ChurchEdukasi & KesehatanEdukasi TeologiMentoring dan Pemuridan

Latar Belakang Paulus dan Surat-surat Kiriman Paulus

Equipping Church Sesi 8 – 24 Juli 2024

Dr. Nimrot Marbun MTh.

A. Latar Belakang Pelayanan Rasul Paulus

1. Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan

Berkotbah di Damaskus (9:20), Pergi ke Arabia (Galatia 1:17), Kembali ke Damaskus (Galatia 1:17), Mengunjungi Yerusalem (Galatia 1:18), Dicurigai oleh gereja (Kisah 9:27), Berteman dengan Barnabas (Kisah 9:27), Orang Yahudi menganiayanya (Kisah 9:29), Visi untuk pergi menginjili (Kisah Rasul 22:17-18), Pergi ke Tarsus (Kisah Rasul 9:30), Barnabas membawanya ke Antiokia (Kisah Rasul 11:25-26), Bekerja di Antiokia (Kisah Rasul11:26).

2. Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (Kisah Rasul 13:5-11), Namanya diganti (Kisah Rasul 13:9, 13), Ke Perga – Markus ditinggalkan (Kisah Rasul 13:13), Khotbah di Antiokia (Kisah Rasul 13:14-41), Di Ikonium (Kisah Rasul 13:51), Di Listra – Paulus dirajam batu (Kisah Rasul 14:8- 19), Derbe – Kota terakhir yang dikunjungi (Kisah Rasul 14:20), Perjalanan pulang (Kisah Rasul 14:21-26)

3. Perjalanan Misi Paulus Kedua

Di Listra & Sisilia (Kisah Rasul 15:41), Listra – Timotius bergabung (Kisah 16:1-3), Di Pergia dan Galatia (Kisah 16:6), Visi ke Troas (Kisah 16:9), Di Filipi, Lidia & penjaga penjara (Kisah 16:13-34), Gereja Tesalonika ditemukan (Kisah 17:4), Orang- orang percaya di Berea (Kisah 17:11-12), Khotbah di Areopagus di Atena (Kisah 17:16-33), Visi Korintus – gereja ditemukan (Kisah 18:1-8), Di Efesus – kunjungan singkat (Kisah 18:19-20), Kembali ke Antiokia (Kisah 8:22)

4. Perjalanan Misi Paulus Ketiga

Mengunjungi Galatia & Pirgia (Kisah 18:23), Efesus (Kisah 19), Di Makedonia & Yunani (Kisah 20:1-2), Kotbah di Troas (Kisah 20:6-12), Perpisahan dengan penatua Efesus (Kisah 20:17-35), Di Tyre (Kisah 21:1-4), Kaesaria (Kisah 21:8)

SURAT-SURAT KIRIMAN RASUL PAULUS

B. Surat-Surat Kiriman Rasul Paulus 

1. Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman

Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan Surat-surat Kiriman. Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara pelayanan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan penggenapan nubuat Yesus tentang akan didirikan-Nya Gereja (Matius 16:18).

Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar belakang Surat-surat Kiriman, yaitu:

a. Surat Galatia : Antiokia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kisah Rasul 13:14-14:28)

b. Surat Filipi: Filipi (Kisah Rasul 16:11-40)

c. Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kisah Rasul  17:1-9)

d. Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kisah Rasul 18:1-16)

e. Surat Efesus: Efesus (Kisah Rasul 19:1-41; 20:17-35)

2. Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus

a. Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus

Surat-surat itu sekarang jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Roma 1:6). Ia juga mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman yang Allah berikan melalui Paulus kepada gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat itu.

b. Motif Penulisan

Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak memungkinkan Paulus mengunjungi mereka satu per satu. Tetapi jemaat masih muda itu perlu dinasehati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah lagi saat itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai salinan kitab-kitab Perjanjian Lama (masih menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu, surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus untuk berkomunikasi.

Catatan : Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah 7800 km darat (harus ditempuh dengan jalan kaki) dan 900 km lewat laut.

Contoh: Dari Korintus ke Athen dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki. Dari Tesalonika dibutuhkan 13 hari perjalanan kaki Dari Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.

c. Susunan/struktur Surat

Sama seperti model-model surat jaman itu, biasanya surat disusun dalam struktur sbb.:

  • Nama penulis (mis: Paulus ..)
  • Nama penerima (Kepada jemaat Allah di …
  • Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ..)
  • Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah …
  • Isi surat (tubuh surat)
  • Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ….)

d. Gaya bahasa
Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya patah-patah. Selain itu juga sulit dimengerti karena sarat dengan konsep-konsep dengan bahasa filsafat).

e. Pemahaman Kontekstual
Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari hal-hal sbb.:
– Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tsb. dan kebutuhan mereka.
– Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi karena ada masalah.
– Masing-masing surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan konteksnya.

C. Panggilan Paulus Untuk Menginjili Orang-orang Non Yahudi 

Dari hasil pelayanan Paulus ke berbagai tempat terlihat bahwa Tuhan juga berkenan memanggil orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Dan penerimaan itu adalah tanpa syarat, artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi dan mengikuti tradisi Yahudi (mis. sunat). Paulus dengan berani memberikan dasar Firman Tuhan agar orang-orang Kristen (baik Yahudi atau non-Yahudi) memahami pengajaran Alkitabiah dengan benar, bahwa keselamatan adalah semata-mata karena anugerah melalui iman bukan perbuatan.

D. Strategi Paulus Dalam Mengabarkan Injil

Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang sejarah kekristenan. Hasil pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan
pelayanannya adalah:

1. Pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus. Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.

2. Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.
a. Ketidak tergantungan pada fasilitas.
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus betul-betul termasuk seorang yang luar biasa. Misalnya, tidak tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus ditempuh dengan berjalan kaki dll.
b. Kemampuan berkomunikasi

Paulus selalu siap menghadapi setiap kemungkinan; dengan siapa pun dan di mana pun berada Paulus selalu siap melayani (baik pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar
atau di istana).
c. Kemampuan intelektual
Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala macam topic pembicaraan Paulus selalu menguasai.
d. Tahan menderita dan tidak mudah putus asa.
Paulus tidak hanya rela mengeluarkan keringat bagi pelayanannya, tapi juga air mata.

3. Latar Belakang Paulus
Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.: “Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga Yahudi di kota Tarsus, propinsi Kilikia, dan karenanya selama bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. Menurut pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga
ayahnya (Kisah 23:6), berbicara bahasa Aram (“orang Ibrani asli”), dan diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kisah 18:3). Dia berasal dari suku Benjamin (Filipi 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benyamin itu orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali dalam penganiayaan terhadap gereja (Galatia 1:13). Pada usia muda dia pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kisah 22:3). Dari kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus “jauh lebih maju” dari banyak temannya, karena ia “sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyang” (Galatia 1:14).

Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan pembunuhan Stefanus (Kisah 7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya… “laki-laki dan perempuan” di Yerusalem, tetapi dengan surat kuasa Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk melaksanakan tugasnya (Kisah 26:10-11). Pada perjalanan dinas seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan bertobat secara luar biasa.”

4. Latar Belakang Teologia Paulus
a. Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas ditunjukkan dalam kesaksian hidupnya dan juga ketrampilannya dalam menafsir (cara penafsiran Yahudi).

Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil kepada orang-orang non Yahudi. Budaya Yunani adalah budaya yang diagung-agungkan jaman itu, oleh karena itu mengerti budaya Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.

Artikel Equipping Church Sesi 8 – 24 Juli 2024 – Pengantar Pembimbing Perjanjian Baru

Tayangan Equipping Church Sesi 8 pada 24 Juli 2024 dapat anda saksikan di saluran Youtube : https://youtu.be/r15EL8DE-v8

Artikel Selengkapnya :

Materi dan Bahan Pelajaran Equipping Church 2024