ChurchTeologiTeologia Akhir Zaman

Haruskah Kita Takut Akan Akhir Zaman?

Panggilan orang Kristen bukanlah untuk takut akan Akhir Zaman atau melarikan diri darinya, melainkan untuk melibatkannya dalam kuasa Roh. Allah memegang kendali, dan penebusan Allah terjamin. Kita dapat yakin akan hal itu, dan oleh karena itu, kita tidak perlu takut.

Penggambaran klasik kiamat mengabarkan hari yang patut ditakuti. Bumi dibanjiri kejahatan dan kehancuran. Peperangan berkecamuk di seluruh dunia dan api jatuh dari langit saat penghakiman ilahi dijatuhkan atas umat manusia yang jahat. Frasa “neraka di bumi” biasanya dikaitkan dengan penggambaran akhir zaman yang populer ini. Akhir Zaman adalah masa penghakiman, murka, dan kutukan.

Meskipun hal-hal tersebut dapat menjadi naskah film yang menarik, apakah gambaran ini sesuai dengan penggambaran Akhir Zaman dalam Alkitab? Lebih khusus lagi, bagi mereka yang menjadi milik Kristus, apakah Akhir Zaman sesuatu yang harus kita takuti? Bagaimana iman akan kasih Allah yang tak tergoyahkan, dan pesan rekonsiliasi melalui salib, mengubah cara kita menantikan puncak sejarah?

Terlepas dari penggambaran populer ini, orang Kristen tidak perlu takut akan Akhir Zaman. Bahkan, bagi orang Kristen, Akhir Zaman adalah masa harapan, masa janji. Kedatangan Kristus yang kedua kali adalah hari yang kita nantikan, rindukan, dan nanti-nantikan. Jika Anda tergoda untuk dicekam rasa takut saat memikirkan Akhir Zaman, berikut tiga hal yang perlu dipertimbangkan.

1. Ini adalah Masa Penebusan yang Penuh Kasih

Ketika kita berbicara tentang Akhir Zaman, kita harus mengakui adanya ketegangan tertentu dalam kesaksian Alkitab. Di satu sisi, kita tidak dapat menghindari kenyataan bahwa akhir zaman mendatangkan penghakiman Allah yang adil.

Akhir zaman adalah saat Allah memberikan pukulan terakhir kepada kuasa dosa dan maut. Dosa dikalahkan, demikian pula pekerjaan iblis yang merendahkan martabat manusia. Karena penghakiman ini, akhir zaman terkadang diungkapkan secara negatif.

Nabi Maleakhi, misalnya, berseru, “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Siapakah yang dapat berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Ia akan seperti api tukang pemurni logam dan sabun tukang penatu logam” (Maleakhi 3:2). Kunjungan Allah ke bumi membahas dosa, tidak hanya di dunia, tetapi juga dalam diri kita. Tidak diragukan lagi, ini bukanlah pengalaman yang menyenangkan.

Namun Maleakhi sangat mendalam dalam gambaran yang ia kemukakan. Maleakhi berbicara tentang Akhir Zaman sebagai masa pemurnian dan penyucian. Pemurnian logam melibatkan pembakaran kotoran sehingga keagungan asli logam dapat terungkap. Tujuan pemurnian dan pemurnian adalah untuk memulihkan logam, bukan menghancurkannya. Meskipun proses ini mungkin terasa tidak nyaman, ini merupakan gambaran penebusan.

Oleh karena itu, Akhir Zaman menandai kasih Allah yang tak tergoyahkan. Adalah keliru untuk mengaitkan Akhir Zaman dengan murka Allah yang penuh dendam. Allah penuh kasih terhadap ciptaan-Nya dan mengulurkan kasih kepada semua yang telah diciptakan-Nya.

Yesus berkata, “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat” (Lukas 22:27-28).

Kita tidak takut akan kedatangan Kristus karena dosa kita telah ditebus oleh darah Yesus. Kita telah diampuni. Tidak ada yang perlu ditakutkan karena Akhir Zaman mendatangkan realisasi penuh penebusan kita.

2. Ini adalah Hari Rekreasi

Kitab Wahyu adalah salah satu tempat utama di mana Akhir Zaman diartikulasikan dalam Kitab Suci. Banyak orang keliru menganggap penglihatan Yohanes sebagai penglihatan kehancuran dan murka. Namun, ini bukanlah realitas penglihatan apokaliptik Yohanes. Alih-alih pengalaman mistis kehancuran tanpa akhir, penglihatan Yohanes tentang Akhir Zaman dipenuhi dengan kasih karunia dan kasih Allah.

Menjelang akhir kitab itu, Yohanes menulis,

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: ”Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: ”Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: ”Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.” Firman-Nya lagi kepadaku: ”Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.” (Wahyu 21:1-6).

