Apa itu Perumpamaan? Makna dan Contoh dalam Alkitab
Perumpamaan adalah kisah sederhana namun kuat yang menyampaikan pelajaran moral dan spiritual yang mendalam, yang sering diceritakan oleh Yesus dalam Alkitab. Temukan bagaimana kisah-kisah abadi ini dapat memperkaya pemahaman Anda tentang ajaran Alkitab dan mengubah perjalanan rohani Anda.
Perumpamaan merupakan bagian mendasar dari ajaran Kristen. Yesus sering menggunakannya untuk menyampaikan kebenaran rohani yang mendalam dengan cara yang mudah dipahami dan mudah diingat. Namun, apa sebenarnya perumpamaan itu, dan mengapa perumpamaan begitu penting dalam Alkitab?
Definisi Perumpamaan
Perumpamaan adalah kisah sederhana yang digunakan untuk menggambarkan pelajaran moral atau spiritual, seperti yang diceritakan oleh Yesus dalam Injil. Kata “perumpamaan” berasal dari kata Yunani “parabolē”, yang berarti “perbandingan” atau “ilustrasi”. Perumpamaan biasanya menggunakan situasi dan tokoh sehari-hari, sehingga mudah dipahami oleh khalayak luas.
Menurut Smith Bible Dictionary, parabel berarti “penempatan di samping; perbandingan; setara dengan Ibrani Mashal, suatu kemiripan.”
Dalam Perjanjian Lama, ini digunakan untuk menunjukkan (1) peribahasa (1 Samuel 10:12; 24:13; 2 Tawarikh 7:20), (2) ucapan kenabian (Bilangan 23:7; Yehezkiel 20:49), (3) pepatah yang penuh teka-teki (Mazmur 78:2; Amsal 1:6).
Dalam Perjanjian Baru, (1) peribahasa (Markus 7:17; Lukas 4:23), (2) lambang khas (Ibrani 9:9; 11:19), (3) kemiripan atau alegori (Matius 15:15; 24:32; Markus 3:23; Lukas 5:36; 14:7); (4) biasanya, dalam arti yang lebih terbatas, merupakan perbandingan antara hal-hal duniawi dengan surgawi, “kisah duniawi dengan makna surgawi,” seperti dalam perumpamaan-perumpamaan Tuhan kita.
Pengajaran melalui perumpamaan telah digunakan sejak zaman dahulu. Sebagian besar pengajaran umum Tuhan kita terdiri dari perumpamaan. Ia sendiri menjelaskan alasan-Nya untuk hal ini dalam jawaban-Nya atas pertanyaan para murid, “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” (Matius 13:13-15; Markus 4:11; Lukas 8:9; Lukas 8:10). Dengan demikian, Ia mengikuti aturan prosedur ilahi, sebagaimana dicatat dalam Matius 13:13.
Mengapa Yesus Menggunakan Perumpamaan?

Yesus menggunakan perumpamaan untuk mengajarkan pelajaran penting dengan cara yang mudah dipahami. Ia dapat menjelaskan gagasan kompleks tentang Kerajaan Allah dan bagaimana kita seharusnya hidup dengan menceritakan kisah-kisah sederhana tentang kehidupan sehari-hari. Perumpamaan membuat pelajaran ini relevan dan mudah diingat oleh semua orang, mulai dari petani hingga nelayan, sehingga mereka dapat memahami makna yang lebih dalam tanpa bingung dengan bahasa yang rumit.
Alasan lain Yesus menggunakan perumpamaan adalah untuk membuat orang berpikir lebih mendalam tentang ajaran-Nya. Perumpamaan seringkali memiliki makna tersembunyi, mendorong pendengar untuk merenungkan kisah-kisah tersebut dan menemukan pelajaran moral di dalamnya. Dengan demikian, mereka yang sungguh-sungguh ingin belajar dan semakin dekat dengan Tuhan akan meluangkan waktu untuk merenungkan dan memahami pesan-pesannya, sementara yang lain mungkin hanya mendengar kisah yang dangkal dan melewatkan kebenaran yang lebih dalam.
Karakteristik Perumpamaan
Perumpamaan dicirikan oleh kesederhanaannya dan penggunaan metafora. Perumpamaan sering kali:
1. Mengilustrasikan Pelajaran Moral: Perumpamaan mengajarkan prinsip-prinsip seperti kasih, pengampunan, dan kerendahan hati.
2. Menggunakan Elemen Sehari-hari: Elemen-elemen umum seperti benih, pelita, dan domba membuat perumpamaan lebih relevan.
3. Mengundang Refleksi: Perumpamaan mendorong pendengar untuk berpikir mendalam dan memahami pesan yang terkandung di dalamnya.
Perumpamaan Terkenal dalam Alkitab
Kitab-kitab Injil kaya akan perumpamaan yang telah dipelajari dan dihormati selama berabad-abad. Berikut adalah beberapa yang paling terkenal:
1. Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati (Lukas 10:25-37): Perumpamaan ini mengajarkan pentingnya mengasihi dan menolong sesama, apa pun latar belakang mereka.
2. Perumpamaan Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32): Menyoroti kasih dan pengampunan Allah yang tanpa syarat, menekankan pertobatan dan penebusan.

3. Perumpamaan Penabur (Matius 13:1-23): Perumpamaan ini menjelaskan bagaimana orang-orang yang berbeda menerima dan menanggapi firman Allah.
4. Perumpamaan Domba yang Hilang (Lukas 15:3-7): Menggambarkan pengejaran Allah yang tak henti-hentinya terhadap orang berdosa dan sukacita pertobatan mereka.
Pertanyaan Terkait tentang Perumpamaan
Apa tujuan utama sebuah perumpamaan? Tujuan utama sebuah perumpamaan adalah menyampaikan pelajaran moral atau spiritual dengan cara yang mudah dipahami dan diingat. Perumpamaan melibatkan pendengar dan mendorong mereka untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik cerita tersebut.
Ada berapa banyak perumpamaan dalam Alkitab? Dua puluh dari lima puluh dua perumpamaan naratif Yesus yang tercatat tampaknya menggambarkan-Nya dalam perumpamaan yang, dalam Perjanjian Lama, penggunaan metaforisnya biasanya merujuk kepada Tuhan. Frekuensi kemunculannya menunjukkan bahwa Yesus secara teratur menggambarkan diri-Nya dalam gambaran yang secara khusus sesuai untuk menggambarkan Tuhan. Penggambaran diri semacam itu tampaknya unik bagi Yesus. Dalam kumpulan besar perumpamaan rabi, tampaknya tidak ada satu pun perumpamaan di mana seorang rabi menggambarkan dirinya sendiri. Kekhasan ini, seperti halnya keunikan artistik perumpamaan-perumpamaan Yesus, merupakan bukti lebih lanjut bahwa perumpamaan-perumpamaan yang tercatat dalam Injil adalah asli dari Yesus.
Mengapa perumpamaan memiliki makna tersembunyi? Perumpamaan sering kali mengandung makna tersembunyi untuk menantang pendengar agar berpikir lebih mendalam dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang kebenaran Allah. Metode pengajaran ini membantu mengungkapkan wawasan rohani kepada mereka yang sungguh-sungguh ingin belajar.
Dampak Perumpamaan terhadap Pengajaran Kristen
Perumpamaan telah memberikan dampak yang mendalam terhadap pengajaran dan teologi Kristen. Perumpamaan sering digunakan dalam khotbah, pendalaman Alkitab, dan pendidikan agama untuk mengilustrasikan konsep-konsep kunci dan membuat ajaran Alkitab lebih mudah dipahami. Kesederhanaan dan relevansinya memungkinkan perumpamaan melampaui batas budaya dan waktu, menjadikannya alat pengajaran yang abadi.
Menerapkan Perumpamaan dalam Kehidupan Modern
Pelajaran dari perumpamaan tidak terbatas pada dunia kuno; perumpamaan juga sangat relevan dengan kehidupan modern. Berikut beberapa cara perumpamaan dapat diterapkan saat ini:

1. Mendorong Rasa Kasih Sayang: Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati mengajarkan kita untuk menunjukkan kebaikan dan belas kasih kepada semua orang, terlepas dari latar belakang atau keadaan mereka.
2. Mendorong Pengampunan: Perumpamaan Anak yang Hilang mengingatkan kita akan pentingnya pengampunan dan sukacita rekonsiliasi.
3. Menginspirasi Respons yang Setia: Perumpamaan Penabur mendorong kita untuk memeriksa bagaimana kita menerima dan menanggapi ajaran rohani.
Kesimpulan
Perumpamaan lebih dari sekadar cerita; perumpamaan merupakan alat yang ampuh untuk mengajar dan merenungkan. Dengan menggunakan skenario-skenario sederhana yang relevan, Yesus menyampaikan kebenaran rohani yang mendalam yang terus beresonansi dengan orang-orang saat ini. Memahami apa itu perumpamaan dan perannya dalam Alkitab dapat memperkaya kehidupan rohani kita dan memperdalam pemahaman kita akan pesan Allah.
Mengintegrasikan pelajaran dari perumpamaan ke dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita hidup lebih berbelas kasih, lebih mudah memaafkan, dan mencari pemahaman iman yang lebih mendalam. Saat kita merenungkan kisah-kisah abadi ini, kita dapat menemukan bimbingan dan inspirasi untuk menavigasi kompleksitas kehidupan modern.
Dengan mendalami makna dan contoh-contoh perumpamaan, kita memperoleh wawasan tentang hikmat abadi yang terkandung dalam Alkitab dan belajar bagaimana menerapkan pelajaran-pelajaran ini dalam kehidupan kita. Baik kita orang percaya yang berpengalaman maupun yang baru mengenal iman, perumpamaan-perumpamaan Yesus menawarkan bimbingan yang berharga dan wawasan rohani yang mendalam.
Sumber : Editorial Christianity.com
Artikel Perumpamaan Yesus
Link Induk Kehidupan Yesus Kristus