Sikap Seorang Pemimpin
Kualitas Kepemimpinan – Sikap Positif 05
Bacaan : (Roma 1:1, 14-16)
Paulus memulai kitab Roma dengan memprofilkan dirinya sebagai hamba Tuhan Yesus. Sebelum dia menjadi rasul atau pengkhotbah Injil, dia adalah seorang hamba. Ini adalah gambaran kepemimpinan yang paling komprehensif dalam Perjanjian Baru. Paulus menggunakan kata Yunani ‘doulos’, yang paling sering menandakan hamba yang secara sukarela mengikatkan dirinya dengan seorang tuan (Roma 1:1; Filipi 1: 1; Titus 1: 1).
Perjanjian Lama memberikan latar belakang kitab Ibrani untuk konsep ini (Ulangan 15: 1-23). Ketika tiba saatnya bagi seorang tuan untuk melepaskan seorang budak, budak itu memiliki dua pilihan: Menerima kebebasannya, atau tetap dan melayani tuan dengan pilihan. Tetap sebagai budak yang dikasihi membuatnya jauh lebih berguna, karena dia melayani dengan sukarela. Perhatikan bagaimana Paulus menggambarkan sikap hamba ini:

1. “Aku adalah seorang berhutang” (ayat 14).
Ini secara harfiah berarti dia memiliki hutang untuk dibayar. Perhatikan itu bukan hutang dia untuk Tuhan, tetapi untuk orang-orang! Dia berhutang kepada mereka yang belum mendengar Injil.
2. “Aku siap” (ayat 15).
Kata itu secara harfiah berarti dia terbakar di dalam batinnya. Dia dengan penuh semangat menyerahkan dirinya pada tujuan dengan pilihan. Antusiasmenya muncul sebagai tanggapan atas rahmat Tuhan.
3. “Aku tidak malu” (ayat 16).
Kenapa tidak? Karena meskipun ia adalah minoritas yang dihina dalam minoritas yang terhina, pesannya membawa kekuatan Tuhan untuk menyelamatkan semua orang.
Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :