Apakah Yesus Masih Memiliki Luka-lukanya?

Selain Yesus, manusia tidak memiliki pemahaman yang sempurna tentang Tuhan. Di dalam Yesus manusia menemukan pewahyuan penuh dan terakhir tentang Bapa. Tidak mungkin bagi manusia untuk datang, baik dalam pengertian atau dalam persekutuan yang sebenarnya, kepada Bapa kecuali melalui Putra yang dimuliakan, putra yang telah bangkit.

Oleh karena itu, menyatakan hal ini secara positif berarti menyatakan bahwa manusia yang mendekati Allah, yang melakukannya untuk selama-lamanya sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya di dalam dan melalui Yesus dari Nazaret. Jadi, pribadi yang naik ke Surga adalah Tuhannya manusia.

Mustahil untuk menghilangkan dari Dia yang naik dan memerintah itu bekas luka-luka yang ditanggungnya. Itu adalah bagian dari Kepribadian-Nya dan berbicara tentang pemenuhan suatu tujuan yang merupakan tujuan Allah, dan yang dilaksanakan oleh Allah di dalam dan melalui Yesus. Jika Kemanusiaan Yesus yang sempurna menjadi penyingkapan yang sempurna di depan mata manusia akan kemuliaan hakiki Allah, maka Kepribadian Yesus yang terluka adalah penyingkapan di depan mata manusia luka hati Allah itu, yang melaluinya rahmat-Nya dicurahkan dan memanifestasikan kemenangannya yang paling kuat.

Dalam penglihatan apokaliptik Yohanes melihat “di tengah-tengah takhta … seekor Anak Domba seolah-olah telah disembelih.” Referensinya tidak diragukan lagi tentang Kristus. Dua hal yang nyata, pertama bahwa Dia menempati posisi Tuhan. Dia berada di tengah-tengah takhta. Kedua bahwa Dia menyimpan bukti-bukti penderitaan. Itu adalah “Seekor Anak Domba seolah-olah telah disembelih.” Fakta ganda ini berbicara selamanya tentang fakta terdalam yang ada di balik penebusan manusia. Fakta ini adalah penderitaan Tuhan.

Diadaptasi dari The Crises of the Christ, Buku VII, Bab XXIX, oleh G. Campbell Morgan.

Sumber : G. Campbell Morgan – www.christianity.com

Baca Artikel Lainnya Renungan Kenaikan Yesus Kristus Ke Surga :

You May Also Like