Efesus – The Light of Asia Yang Menjadi Pusat Misi
Efesus adalah sebuah kota Yunani kuno, dan kemudian menjadi besar sebagai kota Romawi. Terletak di pantai barat Asia, dekat Selçuk provinsi lzmir di Turki. Letak kota Efesus di muara Sungai Kayster di antara pegunungan Koresos dan laut. Lokasi ini dulunya merupakan salah satu dari dua belas kota dari Liga lonia selama era Yunani Klasik. Pada periode Romawi, Efesus memiliki populasi lebih dari 250.000 di abad ke-1 SM dan merupakan salah satu kota terbesar di dunia Mediterania. Dulunya, Efesus merupakan kota yang berkembang dan menjadi kota perdagangan yang kaya dan bernilai budaya tinggi.
The Light of Asia
Ahli sejarah sering menyebut kota Efesus ini sebagai terang Asia (The Light of Asia) karena kota ini merupakan pusat perdagangan, politik, dan keagamaan. Efesus terletak sekitar tiga mil dari pantai di tepi Sungai Kayster, yang pada waktu itu dapat dilayari sehingga Efesus merupakan kota pelabuhan. Lembah Sungai Kayster melandai sampai jauh ke pedalaman sehingga digunakan sebagai jalur perjalanan kafilah ke Timur. Dari Efesus, ada jalan-jalan raya yang menghubungkan dengan semua kota-kota besar lainnya di provinsi itu serta jalur-jalur perniagaan yang menghubungkannya dengan wilayah utara dan timur. la merupakan pos yang strategis untuk mengabarkan Injil karena para pekerja dari Efesus mempunyai hubungan dengan seluruh wilayah pedalaman Asia.

Pada 560 SM, Efesus ditaklukkan oleh Krusus. Sebagian dari kemegahan seni Efesus di kemudian hari dikatakan adalah berkat kemurahan hati raja Krusus. Efesus ditaklukkan oleh orang Persia tahun 557. Sesudah itu sejarahnya beranekaragam sampai 133 SM, tatkala kota itu menjadi bagian dari Kerajaan Perganum, yang diwariskan oleh Raja Atalus lII kepada Roma. Orang Romawi membentuk propinsi yang disebut Asia, ibukotanya tetap Perganum tapi Efesus menjadi kota terpenting. Efesus melingkupi daerah yang luas dan penduduknya pernah mencapai lebih 300.000 orang.
Ibadah kepada Kaisar yang dimotori oleh wangsa Julius-Claudius diberlakukan di Efesus. Kuil-kuil dibangun untuk menghormati kaisar Klaudius, Hadrianus, dan Severus. Mata uang dan tulisan ukir menunjukkan bahwa Efesus membanggakan diri dengan gelar Neokoros, pengawas kuil, baik kuil Artemis maupun kuil para kaisar. Tugas utama dari komune di Asia ialah untuk memupuk ibadah Kerajaan Roma. Cukup menarik bahwa beberapa Asiarkhoi (pembesar, Kisah Rasul 19:31) mereka adalah sahabat Paulus, padahal Paulus menentang ibadah kepada Kaisar. Tempat yang terkenal adalah kuil dewi Artemis yang mahabesar. Dewi Artemis adalah dewi orang-orang Efesus yang kemudian disamakan dengan dewi Artemis orang Yunani dan Diana dari Romawi. Patungnya berupa sebuah tubuh yang berbuah dada banyak dan berkepala seorang wanita, dengan sebongkah batu besar sebagai ganti kaki. Kuil ini dibakar sampai rata ke tanah pada tahun 356 SM dan digantikan oleh bangunan yang lebih baru dan lebih besar, 425 kaki kali 225 kaki, yang disokong oleh sumbangan dari seluruh Asia. la dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia dan dikunjungi oleh banyak peziarah yang akan beribadat dalam tempat pemujaannya.
Paulus di Efesus
Paulus melakukan kunjungan sebentar di Efesus pada perjalanan penginjilan kedua dengan meninggalkan Priskila dan Akwila untuk melayani di Efesus (Kisah Rasul 18:19-21). Perjalanan penginjilan Paulus yang ketiga tujuannya adalah Efesus. la tinggal di Efesus lebih dari 3 tahun. Menjelang akhir kunjungan Paulus di Efesus perkembangan agama Kristen yang menolak Sinkritisme terus-menerus menghadapi perlawanan dari pihak agama yang sudah mapan. Perkembangan itu mulai mempengaruhi tidak hanya ibadah ilmu gaib yang berkembang disana, tetapi juga ibadah Diana atau Artemis (Kisah Rasul 19:27). Penjual patung-patung dan benda-benda ibadah Artemis merosot tajam, padahal kegiatan itu merupakan sumber kemakmuran Efesus. Lalu menyusul huru-hara. Tulisan ukir menunjukkan bahwa Gramateus (Panitera kota) yang memadamkan aksi massa pada peristiwa ini adalah pejabat sipil, vang bertanggung jawab langsung kepada Roma atas gangguan keamanan yang ditimbulkan oleh kumpulan yang tidak sah (Kisah Rasul 19:40). Selama masa ini, agama Kristen berkembang ke kota-kota di lembah Sungai Likus.

