Hizkia : Pemimpin Harus Jadi Teladan, Tanpa Pengecualian
Topik Isu Kepemimpinan Tentang Contoh dan Model 06
Bacaan : 2 Tawarikh 29: 1-36
Terlalu sering, para pemimpin menyimpang. Begitu mereka mendapatkan pengalaman di bawah ikat pinggang mereka dan memiliki trek rekor prestasi, mereka sering meninggalkan gaya hidup yang membantu mereka mencapai puncak. Mereka marah di bawah aturan yang mereka tetapkan atau dukung. Mereka terus memanggil orang-orang untuk mengikuti mereka, tetapi mereka melihat diri mereka sebagai pengecualian terhadap aturan, bukannya menjadi contoh orang yang menjaga aturan.
Sayangnya, para pemimpin seperti ini melupakan prinsip manajemen nomor satu di dunia: Orang melakukan apa yang dilihat orang. Jika mereka ingin sukses, pemimpin harus mewujudkan kehidupan yang mereka inginkan dalam pengikut mereka.

Hizkia mengajari kita prinsip ini. Dia mewarisi kekacauan yang tidak suci, yang ditinggalkan oleh ayahnya, Raja Ahas. Dia memperbaiki bait suci, memulihkan ibadah yang sah, memindahkan berhala, bertobat untuk orang-orang, dan menuntut perbaikan atas tanah. Begitu penduduk melihat teladan ibadahnya, mereka mengikutinya.
2 Tawarikh 29 diakhiri dengan kata-kata ajaib ini: “Kemudian Hizkia dan semua orang bersukacita karena Tuhan telah mempersiapkan orang-orang, karena peristiwa itu terjadi begitu tiba-tiba” (ayat 36). Peristiwa ini terjadi begitu cepat bukan hanya karena Tuhan yang berdaulat yang menggantikan Ahas dengan putra raja yang saleh, tetapi karena Hizkia mencontoh kehidupan yang dia harapkan dari orang lain.
Baca Topik Isu Kepemimpinan Tentang Contoh dan Model
- Musa Memberikan Teladan : Keintiman dengan Tuhan
- Model Kepemimpinan : Israel Menjadi Teladan
- Hukum Lingkaran Dalam
- Hukum Katup : Sebagaimana Langkah Pemimpin, Demikianlah Langkah Bangsanya
Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :
