Church

Konseling Online

Pak, saya butuh konseling, tetapi saya tidak ada waktu untuk datang ke kantor gereja!.…

Demikianlah ungkapan salah satu dari sekian banyak jemaat yang rindu mendapatkan pelayanan konseling dan pelayanan-pelayanan doa yang lain, tetapi terbatas oleh waktu. Guna memberikan solusi alternatif bagi mereka yang memiliki kendala untuk melakukan konseling secara tatap muka, maka gereja perlu menyediakan pelayanan berbasis teknologi informasi

Era Online untuk Pelayanan Online

Di era teknologi yang berkembang pesat, sebagian besar dari masyarakat sudah tidak asing dengan internet. Pemanfaatan teknologi informatika telah membantu untuk memaksimalkan pelayanan di pemerintahan, pendidikan, dan yang lainnya. Sarana ini juga dapat membantu untuk mengembangkan berbagai jenis pelayanan di gereja, sehingga pelayanan tidak hanya terbatas oleh tembok gereja, namun menjangkau luas melalui media online.

Gereja berada di tengah-tengah perubahan dunia yang serba instan dan online sehingga gereja dituntut untuk dapat memberi pelayanan dan pendekatan Injil yang kontekstual. Dengan demikian secara langsung ataupun tidak, gereja dapat memaksimalkan pengaruh positif dari teknologi informasi, gereja dapat memberi alternatif baru di antara informasi-informasi sekuler yang dapat dipilih oleh para pengakses informasi.

Media-Media Konseling Online

Dengan keterbatasan waktu yang ada serta urgensi masalah, sebagai pengguna aplikasi teknologi maka konselor bisa terhubung dengan konseli dengan atau tanpa harus bertatap muka. Konselor dapat berkomunikasi dengan konseli dengan menggunakan media-media sosial yang tersedia, antara lain :

Website/blog

Gereja menyediakan website atau blog yang dapat diakses dan untuk melakukan komunikasi online. Konseli yang ingin mendapatkan konseling dapat mengunjungi situs atau blog tersebut.

Hotline Telephone / Handphone

Sarana ini memudahkan konseli mendapatkan pelayanan kapanpun dan di manapun. Konselor dan konseli bisa saling terhubung dengan menggunakan perangkat ini.

E-mail

Komunikasi yang berbasis teks sangat efektif untuk bisa dikirim dan diterima secara elektronik melalui komputer, smartphone atau melalui telepon seluler. Konseling dapat dilakukan melalui pengiriman data, file teks, foto digital, file audio, video dari satu computer ke komputer lainnya dalam suatu jaringan, intranet maupun internet..

Chatting, Instant Messaging, dan Jejaring Sosial

Chating merupakan komunikasi yang merujuk pada sarana tulisan singkat yang diketik melalui keyboard. Percakapan ini dikenal dengan istilah chatting, memungkinkan untuk bisa berkomunikasi dan saling berinteraksi melalui teks, suara atau video. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk chattig seperti WhatsApps, Skype, Messenger, Google talk, Windows messenger, Telegram dan juga melalui jejaring social seperti Facebook, Twitter, Myspace, dsb yang didalamnya tersedia fasittas chatting.

Efektifitas Konseling Online

Konseling online cukup efektif jika permasalahan yang sedang dihadapi oleh konseli membutuhkan penanganan segera, sementara konseli terkendala jarak untuk dapat melakukan tatap muka langsung. Melalui konseling online, dapat memberikan kesempatan awal bagi koseli untuk mengeksplorasi masalah-masalah pribadi, rahasia, termasuk mengekspresikan perasaan yg sangat mendesak.

Tentunya dibutuhkan sumber daya manusia dalam hal ini konselor yang terlatih, bukan hanya dari sisi ilrnu konseling saja, melainkan dalarn hal pemanfaatan teknologi informasi itu sendiri. Fasilitas perangkat teknologi yang memadai dan surmber daya manusia yang terlatih akan menjadikan e-konseling menjadi sangat efektif.

Keterbatasan Konseling Online

Konseling online dianggap sangat membantu dan lebih efektif, namun tetap ada beberapa kekurangannya dibanding dengan konseling konvensional, antara lain

  • Komunikasi akan sangat tergantung dengan dukungan media, jika media yang digunakan tidak bermasalah, seperti mti listrik, koneksi terganggu, atau rusaknya jaringan perangkat yang digunakan maka konseling terganggu.
  • Konseling online berbeda dengan tatap muka, kesalahpahaman dapat saja terjadi karena tidak dapat meihat ekspresi wajah dan nada suara, serta bahasa tubuh.
  • Tidak sesuai untuk konseli dengan “penyakit mental” yang serius.
  • Konseling online atau e-konseling dapat dikatakan merupakan pertolongan pertama bagi konseli, tetapi setelahnya diharapkan untuk dapat konseling dengan bertatap muka agar pelayarnan lanjutan yang lebih maksimal.

Sumber : Moses Christianto – RIDMAG Vol. 18