Special ContentTahun Baru & Awal Yang Baru

Tuhan di Segala Musim

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam (Kejadian 8:22)

Bumi yang kita diami dengan segala keteraturan di dalamnya, telah ditentukan oleh Allah untuk mengalami musim yang silih berganti. Berarti akan ada masa/musim yang kita nantikan tiba, dan akan melewati musim yang mungkin tidak kita sukai. Meskipun terus-menerus terjadi perubahan, Tuhan ada dalam setiap musim untuk memelihara, menjaga, dan memberkati umat-Nya. Namun, tidak jarang kita meragukan kehadiranNya dalam musim-musim sulit yang sedang terjadi dalam hidup kita, merasa seakan Tuhan jauh, bahkan mengabaikan kita.

Dari Kejadian 8:22, kita dapat belajar bahwa tidak untuk selamanya musim yang sama dialami manusia, melainkan akan datang musim yang baru. Ayat ini juga memberi penegasan bahwa manusia tidak berkuasa untuk menahan musim sebab Tuhan yang mengendalikannya. Artinya suka tidak suka, mau tidak mau, musim-musim tersebut akan kita alami.

Empat musim dalam Alkitab yang dialami oleh manusia:

1. Musim menabur dan menuai

Musim ini berlaku dalam segala segi hidup manusia, baik dalam hal uang, dosa dan kejahatan, kebaikan, ketaatan, dll.  Barangsiapa menabur, ia akan menuai, sebab adakalanya petani menabur benih, dan ada waktunya mereka menuai hasilnya (Pengkotbah 3:1-2). Hukum tabur tuai ini harus menjadi perhatian lebih bagi umat Tuhan. Kita akan mendapat hasil dari sesuatu yang ditabur. Menabur adalah bagian manusia, dan bagian Allah memberi tuaian, tetapi yang terpenting adalah jangan menabur dosa dan kejahatan supaya tidak menuai kebinasaan (Galatia 6:8).

Bila air mata sudah terlalu banyak yang tertumpah seiring dengan beratnya tekanan hidup; berharap pertolongan Tuhan namun tidak kunjung tiba; kita berdoa bertahun-tahun belum ada perubahan; dan  telah sekian lama berada dalam musim menabur doa, air mata, dan pengharapan, janganlah berputus asa. Teruslah menabur sebab musim menuai akan datang dalam kehidupan kita. Tidak pernah sia-sia segala sesuatu yang kita tabur, walaupun penuh air mata, pada akhirnya akan penuh dengan sorak sorai (Mazmur 126:5-6).

2, Musim dingin dan panas

Bagi negara-negara dengan empat musim (musim semi, panas, gugur, dingin) akan sangat mengenal karakteristik dari musim dingin, ketika suhu udara di bawah normal bahkan minus. Musim dingin dapat membuat masyarakat diserang kepanikan, karena semua tanah pertanian, sungai, danau membeku, tertutup oleh salju. Akibatnya hampir semua aktivitas pekerjaan tertunda selama musim dingin.

Demikian juga musim dingin dalam kehidupan kita, perjuangan kita seolah-olah menjadi ‘beku’ dan ‘tertutup oleh salju’ kesulitan, rumah tangga sedang dingin, dan bahkan impian yang ingin kita raih harus tertunda oleh banyak kesulitan yang menghadang. Bila musim dingin sedang kita alami, inilah saatnya kita belajar menanti dengan sabar, karena segala sesuatu ada waktunya, musim panas akan segera datang.

3. Musim kemarau dan hujan

Kita yang berada di wilayah beriklim tropis tidak asing dengan musim yang satu ini, musim yang banyak dikeluhkan oleh petani, sebab akan berdampak pada tanah pertanian. Di musim ini biasa terjadi kekeringan, krisis air bersih, kebakaran hutan, bencana kelaparan, dll.

Musim kemarau dalam hidup kita bisa berarti mengalami kekeringan dalam usaha/ bisnis, finansial, kesehatan terganggu, kehilangan sesuatu, dll. Seperti tanah kering yang menanti hujan turun, seperti itulah mungkin gambaran kehidupan kita di waktu ini, sedang menantikan hujan berkat dan pertolongan Tuhan tercurah. Meskipun kemarau yang berkepanjangan terjadi dalam hidup kita, tetaplah percaya janji-janjiNya, sebab Dia berfirman, “Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen.” (Yeremia 5:24). Tuhan tidak akan menahan hujan, dan siap untuk membasahi hidup kita pada waktuNya.

4. Siang dan malam

Di waktu siang, umumnya orang bekerja, beraktivitas, dan berjerih lelah, sambil menantikan datangnya malam untuk beristirahat dari jerih lelahnya. Tuhan memisahkan siang dan malam agar ada keseimbangan dalam hidup manusia, ada waktunya untuk bekerja dan ada waktu untuk beristirat. Namun, tidak jarang kita mengalami siang yang “panjang”, kelelahan, letih, dan kehilangan semangat, yang disebabkan oleh beban hidup yang menindih. Kita tidak berdaya untuk menjalani kehidupan ini, berputus asa, dan mulai menyerah dengan keadaan. Jangan menjadi tawar hati dan kecewa sebab waktunya akan tiba untuk kita mengalami “malam”, waktu untuk melepas letih, dan saat untuk menikmati segala kebaikan Tuhan.

Empat musim kehidupan yang silih berganti, bisa datang kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja. Kita tidak dapat menghentikan musim-musim tersebut terjadi. Jalanilah bersama dengan Tuhan, sebab tidak untuk selamanya musim yang “kurang baik” itu akan kita alami. Dalam musim apa pun, Dia selalu ada bersama dengan kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita! Tuhan yang mengatur musim, Dia juga yang akan memberikan musim yang baru kepada kita.

Sumber : Moses Christianto. – Ridmag vol. 22

Artikel Inspirasi Awal Tahun :

Tahun Baru Dengan Perspektif, Sudut Pandang dan Paradigma Yang Baru