereaksi terhádap kebutuhan-kebutuhan yang ada dan lupa melatih orang-orang lain untuk masa depan.
Jejaring Anda
Bagaimana keadaan anda? Apakah anda sedang mengalami hubungan akrab yang dapat dipertanggung-jawabkan dalam kehidupan anda sekarang? Ambil waktu sejenak dan lihat diagram berikut. Apakah anda memiliki orang-orang yang bisa mengisi setiap peran yang ada?. Tulislah nama-nama orang yang bisa mengisi setiap peran itu, kemudian pikirkan tentang siapa yang bisa anda dekati untuk mengisi peran-peran yang masih kosong.
– Para Model (Orang-orang yang melakukan apa yang anda ingin lakukan)
– Para Mentor (Orang-orang yang melatih anda)
– Para Pahlawan (Orang-orang yang anda sanjung dan kagumi)
– Lingkaran Dalam (Mereka yang akrab dengan anda)
– Teman Sejawat (Rekan seperjalanan anda)
– Para Pengikut (Orang-orang yang anda pimpin)

Bapa Anda Yang Di Sorga
Meskipun anda seorang pemimpin, anda tidak pernah berhenti menjadi anak Allah. Istilah paling lazim yang dipakai di dalam Perjanjian Baru untuk melukiskan Allah bukanlah Pencipta, Raja, Penguasa, atau Juruselamat. Istilah itu adalah Bapa. Dan anda pertama-tama adalah putera atau puteri-Nya, sebelum anda menjadi seorang pemimpin. Dia memanggil anda untuk memimpin orang-orang lain, namun hal itu hanya terjadi sejauh anda tetap bergantung kepada-Nya. Ini menuntut langkah-langkah sadar pada pihak anda.
Allah telah mendirikan sebuah Kerajaan yang menuntut kita menerima kasih-Nya sebelum kita sanggup mengasihi orang-orang yang telah dipercayakan kepada kita untuk dipedulikan. Kita tidak bisa menjadi pemberi kasih karunia jika kita belum menjadi penerima kasih karunia. Dengarkan Firman ini:
“Kita mengasihi, karena Allah terlebih dulu mengasihi kita.” (I Yohanes 4:19)
Sebagai pemimpin-pemimpin Kristen, kita harus menaklukkan godaan untuk membaca Alkitab hanya demi persiapan khotbah saja. Kita harus lebih dahulu mengizinkan Allah melayani kita sebagai anak-Nya. Urutan yang benar diberikan kepada kita dalam Ezra 7:10 – Pelajarilah, kemudian lakukanlah, dan akhirmya ajarkanlah kepada orang-orang lain.
“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.” (Ezra 7:10)
Saran-saran untuk praktek disiplin rohani dalam waktu-waktu bersendirian kita bersama Allah:
1. Buatlah suatu janji dengan Allah untuk bertemu setiap hari.
2. Mulailah dengan saat teduh secara khusus kepada anda.
3. Bawalah Alkitab, sebuah pena serta beberapa lembar kertas dan bersiaplah untuk berinteraksi dengan Allah.
4. Kembangkan sebuah rencana untuk belajar. Bacalah bagian Alkitab yang dapat anda cerna dalam sekali duduk.
5. Bertekadlah untuk terus membaca sampai anda menerima suatu prinsip atau kebenaran untuk dipraktekkan.
6. Tulislah apa yang Allah sedang katakan melalui Firman-Nya:
a. Sekali saja – lukiskan apa yang dikatakan oleh bagian Alkitab tersebut kepada para pembaca mula-mulanya dulu.
b. Sepanjang waktu – temukan sebuah prinsip universal yang relevan sepanjang masa.
c. Sekarang – catatlah apa yang dapat anda lakukan untuk menerapkan kebenaran tersebut dalam hidup anda.
