Equip TraningLeadership

Kepemimpinan Berawal Dengan Sebuah Sikap

Buku 3 Bab 1

Cara Para Pemimpin Bernalar dan Memandang Dunia Berbeda Dari Cara Pandang Para Pengikut

“Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri, demikianlah ia.” (Amsal 23:7)

Umumnya orang beranggapan bahwa kepemimpinan hanya berkaitan dengan keterampilan dan teknik-teknik. Namun dalam kenyataan, kepemimpinan kita dimulai ketika kita memiliki sikap yang benar tentang keadaan kita dan tentang diri kita sendiri. Disitulah terjadinya segala perubahan. William James, bapa (pelopor) psikologi modern menulis: “Penemuan terbesar dari generasi saya adalah bahwa umat manusia dapat mengubah hidup mèreka dengan cara mengubah sikap berpikirnya.” Sikap anda akan menentukan tindakan anda. Tindakan anda akan menentukan pencapaian-pencapaian anda. Yesus menekankan prinsip ini dengan mengajarkan bahwa kita harus menata hati kita lebih dahulu sebelum kita menata hidup kita. Ia berkata bahwa dari kedalaman hati manusia yang penuh dengan kejahatan muncul hal-hal yang jahat. Dari kedalaman hati manusia yang penuh dengan kebaikan muncul hal-hal yang baik. Jadi, penentunya adalah apa yang ada di dalam batin manusia. Perubahan sejati terjadi dari dalam ke luar.

Latihan: Tulislah nama seseorang yang amat anda hormati. Kemudian tuliskan apa yang menjadi penyebab kekaguman anda atas orang itu?.

Kini, pertimbangkan kualitas-kualitas yang telah anda tulis itu. Apakah hal-hal itu lebih banyak berkaitan dengan sikapnya, kejeniusannya, atau penampilannya? Dapatkah anda lihat, betapa pentingnya sikap seseorang?

Prinsip-Prinsip Alkitabiah Tentang Sikap

1. Sikap saya saat memulai suatu tugas akan lebih berdampak terhadap hasilnya daripada penyebab-penyebab yang lain.

“Sebab seperti orang yang membuat dalam dirinya sendiri, demikianlah ia.” (Amsal 23:7)

Dalam banyak situasi, peperangan dimenangkan bahkan sebelum perang itu sendiri dimulai. Semuanya berkenaan dengan kerangka pikir kita ketika kita memasuki medan laga. Apakah kita penuh dengan iman, pengharapan, dan optimisme? Atau, apakah kita bersikap negatif dan meragukan keberhasilan kita? Prinsip ini dilukiskan ketika Musa mengutus dua belas pengintai ke Tanah Perjanjian. Yosua dan Kaleb kembali dengan sebuah berita yang positif. Namun sepuluh pengintai lainnya pulang dengan sebuah berita yang negatif. Sikap mereka mempengaruhi lebih banyak orang sehingga generasi dari umat Israel itu tidak pernah memasuki Tanah Perjanjian tersebut.

Yosua dan Kaleb

1. Melihat buah-buah di Tanah Perjanjian

2. Melihat diri mereka dalam tangan Allah

3. Optimis terhadap masa depan

4. Mendorong untuk mengambil langkah iman

Sepuluh Pengintai Lainnya

1. Melihat masalah-masalah di Tanah Perjanjian

2. Melihat diri mereka kecil dan lemah

3. Pesimis terhadap masa depan

4. Menghalangi umat untuk maju

Daftar Uji Sikap:

– Bagaimanakah biasanya sikap saya pada permulaan suatu pengalaman yang baru?

– Apakah ada pengalaman-pengalaman baru tertentu yang menyebabkan saya merasa negatif?

– Apakah bidang-bidang ini membantu menentukan sukses saya dengan Allah, keluarga atau pelayanan?

2. Sikap saya terhadap orang lain menentukan sikap mereka terhadap saya.

“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.“ (Lukas 6:38)

Secara umum dapat dikatakan bahwa orang-orang adalah cermin-cermin. Mereka akan memantulkan sikap dari pemimpin mereka. Anda harus memulai sikap yang anda ingin terima balik dari orang-orang lain. Para pemimpin harus memahami kebenaran ini agar mencapai keberhasilan. Yesus berkata: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.” (Lukas 6:31)

Para peneliti di sebuah universitas terkemuka melaporkan: Sukses seseorang dalam pekerjaannya:

  • 13% disebabkan oleh pemahamannya akan produk yang dihasilkan
  • 87% disebabkan oleh pemahamannya akan orang-orang yang ada

Empat Langkah Penting dalam Memimpin Orang :