Inilah visi akhir zaman yang paling utama. Allah menciptakan kembali Langit Baru dan Bumi Baru. “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru,” firman Dia yang duduk di atas takhta (Wahyu 21:3).

Visi Yohanes tentang Langit Baru dan Bumi Baru secara langsung mencerminkan penciptaan awal yang ditemukan dalam Kejadian 1-3. Seperti Taman Eden, Yohanes mengamati sebuah sungai besar dan sebatang pohon besar yang berdiri di tengah Yerusalem Baru. Sungai itu memberi kehidupan, dan daun-daun pohon itu membawa kesembuhan, bukan perpisahan. Maknanya jelas: dunia yang terhilang karena dosa dan tipu daya, seperti dalam Kejadian 3, kini diciptakan kembali.

Inilah tepatnya arti “apokaliptik”. “Apokaliptik” adalah ketika Allah mengakhiri satu era agar era lain dapat dimulai. Inilah yang terjadi dengan kedatangan Kristus yang kedua kali. Orang Kristen tidak takut akan Akhir Zaman karena akhir zaman yang apokaliptik hanyalah masa di mana seluruh ciptaan dipulihkan, dan kita diantar ke dalam pemerintahan Allah yang kekal.

3. Kita Sekarang Hidup di Akhir Zaman

Kita sering berbicara tentang Akhir Zaman yang akan terjadi di masa mendatang. Bahkan, kita mungkin meragukan apakah “Akhir Zaman” akan terjadi. Namun, secara teologis, kita hidup di Akhir Zaman saat ini. Para teolog mengklasifikasikan masa kini kita sebagai “sekarang tetapi belum.” Sementara kita hidup dalam realitas penuh kerajaan Allah, kita masih menantikan puncak keselamatan Allah di dunia.

Akhir Zaman adalah realitas masa kini karena kita hidup dalam penantian akan kedatangan Kristus kembali. Yesus berbicara tentang dinamika ini dalam Injil Matius. Ketika ditanya tentang tanda-tanda apa yang mungkin mengindikasikan akhir zaman,

Yesus menjawab, “Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang, tetapi ingatlah, janganlah kamu gelisah. Hal-hal seperti itu memang harus terjadi, tetapi kesudahannya belum datang. Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Semua ini adalah permulaan sakit bersalin” (Matius 24:6-8). Yesus menjelaskan dengan jelas tentang apa yang terjadi di bumi sebelum pemerintahan Allah sepenuhnya ditegakkan.

Gambaran Kristus terasa sangat kontemporer. Telusuri saluran berita mana pun dan Anda pasti akan mendengar tentang “perang dan desas-desus perang.” Dunia terus berguncang, terkadang dahsyat, dan badai terus-menerus menimbulkan kehancuran di seluruh dunia.

Lebih lanjut, kesenjangan antara “yang kaya” dan “yang miskin” terus melebar, dan penderitaan, kemiskinan, serta kelaparan merupakan kenyataan yang menyedihkan bagi banyak orang di seluruh dunia. Saat ini kita sedang mengarungi perairan pandemi global.

Pada akhirnya, mengatakan kita hidup di Akhir Zaman sama saja dengan mengatakan bahwa kita hidup di dunia yang sangat membutuhkan kuasa penyembuhan Kristus. Kita hidup di dunia yang membutuhkan penebusan. Bahkan saat ini, “segala ciptaan menantikan dengan penuh harap saat anak-anak Allah dinyatakan” (Roma 8:19).

Panggilan orang Kristen bukanlah untuk takut akan Akhir Zaman, atau untuk menjauh darinya, tetapi untuk melibatkan mereka dalam kuasa Roh dan kesaksian Injil. Kasih Yesus bukan saja melingkupi kita, tetapi Roh Kudus juga memberi kita kuasa untuk hidup setia di masa ini.

Mengapa Kita Tidak Perlu Takut?

Kita tidak akan pernah bisa menyelami makna Akhir Zaman sepenuhnya bagi kita dalam kehidupan iman kita. Pada akhirnya, Akhir Zaman berbicara tentang puncak karya penebusan Allah. Hal-hal seperti itu akan selalu berada di luar pemahaman pikiran kita yang terbatas.

Sampai hari di mana kita akan “mengenal sepenuhnya sebagaimana kita dikenal” (1 Korintus 13:12), kita dipanggil untuk menyadari bahwa Akhir Zaman berbicara tentang kedaulatan Allah. Allah memegang kendali, dan penebusan Allah terjamin. Kita dapat yakin akan hal itu, dan karena itu, kita tidak perlu takut.

Sumber : Rev. Kyle Norman – https://www.christianity.com/

Artikel Teologia Akhir Zaman Selengkapnya :

Artikel dan Tulisan Utama Teologia :