Orang Muda Memiliki Hati Yang Peka
Di balik keberhasilan seorang pemimpin besar, selalu ada orang-orang yang luar biasa.
Daud adalah raja yang sangat dihormati oleh orang srael. Bangsa Israel memasuki zaman kejayaan pada masa pemerintahan Raja Daud. Namun demikian, ternyata dibutuhkan sebuah proses yang sangat panjang bagi Daud untuk mencapai penggenapan janji Tuhan tersebut. Selama bertahun-tahun, ia harus melewati begitu banyak masalah dan tantangan yang dapat merenggut jiwanya. la harus melarikan diri dari kejaran Saul, mertuanya sendiri, yang bermaksud membunuh dirinya. Tidak terhitung pula banyaknya musuh yang membenci dan menginginkan kematiannya
Akan tetapi, Daud tidak sendirian. Tuhan mengirimkan orang-orang untuk menyertai Daud. Mereka adalah orang-orang yang berada dalam kesukaran, orang-orang yang dikejar-kejar tukang piutang, dan orang-orang yang sakit hati (1 Samuel 22:2). Di bawah kepemimpinan Daud, orang-orang yang terluka, terbuang, dan tidak memiliki masa depan tersebut berubah menjadi tentara-tentara luar biasa yang menyertai Daud di dalam perjalanannya. Dari sekian banyak tentara yang mengiring Daud, ia menetapkan tiga orang sebagai triwira pasukan tersebut, yaitu Isyibaal, Eleazar, dan Sama.

Apa yang membuat ketiga orang tersebut menjadi pemimpin yang dihormati? Selain memiliki kompetensi unggul sebagai prajurit pilihan, mereka adalah orang-orang yang setia mengiring Daud. Mereka juga orang-orang yang berani menghadapi musuh dan tidak mudah menyerah. Namun, ada sebuah kualitas lain yang membedakan mereka dari tentara-tentara lainnya, “hati yang peka”
MENANGKAP ISI HATI RAJA
“Sekali datanglah tiga orang dari ketiga puluh kepala mendapatkan Daud, menjelang musim menuai, dekat gua Adulam, sedang sepasukan orang Filistin berkemah di lembah Refaim. Pada waktu itu Daud ada di dalam kubu gunung dan pasukan pendudukan orang Filistin pada waktu itu ada di Betlehem. Lalu timbullah keinginan pada Daud, dan ia berkata: Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!”. Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, katanya: Jauhlah dari padaku, ya TUHAN, untuk berbuat demikian! Bukankah ini darah orang-orang yang telah pergi dengan mempertaruhkan nyawanya? Dan tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu.” (2 Samuel 23:13-17)

Firman Tuhan di atas mengisahkan keinginan Daud untuk dapat minum air dari sumur yang ada di Betlehem. Pada waktu itu, Daud dan pasukannya berada jauh dari lokasi sumur Betlehem, dan sumur tersebut berada dalam wilayah musuh. Ketika Daud secara sepintas mengutarakan keinginannya, ketiga orang pahlawan tersebut berada di dekat Daud dan mendengar keinginan Daud tersebut. Tanpa menunggu perintah dari sang raja, ketiga perwira itu bergegas keluar dan menerobos barisan musuh untuk mengambil air dari sumur Betlehem guna dipersembahkan bagi Daud. Bagi mereka, keinginan Daud tersebut adalah sesuatu yang harus terpenuhi, bahkan sekalipun hal itu harus mengorbankan nyawa mereka.
Kualitas seperti inilah yang sebenarnya dicari oleh Tuhan di antara tentara-tentara pilihanNya. Kepekaan untuk dapat menangkap isi hatiNya. Roh yang peka akan membuat orang-orang muda ini dapat bergerak semakin tajam untuk melangkah maju mengikuti tuntunan Tuhan dalam menjalani peperangan rohani setiap hari.
SEBUAH BISIKAN LEMBUT
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16)
“Lalu la berkata kepada mereka: Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. (Markus 16:15-16)
Ketika Yesus naik ke surga, la memberikan sebuah Amanat Agung pada murid-muridNya untuk pergi dan memberitakan Injil agar orang-orang dapat diselamatkan dari kematian kekal. Inilah kerinduan hati Tuhan yang terdalam. Hati Bapa adalah hati misi. Untuk tujuan itulah, Yesus turun ke dunia dan mati di kayu salib untuk menebus manusia dari maut.
Apakah hari ini orang muda, mereka yang memiliki semangat Yosua yang sering disebut Generasi Yeremia masih dapat mendengar suara Roh Kudus, yang dengan lembut selalu mengingatkan kerinduan Bapa akan jiwa-jiwa yang terhilang? Apakah generasi muda masih berani bergerak maju dan membayar berapapun harganya agar semakin banyak jiwa diselamatkan?. Bagaimana respons pemuda pemudi terhadap isi hati Bapa yang terdalam ini? Mari kita berdoa agar Tuhan membangkitkan semakin banyak orang-orang yang mau berinisiatif menerobos zona kenyamanan untuk merespons kerinduan hatiNya.

SEKARANGLAH WAKTUNYA
Firman Tuhan mengatakan bahwa pada hari-hari terakhir menjelang kedatangan Tuhan, dunia akan digoncangkan. Tanda-tanda akan goncangan ini sudah semakin nyata, bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga merata di seluruh penjuru dunia. Pandemi, gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus, kelaparan, sakit penyakit, perang, krisis ekonomi, dan banyak bencana lainnya telah memberikan sebuah peringatan agar gereja harus semakin serius dalam mempersiapkan diri untuk menyambut kedatanganNya.
Di tengah waktu yang semakin sukar dan mendesak ini, marilah setiap kita mengambil bagian untuk pergi dan memberitakan Injil. Mari tangkap kerinduan hati Tuhan yang terdalam dan berikan kepada Tuhan apa yang menjadi kesukaanNya, jiwa-jiwa yang diselamatkan. Sekaranglah waktunya, pergi dan beritakan!
Sumber : Nathan Tanugraha – BeCool vol. 29
Baca Artikel Kebangkitan Orang Muda Lainnya :