1. Ingat nama mereka – Tidak ada hal lain yang membuat seseorang merasa lebih penting.

2. Kenalilah potensi mereka – Tidak ada hal lain yang membuat seseorang merasa lebih unik.

3. Mohon pertolongan mereka – Tidak ada hal lain yang membuat seseorang merasa lebih berguna.

4. Beri penghargaan atas usaha mereka – Tidak ada hal lain yang membuat seseorang merasa lebih berharga.

3. Sikap saya adalah hal utama yang membedakan antara sukses dan kegagalan.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4.23)

Kitab Amsal mengingatkan kita betapa pentingnya sikap kita terhadap kehidupan ini. Dari dalam hati kita mengalir aliran-aliran kehidupan. Pikirkan ini: Sikap kita menentukan apakah kita akan menang atau kalah. Seorang pemenang medali emas dalam sebuah Olimpiade pernah berkata, “Saya percaya bahwa satu-satunya perbedaan antara para peraih medali emas dan perak adalah sikap mereka, bukan kemampuan mereka.”

Kitab Amsal juga mendaftar beberapa hal yang menjijikkan di mata Tuhan. Pikirkan sejenak hal-hal ini: kesombongan, keserakahan, nafsu, iri hati, kemarahan, pelahap dan kemalasan. Semua ini berurusan dengan sikap.

Sebaliknya, sebuah sikap yang benar dapat menutupi kekurangan sumber daya anda. Banyak pemimpin di masa lalu telah  hal-hal yang besar tanpa adanya sumber-sumber daya selain suatu sikap iman yang positif.

4. Sikap saya dapat mengubah persoalan saya menjadi berkat.

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia, Dan dalam keadaan sebagai manusia la telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama” (Filipi 2:5-9)

Tiga Fase dari Suatu Masalah:

1. Kesadaran : Kita punya suatu masalah.

2. Evaluasi : Apa yang salah ya?

3. Membuat Pilihan : Ini adalah fase dimana sikap kita akan bertindak!

Kita dapat mulai dengan memimpikan sebuah impian atau menjadi kecewa. Kita dapat mulai dengan membangun atau menyalahkan orang. Kita dapat menjadi sibuk atau geram. Kita dapat menang atau menyerah. Masalah akan berubah menjadi berkat atau tidak, tergantung pada diri anda lebih dari pada tergantung pada Allah. Karena Allah rindu untuk mengubah segala sesuatu menjadi berkat (Roma 8:28). Ingatlah bahwa banyak kitab dalam Alkitab telah ditulis oleh para penghuni rumah tahanan, kelompok minoritas yang tertindas, dan mereka yang ada dalam tawanan. Namun para penulis tersebut bangkit dan mengalahkan situasi dan kondisi mereka.

5. Sikap saya dapat memberi kepada saya suatu perspektif (sudut pandang) kehidupan yang jauh lebih besar dari pada yang biasa-biasá saja.

“Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Markus 9:23)

Seorang pemimpin politik pernah berkomentar, “Beberapa orang melihat kenyataan dan , ‘mengapa begini?” Saya melihat hal-hal yang mustahil itu dan saya katakan, ‘mengapa tidak mungkin?”

Seorang salesman sepatu dikirim ke sebuah negara yang jauh, dan setelah beberapa hari, ia mengirim pesan: “Saya mau pulang, tak ada orang yang pakai sepatu di sini.” Seorang salesman yang lain dikirim oleh perusahaan itu untuk mengunjungi negara yang sama. Setelah beberapa hari, ia menulis pesan ke kantor di tanah airnya: “Kirim lebih banyak sepatu! Belum seorangpun pakai sepatu disini!”. Situasinya sama, namun perspektif – cara pandang-nya berbeda. Dr. J. Robert Clinton pernah berkomentar : “Perbedaan utama antara seorang pengikut dan seorang pemimpin adalah perspektifnya. Perbedaan utama antara seorang pemimpin dan seorang pemimpin yang efektif adalah perspektif yang lebih baik.”

6. Sikap saya adalah sahabat terbaik saya atau musuh terburuk saya.

“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” (Lukas 6:45)

Sikap menciptakan momentum – positif atau negatif – bagi pelayanan anda. Para pemimpin tahu akan hal ini. Para eksekutif dalam bisnis berkata bahwa unsur-unsur penting dalam diri karyawan yang berpotensi meliputi:

  • 5% kesediaannya (availability)
  • 5% hal dapat menyesuaikan dirinya (adaptability)
  • 10% kemampuannya (ability)
  • 10% penampilannya (appearance)
  • 70% sikapnya (attitude)

Perhatikan betapa pentingnya sikap, baik didalam diri para pemimpin maupun anggota-anggota tim. Seorang psikolog praktis mendaftar lima aturan untuk mengevaluasi orang yang dipertimbangkan untuk dipromosikan dalam pekerjaannya: (1) ambisinya, (2) sikap-sikapnya terhadap kebijakan, (3) sikap-sikapnya terhadap rekan kerja, (4) keterampilan kepemimpinannya, (5) sikap-sikapnya terhadap tekanan-tekanan yang ada dalam pekerjaan.

Sebuah angket diisi oleh para pelanggan untuk menemukan mengapa mereka berhenti membeli barang-barang dari toko-toko tertentu. Inilah penemuannya: 1% karena meninggal dunia; 5% karena pindah rumah; 5% karena mendapat sahabat yang lain; 9%  alasan-alasan kompetitif (persaingan); 14% karena ketidak-puasan akan produk-produk yang ada; dan 68% karena sikap “masa bodoh” yang ditunjukkan kepada mereka oleh salah seorang karyawan toko tersebut.

7. Sikap saya, dan bukan pencapaian saya yang akan memberi saya kebahagiaan.

“Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari, .. Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka. Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.” (Pengkhotbah 2:11; 3:12-13)

Buah-buah pikiran anda lebih penting dari pada barang-barang dalam hidup anda. Terlalu banyak pemimpin yang berpikir, andai saja mereka dapat pindah ke tempat yang baru atau punya situasi-situasi yang berbeda, tentulah mereka akan bahagia. Kita menyebut ini sebagai “penyakit destinasi (nasib).” Para pemimpin harus disembuhkan dari penyakit ini.

Evaluasi Pribadi: Pernahkah anda berpikir demikian?

1. Andai saja saya dapat melayani di sebuah tempat yang berbeda, tentulah saya akan lebih bahagia.

2. Andai saja saya mengenal orang itu, tentulah saya akan puas.

3. Andai saja keadaan di sini tidak seperti ini, tentulah saya akan baik-baik saja.

4. Andai saja saya tidak melakukan hal itu, tentulah saya akan merasa diri saya lebih baik.

8. Sikap saya akan berubah, bila saya memilih untuk mengubahnya.

“Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup.” (Ulangan 30:19)

Kita tidak dapat merancang dan mengendalikan sepenuhnya situasi-situasi hidup dan kepemimpinan kita, namun kita dapat merancang dan mengendalikan sikap-sikap kita agar sikap-sikap kita sudah siap (selesai dibentuk) saat diperlukan. Inilah pedoman untuk merancang dan mengendalikan sikap-sikap anda:

1. Percayalah, yang terpenting bukannya apa yang terjadi terhadap diri anda melainkan apa yang terjadi di dalam diri anda.

2. Berhentilah menyalahkan sesuatu atau seseorang karena sikap anda.

3. Evaluasilah sikap-sikap anda saat ini.

4. Ingatlah bahwa iman lebih besar dari pada ketakutan.

5. Mintalah Allah untuk memenuhi anda dengan Roh Kudus.

6. Singkapkan dan tulislah sebuah pernyataan tujuan.

7. Daftarkan pertolongan dari mitra anda yang dapat dipercaya.

8. Luangkan cukup waktu bersama-sama dengan orang-orang yang tepat.

9. Pilihlah scorang model untuk diteladani.

10. Isi diri anda penuh dengan kebenaran. Benamkan diri anda di dalam Kitab Suci!

9. Sikap saya membutuhkan penyesuaian yang terus menerus.

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8)

Meski Rasul Paulus menulis surat untuk orang-orang percaya yang sudah dewasa, ia masih mendorong mereka untuk mengurus sikap-sikap mereka dan memperhatikan apa yang memenuhi pikiran mereka. Hidup kita ini ibarat kegiatan berlayar di atas sebuah perahu atau terbang dengan sebuah pesawat terbang. Kita punya rencana agar sampai ke ujuan kita, namun perlu penyesuaian yang terus menerus sementara kita sedang dalam perjalanan.

Indikator-Indikator untuk Penyesuaian Sikap:

1. Saya belum punya cukup waktu untuk bersama-sama dengan Allah maupun diri saya sendiri.

2. Keluarga saya memberi penilaian negatif tentang sikap-sikap saya.

3. Hubungan saya dengan mitra kerja saya menjadi tegang.

4. Pandangan saya mengenai orang-orang menjadi lebih rendah.

5. Perspektif saya mengenai kehidupan bernada sinis.

10. Sikap saya bersifat menular

Orang tertular oleh sikap-sikap kita seperti halnya mereka mendapatkan penyakit flu dari kita – yaitu dengan cara berdekatan dengan kita.

Pertanyaan : Sikap-sikap positif apa yang orang tangkap/dapatkan dari diri anda?

Pertanyaan: Sikap-sikap negatif apa yang orang tangkap/dapatkan dari diri anda?

PENILAIAN: Daftarkan tiga permasalahan sikap yang paling parah dalam gereja atau

organisasi anda:

1……..

2…….

3…….

Menurut pandangan anda, mengapa sikap-sikap itu ada di dalam diri kebanyakan orang yang ada di situ?

Seberapa dalamnya sikap-sikap tersebut terbentuk di dalam diri orang-orang itu?

(Berapa tahun? Di dalam diri berapa orang? Berapa pemimpin? Apakah ini menjadi masalah di dalam diri anda sendiri juga?)

PENERAPAN : Kembangkan sebuah strategi untuk mengubah sikap-sikap dari orang-orang itu:

1. Berikan model kepada mereka tentang sikap-sikap yang benar dari praktek hidup anda.

2. Identifikasikan dan hubungkan mereka dengan para pemimpin.

3. Muridkan para pemimpin dalam ajaran tentang sikap hidup yang benar.

4. Khotbahkan kebenaran-kebenaran ini.

5. Mintalah orang-orang bertanggung jawab atas sikap-sikap mereka.

Sumber : Equip Seminar Buku 3 Bab 1 – materi digital disusun Nathanael Ricardo untuk www.transformasi.com. 

Equip Seminar adalah pelatihan kepemimpinan yang merupakan bagian dari proyek global Millions Leaders Mandate – Mandat Sejuta Pemimpin dengan tujuan menyiapkan sejuta pemimpin yang mempengaruhi dunia dengan kabar baik. Dipelopori oleh penulis buku dan hamba Tuhan John C. Maxwell, materi dalam program ini banyak belajar tentang kepemimpinan dari pemimpin utama sekaligus model pelayanan kehambaan tak terbantahkan, Tuhan itu sendiri.

Penyusun memiliki dua sertifikasi untuk pelatihan ini sejak tahun 2006 dan memperoleh ijin untuk membagikan materi ini bagi semua orang yang ingin diperlengkapi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dengan hati kehambaan. Anda bisa menjadikan materi ini sebagai bahan mentoring di perusahaan, pemuridan di organisasi kerohanian atau sekedar bacaan bagi anda. Silakan menggunakan materi ini dengan syarat mencantumkan sumber materi.

Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pelatihan ini disarankan untuk mempelajari materinya secara lengkap dan runtun. Buatlah pelatihan yang terencana dan terjadwal, lakukan dalam grup atau berkelompok serta ciptakan ruang interaktif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Selamat menjalani proses untuk kepemimpinan yang diberkati Tuhan.  

Baca EQUIP Leadership Seminar :

Buku 1 Bab 1 – Panggilan Allah Bagi Kita Untuk Memimpin

Buku 1 Bab 2 – Hati Seorang Pemimpin

Buku 1 Bab 3 – Saya Mempunyai Impian

Buku 1 Bab 4 – Hal-Hal Yang Utama Dalam Pengambilan Keputusan

Buku 1 Bab 5 – Mengusahakan Keahlian Orang Dalam Kepemimpinan Anda

Buku 1 Bab 6 – Pemimpin Membuat Rencana Strategi

EQUIP Leadership Seminar Buku 2 :

Buku 2 Bab 1 – Ujian Kepemimpinan

Buku 2 Bab 2 – Keamanan Atau Sabotase

Buku 2 Bab 3 – Mendelegasikan Tugas dan Mengembangkan Orang

Buku 2 Bab 4 – Tim Kerja Membuat Impian Nyata

Buku 2 Bab 5 – Investasi Terbijaksana Yang Akan Pernah Anda Buat

Buku 2 Bab 6 – Mengukur Pertumbuhan Kepemimpinan Anda

EQUIP Leadership Seminar Buku 3 :

Buku 3 Bab 1 – Kepemimpinan Berawal Dengan Sebuah Sikap

Buku 3 Bab 2 – Lingkaran Dalam Dari Sang Pemimpin

Buku 3 Bab 3 – Kristus, Sang Komunikator Yang Hebat

Buku 3 Bab 4 – Memimpin Di Saat-Saat Yang Sulit

Buku 3 Bab 5 – Lima Tahap Kepemimpinan

Buku 3 Bab 6 – Seni Tentang Baskom dan Lap Pembasuhan

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :