ChurchKebangunan Rohani Transformasi & PersekusiSpecial Content

Mempersiapkan Kebangunan Rohani – Bagian 2

Para Pendeta & Pemimpin Gereja

E.M. Bounds, serta banyak penulis lain, dari Charles G. Finney dan seterusnya sampai ke penulis kebangunan rohani kontemporer, telah mengungkapkan dengan jelas bahwa para pendeta dan pemimpin gereja adalah orang-orang yang memegang kunci untuk kebangunan rohani yang berhasil. Jim Cymbala, dalam bukunya Fresh Wind Fresh Fire, menyatakan bahwa “Para pendeta dan pemimpin gereja harus merendahkan diri, mengakui bahwa mereka memiliki banyak kesalahan yang menyebabkan kedinginan rohani.”

Dengan pergumulan yang para pendeta miliki untuk membuka pintu kebangunan rohani, dapat dimengerti mengapa Allah berbalik kepada orang-orang muda, pelayan Tuhan yang bukan pendeta untuk memulai kebangunan rohani, seperti Frank Bartleman jelaskan:

“Kebangunan rohani hampir selalu dimulai di antara kaum awam. Para pemimpin gereja jarang menyambut reformasi. Sejarah berulang dengan sendirinya. Para pemimpin saat ini terlalu nyaman dalam posisi mereka sebagai penguasa untuk menginginkan pembaharuan yang mungkin membutuhkan pengorbanan dari pihak mereka. Dan api Tuhan hanya turun di atas korban. Api tidak turun di atas sebuah altar yang kosong! ”

Kebanyakan yang Memimpin Kebangunan Rohani Masih Muda

Dalam kebangunan rohani Moravian, Agustus 1727, jemaatnya masih muda. Zinzendorf, pemimpin kelompok tersebut, berusia 27 tahun, yang kebetulan juga usia rata-rata orang-orang dalam kelompok itu.

Hal pertama yang kita perhatikan tentang panggilan Yeremia adalah usianya yang muda. Ketika Tuhan memanggilnya, dia berseru dalam kesusahan yang besar: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” (Yeremia 1:6).

Mengapa instrumen khusus Allah adalah orang muda? Mungkin jawabannya dapat ditemukan dalam kenyataan bahwa orang muda lebih mudah dibentuk daripada yang tua. Kebanyakan orang bertobat ketika masih muda, dan Tuhan suka mendapatkan orang-orang-Nya sebelum kemunduran rohani atau prasangka dapat merusaknya.

Robert McCheyne meninggal pada usia 29 tahun, setelah memimpin kebangunan rohani di Dundee Skotlandia selama 6 tahun.

Tidak Ada Batasan Usia

Hanya karena sangat umum bagi Allah untuk memanggil kaum muda untuk memulai kebangunan rohani, bukan berarti para pendeta yang lebih matang di antara kita dilewatkan hanya karena usia mereka.

Kita tidak ingin mengkritik para pendeta, menyadari bahwa sebagian besar dari mereka membawa beban yang luar biasa, dan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang menghalangi kebangunan rohani bukanlah sesuatu yang kita inginkan. Namun, dari laporan banyak penulis dan sejarawan kebangunan rohani, kita harus mencatat bahwa mereka telah menyatakan bahwa ada tanggung jawab yang penting yang diletakkan di atas bahu para pendeta untuk membuka pintu kebangunan rohani.

Sumber : https://hanya1percikan.wordpress.com

Baca artikel terkait :