Ketakutan akan Kebangunan Rohani – Bagian 2
Hari Penghakiman
Posting kami yang terakhir adalah “Ketakutan akan Kebangunan Rohani I – Kontroversi dan Perubahan.” Posting kali ini membahas aspek lain mengapa beberapa orang takut memikirkan tentang kebangunan rohani. Beberapa orang takut terhadap kebangunan rohani karena mereka tahu Roh Kudus akan meningkatkan kesadaran akan dosa (keinsafan) baik bagi orang kudus maupun orang berdosa. Karena tingkat keinsafan yang disebabkan oleh Roh Kudus, beberapa orang takut kondisi rohani mereka yang sebenarnya akan tersingkap.
Sementara kita meminta kebangunan rohani yang sejati, ada persyaratan penting yaitu pengakuan dan pertobatan sejati yang harus dilakukan oleh setiap pribadi, dan juga organisasi gereja. Mereka harus mengakui bahwa mereka telah menyimpang dari tujuan utama mereka untuk menjadi pengikut Yesus yang bergairah dan hidup dalam standar kekudusan Allah.

Apa kesan pertama kita ketika kita mendengar kata “kebangunan rohani”? Apakah kita membayangkan orang-orang percaya mengalami hadirat Allah yang hangat dan menginspirasi? Apakah kesan kita adalah bahwa orang-orang belum percaya mendengar dan memberi tanggapan yang positif terhadap Kabar Baik? Apakah persepsi kita tentang kebangunan rohani menyangkut hati yang dipenuhi dengan penyembahan dan peningkatan partisipasi dalam kegiatan gereja?
Bukti awal kebangunan rohani yang sejati adalah Roh Kudus bekerja memberikan kesan kepada orang-orang Kristen suatu keyakinan yang mendalam akan dosa. Ketika ada kebutuhan akan kebangunan rohani, maka dosa sudah masuk secara perlahan, dan satu-satunya cara untuk menghadapinya dengan benar adalah dengan pengakuan dan pertobatan. Keinsafan ini mencakup kelalaian kita, ketidakpatuhan kita dan sikap apatis kita, dan lain-lain, atau bahkan hal-hal yang beberapa orang anggap sebagai hal yang jauh lebih serius. Kebangunan rohani adalah ketika Allah “menimbang kita di dalam timbangan,” atau dengan menggunakan kata yang ketinggalan jaman – penghakiman. (Daniel 5:27; 1 Petrus 4:17)
Banyak umat Allah telah kehilangan rasa takut akan Allah, sampai-sampai kita tidak lagi percaya bahwa Dia menghakimi dan mendisiplin umat-Nya. Banyak yang berpikir Allah penghakiman dan murka adalah Allahnya Perjanjian Lama. Mereka berpikir tentang Allah yang dinyatakan dalam Perjanjian Baru sebagai Allah yang memaafkan, tidak melihat maupun menuntut kita bertanggung jawab ketika kita tidak mentaati-Nya.

“Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar;sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!” (Wahyu 3:19)
Henry Blackaby, dalam bukunya Fresh Encounter, menuliskan bahwa “kebangunan rohani adalah seperti hari penghakiman. Proses kebangunan rohani bisa sangat menyakitkan bagi pribadi dan gereja ketika Allah datang ke tengah-tengah umat-Nya sebagai api yang memurnikan. Biasanya ketika kita berdoa untuk kebangunan rohani, apa yang kita benar-benar inginkan adalah buah-buah kebangunan rohani – sukacita, kedekatan dengan Allah, pertobatan orang berdosa, dan seterusnya. Namun sebelum kita dapat mengalami buah-buah kebangunan rohani, kita harus “dibaptis dengan api.”
Di buku yang sama, Blackaby membuat daftar dari tiga bantahan yang biasanya disampaikan tentang Allah penghakiman:
- Beberapa orang mengabaikan kebenaran dari Perjanjian Lama dengan berkata “Allah tidak seperti itu lagi.” (Maleakhi 3:6; Yakobus 1:17; 2 Timotius 3:16-17)
- Beberapa orang tidak dapat menerima pemikiran tentang Allah sebagai Allah yang mendisiplin dan menghakimi. (1 Petrus 4:17)
- Beberapa orang menolak untuk menghadapi secara terbuka dosa di dalam gereja, dosa masa lampau dan juga dosa saat ini (Galatia 6:1; 1 Korintus 5:1-7; Galatia 2:11-14)
- Beberapa orang memilih untuk bergantung pada hikmat dan alasan manusia [ketika berhadapan dengan dosa] bahkan ketika hal ini bertentangan langsung dengan Firman Allah.

Contoh-Contoh Perjanjian Baru Tentang Disiplin [koreksi] Perbaikan dari Allah
Meskipun saat ini banyak orang sama sekali menentang Allah yang menghakimi dan mendisiplin, kita tidak dapat lari dari Firman yang tertulis yang bersaksi tentang apa yang Allah kita lakukan:
- Ananias dan Safira, karena keserakahan dan kebohongan mereka, dihakimi dan kemudian disingkirkan sehingga mereka tidak menulari gereja mula-mula dengan dosa mereka (Kisah Para Rasul 5:1-10).
- Gereja Korintus ditegur karena mereka membiarkan seorang pria yang tidak bermoral untuk bersekutu di tengah-tengah mereka. Gereja tersebut mentoleransi dosa itu, dengan tidak ada seorangpun yang berdiri untuk menghapus perilaku orang tersebut yang menular, yang mengkontaminasi seluruh kumpulan orang percaya (1 Kor. 5:1-7). Mereka akhirnya mengambil tindakan setelah teguran Paulus, dan orang tidak bermoral itu disingkirkan dari persekutuan, tetapi melalui tindakan kasih [disiplin] itu, orang tersebut akhirnya dibebaskan dari dosa itu dan dipulihkan ke dalam persekutuan (2 Kor. 2:5-11).
- Gereja Korintus ditegur oleh Paulus karena mereka tidak melakukan Perjamuan Kudus dengan serius. Tidak ada keberatan yang disampaikan atas orang-orang yang tidak layak untuk mengambil bagian di dalamnya. Mereka berdosa terhadap tubuh dan darah Yesus (1 Kor. 11:29-32). Beberapa orang benar-benar mati karena mereka menolak untuk menguji diri mereka sendiri dengan sepatutnya.
- Gereja Efesus, Pergamus, Tiatira, Sardis, dan Laodikia dihakimi oleh Allah karena dosa-dosa dan ketidakpatuhan mereka. Allah memperingatkan mereka dan memberi mereka arahan yang jelas tentang apa yang harus mereka lakukan untuk berbalik dan kembali ke jalanyang benar.
Mungkinkah Allah mendisiplin umat-Nya dengan:
- Menolak untuk mendengarkan doa-doa kita? (Yesaya 59:2)
- Menarik kesadaran akan hadirat-Nya? (Mazmur 13:1)
- Mengirimkan kelaparan akan mendengarkan Firman Tuhan? (Amos 8:11-12)
- Mengangkat pagar perlindungan dari kita dan orang-orang yang kita kasihi? (Yesaya 5:5-6)
- Membiarkan kita menanggung konsekuensi penuh atas tingkah laku kita yang berdosa? (Roma 1:24-31)
Mungkinkah murka Allah masih dicurahkan atas orang-orang yang menolak tawaran keselamatan dari Yesus? (Wahyu 20:15). Apakah doktrin ini masih berlaku saat ini?
Sumber : hanya1percikan.wordpress.com
Baca artikel terkait :
- Definisi Kebangunan Rohani
- Kutipan Kebangunan Rohani
- Kebangunan Rohani di Alkitab
- Tema-Tema Umum dalam Kebangunan Rohani
- Pendekatan yang Seimbang terhadap Kebangunan Rohani
- Apakah Kita Memerlukan Kebangunan Rohani? – Bagian I
- Apakah Kita Memerlukan Kebangunan Rohani? – Bagian 2
- Gereja – Dimanakah Kuasa Allah?
- Daftar Lebih dari 76 Kebangunan Rohani (abad 18 – 21)
- Kebangunan Rohani, Apakah Mungkin Untuk Saat Ini?
- Ketakutan Akan Kebangunan Rohani I – Kontroversi dan Perubahan
- Ketakutan Akan Kebangunan Rohani II – Hari Penghakiman
- Panduan Doa untuk Kebangunan Rohani Pribadi I
- Panduan Doa untuk Kebangunan Rohani Pribadi II
- Panduan Doa Kebangunan Rohani Dengan Memakai Ayat-Ayat Alkitab
- Panduan Doa Kebangunan Rohani Dengan Kerendahan Hati
- Panduan Doa untuk Mencari Hadirat Allah
- Mencari Hadirat Allah
- Persiapan Kebangunan Rohani Bagian 1 – Dimulai dari Satu Orang
- Persiapan Kebangunan Rohani Bagian 2 – Para Pendeta & Pemimpin Gereja
- Persiapan Kebangunan Rohani Bagian 3 – Pengakuan dan Pertobatan
- Persiapan Kebangunan Rohani Bagian 4 – Pengharapan dan Keinginan yang Kuat akan Hadirat Allah
- Persiapan Kebangunan Rohani Bagian 5 – Kerendahan Hati, Kunci Kebangunan Rohani
- Persiapan Kebangunan Rohani Bagian 6 – Membangun dan Menerapkan Strategi Pemuridan
- Apakah Kita Harus Membuat Jadwal Ibadah Kebangunan Rohani?
- Menguji Keaslian Kebangunan Rohani
- Saran-Saran Selama Kebangunan Rohani
- Masalah yang Dapat Berkembang Selama Kebangunan Rohani
- Mengapa Kebangunan Rohani Mati