Be a Climber
Nicholas James Vujicic, biasa dikenal sebagai Nick Vujicic, lahir di Brisbane, Australia sebagai bayi dengan cacat fisik “tetra amelia syndrome” yaitu tidak memiliki kaki dan tangan. Yang ia miliki hanyalah dua jari di ‘kaki’nya. Penampilan fisik yang sangat pendek, tanpa kaki dan tanpa tangan, gerakan yang aneh ketika berjalan, merupakan bahan ejekan menggelikan yang dinikmati oleh teman sebaya Nick di sekolah. Akibatnya pada usia 8 tahun Nick berpikir untuk bunuh diri dan pada usia 10 tahun ia berusaha menenggelamkan dirinya namun batal karena ingat cinta kasih kedua orang tua terhadapnya yang begitu besar. Nick sempat berdoa agar Tuhan menumbuhkan kaki dan tangan untuknya, namun ketika hal tersebut tidak terjadi Nick mulai sadar bahwa kondisinya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain, ia mulai bersyukur atas kehidupannya sekalipun ia cacat.
Nick mulai menguasai tugas-tugas keseharian, seperti menulis dengan dua jari kakinya, mengetik, melempar bola tenis, mengambil gelas, menyisir, menyikat gigi, menerima telepon, dan bercukur. la cakap memakai mulutnya untuk mengambil barang. Ia dapat berenang dan bahkan mampu menyetir mobil (dengan desain khusus / mobil khusus).
Di kelas 7, Nick dipilih menjadi Kapten Sekolah dan menggalang dana untuk kegiatan sosial. Pada usia 17 tahun, ia mulai menjadi pembicara di kelompok doa dan mmulai organisasi nirlaba “Life Without Limbs”. Nick lulus kuliah pada usia 21 tahun dengan dua gelar di bidang akuntansi dan perencanaan finansial. Nick saat ini menjadi motivator, berkeliling di 24 negara dan di 5 benua. la berbicara pada lebih dari 3 juta orang di perusahaan, gereja dan sekolah. la juga menulis buku, membuat DVD motivasional, dan membintang yang memenangi beberapa penghargaan. Luar biasa bukan?
Apakah yang membuat Nick mampu mengatasi hambatan yang luar biasa besar tersebut? Ada banyak faktor tentunya, salah satunya adalah Nick memiliki “Adversity Quotient” yang tinggi. Adversity Quotient adalah suatu ukuran mengenai kemampuan mengubah hambatan menjadi keuntungan.
Ketika menghadapi hambatan, ada 3 tipe reaksi manusia:
1.The Quitter
The Quitter adalah orang-orang yang mudah quit atau keluar, mundur ketika ada hambatan. Contohnya adalah umat lsrael yang bersungut-sungut dan ingin kembali ke Mesir pada saat menghadapi hambatan-hambatan dalam perjalanan eksodus menuju tanah Perjanjan. Alih-alih percaya dan memegang teguh janji Tuhan, serta maju pantang mundur, mereka justru ingin kembali ke zona aman mereka, yaitu sebagai budak di Mesir. Quitter adalah tipikal orang yang cenderung memilih jalan yang paling mudah, enggan bekerja keras. Kata-kata yang sering digunakan oleh quitter adalah, “Aku tidak bisa”, “Mustahil”, Aku terlalu…(muda, tua, tidak memiliki keahlian).”
2. The Camper
The Camper adalah orang-orang yang sudah berusaha dan mengalami kemajuan (dalam hal rohani, usaha, dan pekerjaan/pelayanan, namun kemudian memutuskan untuk berhenti dan memasang tenda untuk berkemah, alias camping karena merasa bahwa sudah cukup puas sampai di sini saja, merasa terlalu lelah untuk terus maju. Mereka tidak mundur, hanya saja memilih untuk tidak terus maju. Kata-kata yang sering digunakan oleh Camper adalan “Sudah cukup bagus kog, tidak perlu repot-repot lagi”, “Syarat minimalnya apa untuk melakukan tugas itu?”, “Saya sudah tuntas membaca Alkitab satu kali, sudah cukup kan?”, “Aku sudah menerima Tuhan Yesus dan sudah menjadi jemaat setia, tidak perlu lagi terlibat pelayanan.”
3. The Climber
The Climber adalah orang-orang yang memutuskan untuk terus-menerus membuat dirinya maju dengan menambah keterampilan, mau belajar, mau mengubah sikap yang kurang baik, mau bekerja lebih keras. Ibarat pendaki gunung, mereka terus mendaki dengan visi untuk meraih puncak tertinggi dan menolak untuk berkemah ketika ada “lahan yang menyenangkan untuk memasang tenda dan tidur-tiduran di dalamnya. Yosua dan Kaleb adalah contoh di antara kedua belas pengintai yang terus menerobos untuk menduduki tanah Perjanjian. Mereka terus berjuang di tengah-tengah kesepuluh orang quitter yang berkata bahwa penduduk Kanaan adalah raksasa dan mereka kecil seperti belalang.
Nick Vujicic adalah seorang climber yang mendaki dan terus mendaki, menerobos kesulitan dan mengubahnya menjadi keuntungan. Coba bayangkan betapa sulit dan frustrasinya Nick ketika pertama kali menulis dengan jari kaki, namun ia terus berlatih dan berlatih sampai berhasil. Bayangkan ketika ia belajar mengambil gagang telepon, jatuh dan jatuh dan jatuh lagi namun ia berusaha terus. Namun ia berhasil mengatasi semuanya itu, bahkan menjadi motivator internasional.
Janji Tuhan yang mengatakan bahwa kita lebih dari pemenang, jangan sampai jadi slogan belaka, harus menjadi kenyataan bagi umat Tuhan yang memutuskan untuk menjadi climber, sampai janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita.
Oleh : Suilyana E. Sewucipto, M.Si., P.Si.
Passion. Konsultan Psikologi Anak, dan Remaja
Jl. Kelapa Hibrida Raya Blok QJ 9/ nO.6
(021) 80749600 Kelapa Gading. Jakut
Sumber : Ridmag Volume 04
Baca Artikel Utama Menarik :
- Natal – Yesus Tuhan dan Nubuatan Alkitab
- Panduan Kebangunan Rohani
- Kebangkitan Rohani dan Gerakan Transformasi
- Panduan Pemuridan Gereja dan Mentoring Kristen
- Info Lengkap Israel – Mengenal Bangsa Pilihan Tuhan
- Fakta dan Data Wisata dan Informasi Umum Israel
- Info Lengkap Lokasi Wisata dan Ziarah Kristen – Holyland Tour
- Paket Wisata Rohani – Holyland Tour Yerusalem & Ziarah Kristen
- Info Tips & Trik Lengkap Persiapan Perjalanan Wisata Rohani
- Info Lengkap Siaga dan Tanggap Bencana Indonesia
- Info Lengkap Tentang Asuransi dan Tabungan Proteksi
- Semua Hal Tentang Kaos dan Tshirt