7. Belajarlah untuk merenungkan, kata tertentu yang Allah berikan secara khusus kepada anda.
8. Berdoalah melalui bagian Alkitab tersebut, mintalah Allah untuk membangun kebenaran di dalam diri anda.
9. Internalisasikan Firman itu melalui ketaatan.
Keluarga Anda
Allah merancang keluarga-keluarga untuk menjadi sebuah “tempat berlindung” di mana kita dapat mengalami keintiman dan kasih yang tak bersyarat. Kita akan mengenal dan benar-benar dikenal tanpa rasa takut atau tertolak. Tepat seperti seorang ilmuwan memiliki sebuah “laboratorium” di mana ia dapat membuat eksperimen, keluarga-keluarga merupakan sebuah tempat yang aman untuk latihan mendengar, mengasihi, mengampuni, dan menyelesaikan konflik; semuanya ini mempersiapkan kita untuk memasuki dunia kita yang serba tidak aman setiap hari.
Dengan kata lain, kepemimpinan dan pelayanan rohani kita berawal dari rumah kita. Kita melayani disitu dulu, baru kemudian kita memiliki kredibilitas untuk melayani di luar rumah. Ada sebuah aturan yang baik untuk diikuti. Apabila sesuatu tidak berhasil dipasarkan di dalam negeri (rumah), jangan dieksport ke luar negeri (rumah). Dengarkan Firman ini:
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” (I Timotius 5:8)
Ciri-Ciri Keluarga Yang Kuat:
1. Mereka mengekspresikan penghargaan satu sama lain secara regular.
2. Mereka mengatur hidup mereka sehingga dapat memiliki waktu bersama.
3. Mereka menyelesaikan masalah-masalah dengan cara yang positif.
4. Mereka menunjukkan suatu komitmen yang kuat satu sama lain.
5. Mereka saling berkomunikasi secara terus menerus.
6. Mereka berbagi sistim nilai yang sama
7. Para orang tua menjadi model dari apa artinya menjadi berkat bagi para anggota keluarga.
Menemukan Seorang Paulus
Seorang Paulus adalah seorang mentor. Semua pemimpin harus punya mentor, tak peduli betapa sukses mereka. Setiap orang, termasuk para mentor, perlu seorang mentor. Mentor adalah orang-orang yang telah berjalan lebih jauh dari pada langkah yang sedang kita tempuh dalam perjalanan kepemimpinan, dan mereka dapat mewariskan apa yang telah mereka pelajari.
“Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya.” (Amsal 20:5)
Kami merekomendasi anda untuk membuka setiap tahun baru dengan menulis empat atau lima bidang kehidupan di mana anda ingin bertumbuh. Lantas, dari pada mencari seorang mentor yang sempurna untuk menjawab semua bidang kebutuhan itu, temukanlah seorang spesialis untuk masing-masing bidang. Mendapatkan mentor bukanlah scsuatu yang mustahil. Mereka ada di mana-mana. Jika anda seakan-akan tidak dapat menemukan seseorang, ikutilah langkah-langkah ini:
1. Berdoalah supaya Allah akan membuka mata anda untuk melihat mentor-mentor yang mungkin tanpa anda sadari berada begitu dekat dengan anda.
2. Tetapkan sebuah standar yang realistis. Jangan mengharapkan seorang mentor yang sempurna. Para mentor adalah manusia biasa juga.
3. Carilah kekuatan-kekuatan yang didalam diri seorang calon mentor yang anda ingin kembangkan di dalam diri anda sendiri.
4. Terbukalah pada banyak mentor yang secara efektif dapat menginvestasikan hidupnya di dalam diri anda.
5. Sadarilah bahwa para mentor mungkin saja berjarak jauh dari tempat tinggal anda. Bersedialah untuk berkomunikasi dengan mereka melalui telepon atau email.
Apa Yang Harus Dicari Dalam Diri Seorang Mentor
Di samping memiliki suatu kekuatan yang khusus, pastikan bahwa mentor anda adalah seorang yang:
– Saleh: Mereka harus menunjukkan karakter ilahi yang layak untuk ditiru.