Efesus merupakan markas besar Paulus selama berlangsungnya surat-menyurat dengan jemaat Korintus (1 Korintus 16:8). Selama di Efesus, Paulus dipenjara tiga kali. Para ahli mengambil kesimpulan bahwa dari Efesus-lah Paulus menuliskan Surat-suratnya dari penjara. Lukas mencatat bahwa semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, bahwa “makin tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa, dan bahwa begitu banyak orang yang percaya sehingga mengancam kelangsungan ekonomi perusahaan patung berhala (Kisah Rasul 19:26-27). Gereja di Efesus menjadi pusat misi dan selama berabad-abad menjadi salah satu kubu agama Kristen di Asia Kecil. Segera sesudah Paulus berangkat, Timotius tinggal di Efesus (1 Timotius 1:3).
Yohanes di Efesus
Efesus menjadi markas Rasul Yohanes yang mempunyai kewibawaan atas ketujuh jemaat pemimpin di provinsi Asia, yang disapanya dalam kitab Wahyu. Jati diri Yohanes ini sangat diperdebatkan, tapi bagaimanapun, pada waktu ia menulis Wahyu bagi jemaat di Efesus digambarkan dengan cara yang tepat sama dengan gambaran dalam Kisah Para Rasul (Wahyu 2:1-7).

Menurut Ireneus dan Eusebius, Efesus menjadi tempat tinggal rasul Yohanes. Mereka mencatat beberapa peristiwa yang terjadi selama ia tinggal di sana. Sebuah legenda, yang pertama kali disebutkan oleh Epifanius dari Salamis pada abad ke-4, diakui bahwa Maria mungkin telah menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di Efesus. Yohanes pun hidup di kota ini, sehubungan dengan perintah Yesus kepada Yohanes untuk mengurus Maria setelah kematianNya. Sejak abad ke-19, Rumah Maria, sekitar 7 km (4 mil) dari Selcuk, konon telah menjadi rumah terakhir untuk Maria, berdasarkan visi Suster Anne Catherine Emmerich. Hingga kini, rumah Maria menjadi tempat ziarah yang populer bagi kaum Katolik.
Sumber : Fedrichsen – Ridmag vol. 15

Baca Artikel Situs Alkitab dan Lokasi Penting Lainnya:
- Tembok Ratapan – Situs Doa dan Kesatuan Nasional Bagi Kembalinya Bait Allah Ketiga
- Gunung Karmel – Kebun Anggurnya Allah
- Gunung Tabor – Gunung Transfigurasi
- Kapernaum – Kota Tuhan Menghibur
- Nazareth – Mengunjungi Kampung Halaman Kristus Yesus
- Patmos – Mengenal Pulau Tempat Rasul Yohanes Menerima Wahyu Akhir Zaman
- Filipi – Kota Pertama Yang Mendengar Injil
- Korintus – Kota Hitam Penguasa Dua Pelabuhan
- Tarsus – Kota Yang Merdeka
- Gerasa – Kota di Dekapolis Dengan Peradaban Tinggi
- Ziklag – Kota Filistin Yang Terabaikan
- Atena – Kota Para Pemuja Dewa
- Yerikho – Kota Tertua dan Terendah di Dunia
- Efesus – The Light of Asia Yang Menjadi Pusat Misi
- Gunung Nebo – Tempat Kematian dan Kesembuhan
- Yope – Kota Penginjilan Kontekstual
- Adulam – From Zero To Hero
- Laodikia – Kota yang Kaya Raya Tetapi Miskin
- Niniwe – Kota Kelam yang Selamat dari Petaka Melalui Pertobatan
- Qumran – Lokasi Penemuan Naskah Laut Mati
- Megido – Situs Perang Jaman Kuno dan Harmagedon Kelak
- Lembah Eskol – Lembah Keputusan dan Simbol Kelimpahan
- Gunung dan Padang Gurun Sinai – Tempat Ujian Bagi Bangsa Israel
- Taman Getsemani – Pergumulan Yesus Ketika Memilih Kehendak Allah
- Bukit Zion – Kota Allah yang Hidup
- Sungai Yordan – Saksi Bisu Peristiwa Besar dan Mujizat
- Danau Galilea – Padat Sejarah, Pengajaran, Mujizat dan Inspirasi
- Betlehem – Kota Perkenanan Tuhan
Baca Berita Utama Terkait :