Special ContentTahun Baru & Awal Yang Baru

Terbebas Dari Belenggu Masa Lalu – Masuk Ke Musim Baru

Waktu terus berlalu, meninggalkan kenangan masa lalu. Seindah atau sepahit apapun segala yang kita alami di waktu lampau, kita harus berani untuk melepaskannya. Sebab musim yang baru telah tiba, dan segala sesuatu yang baru ada di depan kita. Rasul Paulus berkata “..aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.” (Filipi 3:13). Ayat ini MEMERINTAHKAN kita untuk meninggalkan/ melepaskan belenggu masa lalu.

Orang yang masih terbelenggu dengan masa lalu, cenderung takut untuk menapaki hari-hari di depan, enggan mengikuti waktu yang berputar, sebab hati dan pikirannya masih melekat di masa lampau, meskipun raganya hidup di masa kini. Tentu akan sangat rugi bila kondisi seperti ini ternyata banyak dialami oleh umat Tuhan, karena kerinduan Tuhan adalah setiap kita dapat maksimal dalam segala hal yang baik, berguna, dan membangun. Ingatlah, Tuhanlah yang mengatur dan mengendalikan waktu serta musim (Daniel 2:21a), agar kita ada di dalam “kronos dan kairosNya”.

Apa Belenggumu?

Belenggu masa lalu dalam kehidupan kita bermacam-macam, namun semuanya dapat menghambat laju iman kita. Belenggu-belenggu tersebut juga mampu merenggut masa depan dan harapan menjadi pudar hingga berputus sa. Kenalilah belenggu apa yang masih mengikat hidup kita, mungkin itu berupa:

  • Trauma masa lalu (kecelakaan, pelecehan, kejahatan, perampokan, perkosaan, diserang orang, dll.)
  • Kepahitan terhadap seseorang (sakit hati, dendam, kemarahan)
  • Okultisme (terikat perdukunan, mantra-mantra, berhala-berhala)
  • Sakit-penyakit (penyakit kronis, kanker, HIV, dll). 

Apapun belenggu yang masih merantai kita hingga kini harus dibereskan dan dilepaskan sehingga tidak menjadi beban yang menghalangi sukses kita.

Keluar dari Belenggu Masa Lalu

Mengingat banyaknya manusia masih terbelenggu oleh kejadian di masa lalu, keputusan untuk melepaskan belenggu masa lalu sangat dibutuhkan. Keputusan untuk meninggalkan masa lalu akan membantu kita berorientasi pada masa depan.

Ciri-ciri orang yang terbelenggu masa lalu:

  • Takut melangkah
  • Takut mencoba
  • Takut gagal
  • Takut tertolak
  • Diliputi kekhawatiran
  • Perasaan bersalah
  • Ragu-ragu, bimbang, takut, dll

Ada berbagai respons yang berbeda bagi seseorang dalam menghadapi masa lalu; ada yang langsung melupakan kejadian masa lalunya, ada pula yang mengabaikan masalah di masa lalu, beberapa orang memilih menyelesaikan masalah dari masa lalu itu, dan tidak sedikit juga yang menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga.

Pelayanan pelepasan dalam gereja disediakan bagi jemaat yang masih dalam belenggu masa lalu. Langkah-langkah untuk mengalami pemulihan dan kebebasan adalah dengan membereskan masalah-masalah di masa lampau, dengan cara:

  • Mengakui di hadapan Tuhan.
  • Meminta pengampunan dari Tuhan.
  • Mengampuni diri sendiri.
  • Mengampuni orang-orang yang telah menyebabkan kita menderita.
  • Menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga.
  • Menatap masa depan.

Semangat Yang Baru di Musim yang Baru

Hari ini adalah masa lalu bagi masa yang akan datang. Begitu juga dengan masa yang akan datang akan menjadi masa lalu bagi masa yang akan datang lagi. Bila kita hanya berpangku tangan dan tidak berbuat sesuatu, kita akan ditinggalkan oleh waktu yang terus berlari kencang di hadapan kita. Masa yang sudah berlalu adalah masa yang tidak akan mungkin kembali dan tak akan pernah kembali lagi. Karena itu sebagai pelaku peristiwa, kita dituntut untuk bersikap aktif dan belajar memperbaiki apa yang sudah pernah kita lakukan pada masa lalu agar peristiwa pahit di masa lalu itu tidak terjadi lagi pada masa-masa selanjutnya.

Dibutuhkan sebuah gairah dan semangat yang baru untuk berjalan dalam musim yang baru. Segala sesuatu yang baru telah Tuhan persiapkan dan itu hanya akan diraih bagi mereka yang memiliki pikiran yang baru, hati yang baru, dan kehidupan yang baru. 

Sumber : Moses Christianto – Ridmag vol 22.

Artikel Inspirasi Awal Tahun :

Tahun Baru Dengan Perspektif, Sudut Pandang dan Paradigma Yang Baru