– Obyektif : Mereka harus sanggup melihat kekuatan-kekuatan dan kelemahan anda.
– Otentik : Mereka harus nyata (tidak bertopengkan kepura-puraan). Anda dapat melihat hatinya yang tulus (terus terang) dan transparan.
– Loyal : Mereka harus loyal terhadap hubungan-hubungan yang ada dan sanggup menjaga rahasia.
– Melayani : Mereka harus rela memberikan waktu dan sumber-sumber mereka secara murah hati.
Menemukan Seorang Barnabas
Seorang Barnabas adalah rekan sejawat atau seorang teman. Mereka adalah mitra yang dapat anda percayai. Mereka penting karena mereka memotivasi kita untuk menjaga komitmen-komitmen kita kepada Allah dan orang-orang lain. Mereka menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang keras atau sulit mengenai kehidupan rohani kita, motif-motif kita dalam pelayanan, sasaran-sasaran kita, karakter kita, dan hubungan-hubungan kita.
Menemukan seorang Barnabas bagaikan menerima sebuah hadiah dari Allah. Mereka mengenal kita dengan baik dan mengasihi kita apa adanya. Kita tidak perlu menyembunyikan sesuatu dari mereka. Mereka memotivasi kita untuk mencapai potensi tertinggi yang kita miliki. Ketika anda bertemu dengan Barnabas anda, bertukarlah daftar pertanyaan yang ingin anda bahas dengannya. Beberapa saran mungkin berbentuk seperti ini:
1. Sudahkah anda meluangkan waktu-waktu khusus anda bersama Allah setiap hari?
2. Bagaimana anda dicobai dalam pekan ini?
3. Apakah anda punya dosa yang belum diakui dalam hidup anda? Bagaimanakah dengan pemikiran anda?
4. Apakah prioritas-prioritas anda sudah diatur dalam urutan yang tepat? Apakah anda sedang dalam proses mencapai sasaran-sasaran anda?
5. Sudahkah anda benar-benar jujur kepada saya dengan jawaban-jawaban anda pertanyaan-pertanyaan ini?
Apa Yang Harus Dicari Dalam Diri Seorang Mitra Yang Dapat Dipercaya:
Mintalah mitra-mitra anda yang dapat untuk membuat perjanjian dengan anda.
Carilah kualitas-kualitas ini di dalam diri mereka:
– Mencari tahu : Mereka menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat “mencari tahu” untuk menolong anda melihat kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam hidup anda.
– Otentik : Mereka jujur dan tulus terhadap kelemahan-kelemahan mereka sendiri.
– Menantang : Mereka menolong anda untuk terus maju ke tingkat kepemimpinan dan ketaatan yang baru.
– Dapat dipercaya : Mereka menghargai kejujuran dan dapat menyimpan apa yang telah anda ceritakan kepada mereka.
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorang dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjaunkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, letapi marilah kiīta saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” (Ibrani 10:24-25)
“Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.” (Amsal 18:24)
Menemukan Seorang Timotius
Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa para pemimpin harus memilih dan melatih orang-orang demi suatu kehidupan yang melayani. Yesus memilih dan melatih dua belas murid. Paulus mendapatkan orang-orang muda seperti Titus dan Timotius. Seorang Timotius adalah seseorang yang sedang mengikuti anda dalam perjalanan kepemimpinan, dan berhasrat kuat untuk bertumbuh menjadi seorang pemimpin. Setiap pemimpin harus menemukan murid-murid yang mau belajar sambil turut serta melayani bersama-sama dengan sang pemimpin. Bahkan, sementara mereka belajar, mereka juga terpanggil untuk mewariskan apa yang sedang mereka pelajari kepada orang-orang lain lagi.
“Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah tu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.” (II Timotius 2:2)
Para pemimpin sama sekali tidak boleh mengerjakan pelayanannya seorang diri saja. Mereka harus selalu melatih orang-orang lain sementara mereka melakukan karya-karya yang Allah telah panggil mereka untuk melakukannya. Pelayanan seorang pemimpin saja memberi nilai tambah bagi Kerajaan Allah, namun ketika ia melatih seorang murid, ia melipat-gandakannya bagi Kerajaan Allah.
Apa Yang Harus Dicari Dalam Diri Seorang Yang Kita Mentor (Menti)
Inilah kualitas-kualitas yang harus dicari saat anda memilih orang-orang untuk dimentor dan dimuridkan:
– Setia : Mereka setia pada komitmen yang telah mereka buat.
– Bersedia : Mereka punya waktu yang diberikan khusus untuk belajar dari anda.
– Inisiatif : Mereka menunjukkan inisiatif dalam ketaatan mereka kepada Allah dan kerinduan mereka untuk melayani.
– Dapat diajar : Mereka mau belajar dari anda.
– Lapar : Mereka punya hasrat dan kerinduan yang kuat untuk bertumbuh menjadi seorang pemimpin.
Bel-Bel Tanda Bahaya Bagi Para Pemimpin
Sasaran dari jejaring ini adalah menolong anda menjadi scorang pemimpin yang berintegritas. Kita memerlukan Allah dan orang-orang lain untuk mengirim sinyal tanda bahaya saat kita gagal untuk hidup dan memimpin secara berhasil. Acap kali, bangunan-bangunan yang diperuntukkan bagi orang banyak punya bel-bel tanda bahaya yang mengirim suatu sinyal ketika ada sesuatu yang tidak beres. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi sebagai “sinyal-sinyal tanda bahaya” bagi para pemimpin:
1. Apakah saya sekarang sedang berjalan bersama dengan Allah?
Apakah anda mendengar sesuatu dari Allah setiap hari? Dapatkah orang-orang lain merasakan bahwa anda telah dan sedang berada di hadirat-Nya?
2. Apakah saya menjaga prioritas-prioritas saya dengan tegak?
Apakah anda mempraktekkan apa yang anda nyatakan sebagai hal-hal yang paling penting bagi anda? Apakah anda menjadwalkan prioritas-prioritas anda?
3. Apakah saya sedang menanyakan pada diri saya sendiri pertanyaan-pertanyaan yang keras atau sulit?
Mengapa anda melakukan apa yang sedang anda kerjakan sekarang? (Motif-motif)
Bagaimana anda mengejar sasaran-sasaran anda? (Asumsi-asumsi)
4. Apakah saya bertanggung jawab terhadap orang yang ada dalam kepemimpinan?
Siapa pemimpin yang Allah berikan kepada anda yang anda harus bertanggung-jawab kepadanya?
5. Apakah saya mendengarkan apa yang Allah sedang katakan kepada seluruh Tubuh Kristus?
Apakah anda berpandangan sempit mengenai Allah berdasarkan dunia anda yang kecil?
6. Apakah saya terlalu peduli atau berlebihan dalam membangun citra diri saya?
Apakah anda terlalu asyik dengan penampilan anda dan apa yang orang lain pikirkan mengenai diri anda?
7. Apakah saya terlalu terbuai dengan kritikan atau sanjungan?
Apakah anda mempercayai apa saja yang orang katakan? Apakah anda terlalu diombang-ambingkan oleh pendapat/pandangan manusia?
8. Apakah saya seorang yang “bersendirian” di dalam pelayanan saya?
Apakah anda cenderung independen, atau sudahkah anda membangun sebuah jejaring atau komunitas di sekeliling anda?
9. Apakah saya menyadari kelemahan-kelemahan saya?
Sudahkah anda mengenali kelemahan-kelemahan anda? Apakah anda sudah berurusan dengan perkara-perkara itu ataukah anda justru mengabaikannya saja?
10. Apakah panggilan saya terus menerus memimpin perjalanan hidup saya?
Apakah panggilan ilahi anda memberi anda hasrat setiap pekan untuk melayani Allah?
