LeadershipLeadership Quality

Ketika Gairah Absalom Menghancurkan Dirinya Sendiri

Kualitas Kepemimpinan tentang Hasrat dan Gairah 02

Bacaaan : 2 Samuel 13: 22-18: 9

Setelah Daud berdosa dengan Batsyeba, nabi Natan memperingatkan raja bahwa pedang tidak akan pernah lepas dari rumahnya (2 Samuel 12:10). Sesuai dengan ramalan Natan, Daud mengalami masalah rumah tangga sejak hari itu: penipuan, perzinahan, inses, bahkan pembunuhan. Daud tidak pernah menemukan cara untuk menghadapi pemberontakan secara efektif; seolah-olah pengurapan dan otoritas wewenang telah meninggalkannya.

Tidak ada yang melihat ini lebih jelas daripada putranya, Absalom. Ketika Amnon memperkosa Tamar, saudara perempuannya, dan Daud tidak melakukan apa-apa, Absalom menjadi marah (2 Samuel 13:22). Kemarahan Absalom semakin lama semakin bertambah kala raja menunda keadilan. Lebih jauh, Absalom mencoba dan gagal mendapatkan waktu audiensi atau bertemu dengan ayahnya. seolah-olah Daud telah meninggalkan perannya sebagai pemimpin spiritual atas keluarganya.

Akhirnya, Absalom tidak tahan lagi. Dia menarik perhatian semua orang dengan melakukan dua kejahatan. Pertama, dia membalas saudara perempuannya Tamar dengan membunuh Amnon; untuk kejahatan ini Daud lalu mengusirnya (2 Samuel 13:37, 38). Setelah ia diizinkan kembali, Absalom marah pada jenderal Yoab dan membakar ladangnya (2 Samuel 14:30).

Mengabaikan tindakannya, Absalom tidak bisa mendapatkan perhatian kebapakan yang sangat dia inginkan. Melewati titik didih, ia memakai hasratnya untuk menyabot kepemimpinan ayahnya. Dia bermain politik dan meyakinkan orang untuk mengajukan tuntutan hukum kepadanya. Dia melobi untuk mendapat dukungan kepemimpinannya. Akhirnya dia mengangkat pasukan untuk memberontak melawan raja.

Pada akhirnya, Absalom wafat sebagai pemimpin yang sangat bersemangat. Sewaktu Anda mempelajari kisahnya dalam 2 Samuel 13-18, carilah pelajaran-pelajaran tentang hasrat yang buruk:

1. Gairah tanpa perspektif membawa kematian (2 Samuel 13:22-29).

2. Gairah akan menemukan ekspresi, baik dalam cara yang sehat atau tidak sehat (2 Samuel 14: 28-30).

3. Orang mengikuti hasrat secara ortodoks, meskipun itu tidak bijaksana (2 Samuel 15: 1-12).

4. Pemimpin yang mengikuti nafsu mengalahkan pemimpin yang mengikuti protokol (2 Samuel 15:13, 14).

5. Hasrat yang berpusat pada diri sendiri selalu membelokkan penilaian seorang pemimpin (2 Samuel 16:22).

6.Gairah yang tak tersalurkan dan tak terkendali merusak semua orang di sekitarnya (2 Samuel 17; 18)

7. Ketika gairah melebihi kebijaksanaan, para pemimpin menyabot diri mereka sendiri (2 Samuel 18: 9).

Kabar Baiknya :

Absalom mewakili seorang pemimpin yang tidak bisa menahan hasratnya. Ketika seorang pemimpin merangkul hasrat dan gairahnya sebelum dia belajar tunduk, masalah selalu terjadi.

Apakah ini berarti kita harus mengutuk gairah atau hasrat? Benar-benar tidak! Gairah adalah salah satu dari 21 Kualitas Pemimpin yang sangat diperlukan. Pertimbangkan manfaat gairah:

1. Gairah adalah langkah pertama menuju prestasi.

2. Gairah meningkatkan kemauan Anda.

3. Gairah mengubah Anda.

4. Gairah membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Gairah membantu mengembangkan kepemimpinan Anda. Namun, hasrat harus mengalir dari hati seorang pemimpin yang bijaksana, bertanggung jawab, patuh, dan tidak mementingkan diri sendiri.

Baca Artikel Kepemimpinan dengan Topik Hasrat dan Gairah Pemimpin :

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :