Holyland Tour & Bible SiteLokasi Penting & Bible Sites

Atena – Kota Para Pemuja Dewa

Mendengar nama Atena membuat para pendengarnya langsung terkoneksi dengan nama para filsuf. Jauh sebelum kedatangan Yesus Kristus, Atena memang sudah terkenal dengan para pemikir hebat seperti Sokrates, Plato, Aristoteles, Zeno, Phytagoras, Heraklitos, Permanindes, Thales, dan masih banyak lagi filsuf lain dengan berbagai jenis pemikiran dan gaya filsafat masing-masing. Ibu kota Yunani modern dan kota terpenting di Yunani pada zaman dahulu ini terletak di dekat ujung selatan dataran Atika, kira-kira 8 km dari Laut Aegea. Letak geografisnya sangat berperan untuk kemasyhurannya dalam sejarah. Pegunungan di sekeliling kota itu merupakan pertahanan alami, dan celah-celah gunung berada cukup jauh sehingga Atena dapat terhindar dari kemungkinan serangan darat secara tiba-tiba. Letaknya juga cukup jauh dari laut sehingga aman dari armada penyerbu.

Tahun 86 SM, kota ini direbut oleh bangsa Romawi, tetapi ibukota untuk seluruh Akhaya (Yunani) adalah Korintus. Setelah Roma menaklukkannya, kota Atena berstatus sebagai “cifitas foederata”, yang terbebas dari kuasa gubernur propinsi Akhaya. Tidak membayar pajak ke Roma dan mempunyai otonomi di bidang pengadilan intern.

Kampung Halaman Para Filsuf

Kota Atena terkenal sebagai pusatseni, sastra, dan ilmu pengetahuan Yunani. Berbagai bidang keilmuan berkembang pesat, mişalnya pengobatan, itmu pasti, flsafat, dan sastra. Muncul banyak cendekiawan di Atena, seperti Fidias dalam bidang seni, Iktinos dan Kallikrates daiam bidang arsitektar, Sofoktes dan Euripides adalah penulis drama tragedi yang sangat terkenal, sedangkan Aristofanes menulis drama komedi. Dalam filsafat, Sofokles mengajar orang-orang melalui pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka berpikir.

Atena menjadi kota perguruan tinggi yang dipenuhi oteh para professor – dosen dan filsuf. Empat aliran filsafat terbentuk di kota ini, yaitu aliran Plato, Aristoteles, Epikuros, dan Stoa (Kisah Rasul 17:18). Pada zaman Romawi, aliran aliran ini diikuti oleh para siswa dari seluruh imperium itu. Bahkan, dari ketiga kota universitas yang besar pada waktů itu, yaitu Atena, Tarsus, dan Aleksandria, Atena adalah yang paling terkenal. Penulis Filo dari Aleksandria mengatakan bahwa Atena adalah yang paling tajam otaknya dari orang Yunani lainnya. Banyak pemuda Romawi pergi ke Atena untuk memperoleh pendidikan tinggi, termasuk Octavius (Kaisar Agustus) dari Roma semasa mudanya juga belajar di kota ini.

Kota Para Dewa

Atena juga merupakan kota yang sangat religius sehingga Rasul Paulus terdorong untuk berkomentar bahwa orang Atena tampaknya cenderung lebih takut kepada dewa-dewa dibanding orang-orang lain (Kisah Rasul 17:22). Menurut sejarawan Yosefus, orang Atena adalah orang Yunani yang paling saleh. Negara mengendalikan agama dan mendukungnya dengan membiayai korban, ritual, dan arak-arakan massal demi menghormati para dewa. Berhala-berhala terdapat di kuil-kuil, di lapangan-lapangan, dan di jalan-jalan. Orang-orang secara teratur berdoa kepada para dewa sebelum mengadakan perjamuan atau simposium kaum cendekiawan, pertemuan politik, dan pertandingan atletik. Agar tidak menyakiti satu dewa pun, orang Atena bahkan membangun mezbah-mezbah kepada Allah yang tidak dikenal, sebagaimana disebutkan Paulus dalam kitab Kisah Rasul 17:23.

Patung dewa dewi di Atena

Dalam mitologi Yunani, mereka percaya kepada 12 Dewa Olimpus yang dikenal dengan sebutan Dodekatheon. Salah satu di antara dewa-dewi olimpus mereka adalah Atena. Selain dipercayai sebagai pelindung kota Atena, Dewi Atena juga disebut sebagai dewi kebijaksanaan, perang, seni, dan kerajinan tangan. Penduduk kota Atena membangun sebuah patung Atena dengan helm di kepalanya, mengenakan baju besi dan aigis. Patung itu juga dihiasi dengan seekor ular besar dan perisai berhiaskan kepala Gorgon. Di Akropolis kota Atena juga terdapat kuil Parthenon untuk memuja Atena.

Rasul Paulus di Atena

Perjalanan Paulus ke kota Atena adalah perjalanan yang cukup berat. Bukan karena Paulus mengalami penganiayaan sampai mati, namun karena Paulus akan berhadapan dengan sebuat kota yang disebut sebagai kota para filsuf. Kota yang diisi oleh banyak kaum intelektual, pemikir hebat, dan filsuf-filsuf yang memiliki karya-karya yang sangat mempengaruhi peradaban, kemajuan teknologi dan kebudayaan. Selain itu, Atena juga adalah sebuah kota para dewa karena begitu banyak dewa yang tergambar dalam rupa-rupa patung yang hampir terdapat disetiap ruas jalan kota itu (Kisah Rasul 17:16). Ada sindiran yang mengatakan bahwa di kota Atena lebih mudah mencari dewa dibanding mencari manusia. Latar belakang inilah yang membuat perjalanan Paulus ke Atena menjadi sebuah perjalanan yang berat dan penuh tantangan untuk pemberitaan Injil.

Sewaktu berada di pasar, Paulus didatangi oleh para filsuf Stoa dan filsuf Epikuros, aliran filsafat yang paling terkenal dan banyak memberi pengaruh ketika itu. Ia dipandang dengan penuh curiga sebagai orang yang memberitakan dewa-dewa asing (Kisah Rasul 17:18). Penduduk Atena ternyata lebih skeptis dan toleran daripada orang Filipi, tetapi mereka rupanya masih khawatir akan pengaruh ajaran baru ini terhadap keamanan negara. Paulus dibawa ke Areopagus, yakni di hadapan mahkamah.

Paulus di Atena

Kefasihan Paulus dalam memberikan kesaksian di hadapan orang-orang Atena yang terpelajar tersebut merupakan pelajaran bagi kita untuk cerdik dan kontekstual dalam penginjilan. Paulus memperihatkan bahwa yang sedang ia beritakan bukanlah dewa baru, melainkan Sang Pencipta langit dan bumi. Dengan cerdik Paulus menunjuk “Allah yang Tidak Dikenal”, yang mezbahnya telah ia lihat. Bahkan ia mengutip dari  Phaenomena karya Aratus, seorang penyair Kilikia, dan dari Himne kepada Zeus karya Kieantes (Kisah 17:22-31). Walaupun mayoritas mengejeknya, beberapa orang Atena, termasuk Dionisius, yaitu hakim Areopagus serta seorang wanita bernama Damaris menjadi orang percaya, Kisah Rasul 17:32-34.

Mengabarkan Injil di segala situasi dan tempat merupakan keharusan bagi Paulus juga bagi setiap orang percaya. Kita akan sanggup melakukannya dengan tuntunan Roh Kudus dan disertai mengenal kebenaran firman dengan hati yang teguh.

Sumber : Moses Christianto – Ridmag vol. 12

Baca Artikel Situs Alkitab dan Lokasi Penting Lainnya:

Baca Berita Utama Terkait :