PENILAIAN:
Bagaimana anda mengutamakan Allah dalam jejaring harian anda?. Lihat kembali diagram “Jejaring Anda.” Di bidang manakah anda perlu menemukan orang yang dengannya anda dapat membangun hubungan-hubungan kunci?
PENERAPAN:
Temukan seseorang yang anda benar-benar bisa jujur kepadanya. Ceritakan pergumulan-pergumulan anda yang paling dalam, bahkan bahaslah motif-motif anda bersama dia. Mintalah dia untuk bertemu dengan anda secara teratur dan menolong nda untuk sclalu bertanggung jawab atas komitmen-komitmen anda. Siapakah orang itu?. Tulislah kapan anda akan bertemu dan memintanya untuk menjadi bagian dari jejaring anda.
Sumber : Equip Seminar Buku 3 Bab 2 – materi digital disusun Nathanael Ricardo untuk www.transformasi.com.
Equip Seminar adalah pelatihan kepemimpinan yang merupakan bagian dari proyek global Millions Leaders Mandate – Mandat Sejuta Pemimpin dengan tujuan menyiapkan sejuta pemimpin yang mempengaruhi dunia dengan kabar baik. Dipelopori oleh penulis buku dan hamba Tuhan John C. Maxwell, materi dalam program ini banyak belajar tentang kepemimpinan dari pemimpin utama sekaligus model pelayanan kehambaan tak terbantahkan, Tuhan itu sendiri.
Penyusun memiliki dua sertifikasi untuk pelatihan ini sejak tahun 2006 dan memperoleh ijin untuk membagikan materi ini bagi semua orang yang ingin diperlengkapi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Anda bisa menjadikan materi ini sebagai bahan mentoring di perusahaan, pemuridan di organisasi kerohanian atau sekedar bacaan bagi anda. Silakan menggunakan materi ini dengan syarat mencantumkan sumber materi.
Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pelatihan ini disarankan untuk mempelajari materinya secara lengkap dan runtun. Buatlah pelatihan yang terencana dan terjadwal, lakukan dalam grup atau berkelompok serta ciptakan ruang interaktif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Selamat menjalani proses untuk kepemimpinan yang diberkati Tuhan.
Baca EQUIP Leadership Seminar :
Buku 1 Bab 1 – Panggilan Allah Bagi Kita Untuk Memimpin
Buku 1 Bab 2 – Hati Seorang Pemimpin
Buku 1 Bab 3 – Saya Mempunyai Impian
Buku 1 Bab 4 – Hal-Hal Yang Utama Dalam Pengambilan Keputusan
Buku 1 Bab 5 – Mengusahakan Keahlian Orang Dalam Kepemimpinan Anda
Buku 1 Bab 6 – Pemimpin Membuat Rencana Strategi
EQUIP Leadership Seminar Buku 2 :
Buku 2 Bab 1 – Ujian Kepemimpinan
Buku 2 Bab 2 – Keamanan Atau Sabotase
Buku 2 Bab 3 – Mendelegasikan Tugas dan Mengembangkan Orang
Buku 2 Bab 4 – Tim Kerja Membuat Impian Nyata
Buku 2 Bab 5 – Investasi Terbijaksana Yang Akan Pernah Anda Buat
Buku 2 Bab 6 – Mengukur Pertumbuhan Kepemimpinan Anda
EQUIP Leadership Seminar Buku 3 :
Buku 3 Bab 1 – Kepemimpinan Berawal Dengan Sebuah Sikap
Buku 3 Bab 2 – Lingkaran Dalam Dari Sang Pemimpin
Buku 3 Bab 3 – Kristus, Sang Komunikator Yang Hebat
Buku 3 Bab 4 – Memimpin Di Saat-Saat Yang Sulit
Buku 3 Bab 5 – Lima Tahap Kepemimpinan
Buku 3 Bab 6 – Seni Tentang Baskom dan Lap Pembasuhan
Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :