Memahami Penuaan – Aging dan Anti Aging – Anti Penuaan
Tidak ada manusia yang ingin menjadi tua, kita ingin selalu berada dalam kondisi puncak kita, dapat selalu beraktivitas dan berpenampilan sebagaimana usia muda kita, ketika kita berada dalam kondisi terbaik. Namun, penuaan merupakan hal alami yang terjadi pada setiap mahkluk hidup karena tidak ada hal yang abadi di dunia. Tidak terkecuali pada manusia.
Akhir-akhir ini, hal mengenai anti-aging menjadi topik yang ramai dibicarakan. Anti aging medicine, dikenal juga dengan life extension adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memperlambat bahkan membalikkan proses penuaan sehingga dapat memperoleh usia yang optimal. Beberapa penelitian dipercaya bahwa terobosan-terobosan dalam pembaharuan jaringan dengan misalnya stem sel (sel punca) dapat memperpanjang umur manusia.
Terdapat dua hal yang berbeda, yaitu masalah estetik (kecantikan/penampilan) dan kesehatan (internal). Banyak klinik estetik yang bermunculan dengan solusi dari masalah penuaan yang ada seperti kerut wajah yang turun, skar, selulit, sampai hidung yang dirasa kurang mancung, bibir yang terlalu tipis, mata yang terlalu sipit, dsb. Solusi yang ditawarkan adalah memperbaiki tampilan luar dengan teknologi dan teknik terbaru seperti botox, filler, RF, sampai ke bedah plastik.

Inti dari masalah ini adalah karena masyarakat kita semakin menyadari pentingnya penampilan dalam interaksi mereka setiap hari sehingga ingin tampil sempurna dan menarik. Mereka merasa kurang percaya diri jika misalnya ada kerutan di wajah atau memiliki tubuh yang terlalu gemuk.
Jika kita kembali ke definisi dari anti-aging, sebenarnya belum ada solusi dari penuaan itu sendiri. Setiap kita pasti menua, tetapi dengan penemuan-penemuan terbaru dalam bidang ini kita dapat meniadi tua dengan memiliki kesehatan yang baik, yang kemudian akan terlihat di luar (penampilan). Jadi sehat di dalam (internal) lebih penting dari penampilan saja. Ilmu anti-aging sebenarnya lebih kepada menjaga kesehatan tubuh kita secara benar, menjaga kesehatan organ-organ tubuh kita supaya tetap sehat dan berfungsi optimal.
Dalam masyarakat kita khususnya 200 tahun belakangan ini, kita telah secara dramatis meningkatkan kondisi manusia dan usia harapan hidup manusia melalui sumber makanan yang lebih terjamin, imunisasi/ vaksinasi, dan metode anti-infeksi serta pengobatan. Sebagai hasilnya, banyak orang di dunia akan hidup sampai akhir usia 70 bahkan 80 tahun dalam keadaan sehat.
Setiap saat di setiap hari tubuh kita membentuk dirinya sendiri untuk tetap survive dan meningkatkan harapan hidupnya. Hal ini dilakukan melalui pembelahan miliaran sel kita. Faktanya, sekitar 1% dari sel-sel tubuh kita dibentuk baru setiap hari sehingga seluruh sistem organ di tubuh kita dapat secara utuh digantikan dalam waktu 6 bulan. Sel-sel kita mempunyai blueprint yang unik, yang memberi petunjuk kepada tubuh kita bagaimana membentuk sel-sel tubuh yang baru. Tetapi keputusan-keputusan kita tentang bagaimana kita berolahraga, apa yang kita makan atau yang tidak kita makan, sampai kepada tempat kita hidup mempunyai pengaruh langsung kepada kualitas perpanjangan hidup atau pembatasan hidup yang diaktifkan di setiap sel. Pilihan-pilihan kita mempunyai kemampuan untuk membantu atau merusak proses biologis ini.
Aktivitas fisik, kualitas kuantitas makanan dan lingkungan yang dipercaya bekerja pada sistem-sistem organ spesifik di tubuh kita atau didalam protoplasma selular dalam menyediakan sumber energi atau membuang toksin/racun. Penelitian saat ini membuktikan bahwa dampak yang sangat besar terjadi di dalam inti sel, yaitu pada gen kita.
Kita sering telah mendengar bahwa umur kita bisa dilihat dari umur orang tua kita. Misalnya, jika seseorang mempunyai ayah yang meninggal pada usia 60 tahun, umur orang itu juga akan berakhir di sekitar usia tersebut. Pengertian ini seringkali bertambah buruk jika penyebab kematian ayah (orang tua) tersebut adalah penyakit, seperti serangan jantung atau stroke sehingga seringkali kita akan berpikiran bahwa kita kuga mempunyai gen penyakit jantung yang sama, yang akan kita derita di kemudian hari. Pengertian ini sering membuat orang tidak mau berusaha untuk hidup lebih lama, berkualitas, dan bahagia karena merasa sudah “nasib”‘nya akan mempunyai penyakit mematikan tersebut. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kode genetik seseorang hanya bertanggung jawab 30% saja dari keseluruhan waktu hidupnya, sedangkan yang mengontrol 70% adalah gaya hidup kita.

Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya penemuan DNA (deoxyribonucleic acid), yang merupakan struktur terdiri dari 23 pasang kromosom yang menyangga kompleksitas kehidupan manusia. DNA ini berfungsi sebagai blueprint, yaitu sebagai cetakan untuk membangun suatu struktur tertentu dalam semua tingkat sel, misalnya asam amino (protein). llmu yang mempelajari hal ini disebut sebagai epigenetik.
Melalul epigenetik, kita bisa mengerti dan mengekplorasi bagaimana faktor-faktor seperti olahraga, makanan (diet), lingkungan, dan emosi dapat mempunyal pengaruh yang besar terhadap kesehatan dan usia harapan hidup kita. Baru-baru ini ditemukan bahwa faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi banyak mekanisme epigenetic manusia yang mengontrol bagaimana kode genetik kita digunakan atau juga disalahgunakan. Ini artinya, walaupun kita mempunyai blueprint DNA dari nenek moyang kita sejak permulaan kehidupan di dunia, tidak semua akan diekspresikan, diaktifkan, atau diwujudkan oleh mekanisme epigenetik yang ada. Pengaruh epigenetik dari luar sel (olahraga nutrisi, lingkungan, dan emosi) dapat mengaktivasi faktor-faktor transkripsi di dalam inti sel sehingga menghasilkan kondisi yang sehat (anti-peradangan, anti oksidan, anti mutasi) atau kondisi yang tidak sehat.
Konsep ini dapat dijelaskan salah satunya dengan penemuan Lenny Guarente dan David Sinclair pada 1990, mereka meneliti ragi. Mereka menemukan bahwa jika ragi diberikan makanan yang lebih sedikit (mengurangi kalori masuk), usia sel tersebut bisa bertambah sampai 60%. Ditemukan bahwa pengurangan kalori ini mengaktifkan enzim bernama Sir2 (silent information regulator 2), yang termasuk dalam kelas protein Sirtuins. Aktivasi Sir2 menyebabkan DNA ragi membelah secara lebih efisien sehingga sel-sel ragi tersebut dapat membelah diri untuk waktu yang lebih lama dan hidup lebih lama. Jadi, pengurangan kalori ini memicu sel-sel ragi untuk membaca kode blueprint DNA mereka untuk memproduksi tambahan protein stabilisator DNA (Sir2). Ditemukan pula, bahwa semua hewan, juga manusia mempunyai aktivator Sirtuin ini. Saat ini kita mengetahui bahwa banyak nutrisi, aktivitas, dan faktor lingkungan dapat berpengaruh kepada DNA dengan cara epigenetic yang sama untuk menghasilkan aksi-aksi yang dapat memperpanjang hidup kita.
Penemuan akhir berhubungan dengan aktivasi Sirtuin oleh Sinclair, tahun 2006, dia menemukan bahwa resveratrol, suatu senyawa yang ditemukan di kulit anggur yang gelap dan dari sumber alami lainnya, juga mengaktivasi Sirtuin melalui jalur epigenetik, sama seperti efek epigenetik pada pengurangan kalori. Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa suplemen diet, vitamin, mineral, pilihan makanan, dan olahraga dapat secara epigenetik mengaktifkan protein yang dapat mempengaruhi sel-sel otak dapat membelah dan menghasilkan sel otak baru. Di lain pihak, beberapa polutan, dapat secara epigenetik menstimulasi terjadinya kanker.

Untuk membahas paradigma baru ini, kita harus meneliti bagaimana manusia awal itu hidup dan makan. Diet (pola dan jenis makanan) manusia dahulu tidak berubah selama waktu yang lama sehingga sangat cocok secara genetik dengan kode DNA manusia. Pola makan dan pola hidup kita saat ini hanya sedikit yang masih sama dengan nenek moyang kita. Nenek moyang kita mengkonsumsi makanan seperti ikan (kaya omega-3), buah-buahan, kacang-kacangan, dan buah beri (kaya akan resveratrob. Nenek moyang kita juga secara tidak sengaja telah mempraktikan pengurangan atau pembatasan kalori selama tidak ada makanan (sedang berburu, bencana alam, dsb).
Sebagai kesimpulan, untuk mempunyai pandangan yang baru tentang anti-aging, kita harus mengerti dan melakukan tindakan yang bekerja bahkan sampai dalam level epigenetik untuk mencegah penyakit, tidak hanya saat ada penyakit, dengan hidup sehat.
Teori Terjadinya Proses Penuaan
- Teori yang menyatakan bahwa sel-sel tubuh kita telah mempunyai batas waktu umur tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa sel normal memiliki kemampuan pembelahan diri pada suatu saat tidak bisa lagi membelah diri dan kemudian sel tersebut akan mati dan tidak tergantikan lagi. Itulah mengapa saat kita menjadi tua, tubuh tidak mampu berfungsi lagi seperti ketika kita muda.
- Teori adanya kerusakan terus-menerus pada tubuh kita, misalnya dengan adanya radikal bebas yang merusak tubuh. Jika jumlah radikal bebas berlebihan dan tidak dapat dinetralisir oleh tubuh, sel tubuh kita akan rusak.
Tanda dan Gejala Penuaan
Secara fisik adalan pengurangan otot tubuh, lemak tubuh akan meningkat, daya indra tubuh berkurang, gangguan seksual, osteoporosis, dan lainnya. Secara psikis bisa terlihat adanya kurang gairah, mudah depresi, cemas, dan gelisah.
Cara Menjaga Tubuh Tetap Optimal dan Muda?
- Menjaga hubungan dengan Tuhan dan sesama.
- Menjaga istirahat yang cukup. Tidur cukup, seimbang antara bekerja dengan istirahat / relaksasi sehingga terhindar dari stres.
- Menjaga kualitas makanan kita. Gizi yang baik, banyak konsumsi serat, hindari makanan tinggi lemak, dan makanan tinggi gula.
- Menjaga kualitas fisik kita.
- Berolahraga secara teratur baik yang bersifat cardio maupun dengan alat bantu beban.
- Secara teratur melakukan pemeriksaan fisik yaitu medical check up.
- Menjaga berat badan kita di tingkat ideal.
- Menjaga kualitas pikiran kita. Selalu berpikir optimis dan bersyukur sehingga memiliki pola hidup yang positif.
Peranan Stem Sel dalam Peremajaan Sel Tubuh
Diatas telah sedikit disinggung mengenai Stem Sel / sel punca sebagai salah satu terobosan dalam pembaharuan jaringan atau sel tubuh. Stem sel / sel punca adalah sel induk atau sel asal sehingga sel dapat berkembang menjadi sel apa pun di dalam tubuh kita. Sel ini juga dapat beregenerasi. Stem sel / sel punca sangat penting untuk menggantikan sel rusak dalam tubuh dengan sel baru. Saat ini banyak digunakan terapi stem sel/ sel punca dewasa.

Stem sel/sel punca dewasa atau somatic, didapat pada semua orga tubuh, yang lama kelamaan akan berkurang bahkan saat usia kita tua sudah dalam jumlah yang sangat sedikit. Cara terapi Stem sel/ sel punca dengan cara disuntikkan. Setelah disuntikkan dan berada dalam tubuh, sel induk ini akan menuju daerah-daerah yang rusak dari tubuh. Sel ini akan berfungsi menggantikan sel-sel yang telah rusak sehingga dapat bekerja optimal kembali, sehingga fungsi organ tubuh akan tetap terjaga. Berbagai penyakit seperti diabetes, stroke, serangan jantung, osteoporosis, parkinson, dll dapat dibantu dengan terapi ini.
Mengasihi diri sendiri berarti bertindak merawat diri agar tetap sehat dan bugar.
Oleh :
dr. Jonathan Manuel, MKK MGBT
Ruko Wisma Gading Permai K1/11
Kelapa Gading Permai
087788813339
Sumber : Ridmag vol. 11