ChurchEdukasi & KesehatanEdukasi TeologiMentoring dan Pemuridan

Kitab-Kitab Injil dan Kehidupan Tuhan Yesus 

Equipping Church Sesi 7 – 17 Juli 2024

Oleh Dr. Nimrot Marbun,M.Th

Pengantar Pembimbing Perjanjian Baru

1. Kitab-Kitab Injil

A. Asal-usul Injil

1. Pengertian/Definisi:

Kata Injil dalam bahasa Yunani adalah euanggelion, artinya Kabar Baik. Kabar Baik tentang Yesus Kristus telah ditulis oleh keempat penulis Injil dan mereka mengakui bahwa Yesuslah Tuhan, Anak Allah dan Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama dan yang telah mengubah hidup mereka menjadi ciptaan baru.

2. Isi Kitab-kitab Injil

Dari maksud yang disebutkan oleh masing-masing penulis kitab-kitab Injil, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa kitab-kitab Injil mempunyai implikasi, yaitu:

a. Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang ditulis oleh Tuhan Yesus sendiri, tetapi oleh murid dan pengikut-Nya.

b. Kitab-kitab Injil bukanlah kitab-kitab yang berisikan “biografi” lengkap Tuhan Yesus, tetapi kisah selektif tentang kehidupan dan pengajaran Yesus Kristus selama kira-kira 3 tahun saja.

c. Isi pemberitaan kitab-kitab Injil berhubungan erat dengan teologia sang penulis, yang secara khusus sangat berguna untuk Jemaat Gereja Mula-mula, karena memberikan penyataan-penyataan besar dan definitif tentang diri Tuhan Yesus dan hubungannya dengan Allah.

d. Isi kitab-kitab Injil itu sesuai dengan tujuan masing-masing penulisnya. Oleh karena itu sangat penting untuk mempelajari secara saksama latar belakang penulisnya untuk dapat mengerti isi Injil dengan tepat.

B. Injil-injil Sinoptik

Istilah “Sinoptik” berarti “melihat dari sudut pandang yang sama”. Dalam hal ini Kitab-kitab Injil yang dimaksud adalah Injil Matius, Markus, dan Lukas. Sedangkan yang disebut sebagai “masalah sinoptik” adalah masalah yang muncul sehubungan dengan sumber apa yang dipakai oleh ketiga Injil; apakah sumber yang dipakai sama? Kalau betul sama, mengapa mereka membuat 3 kesaksian yang berbeda? Jawaban terhadap “masalah sinoptik” ini adalah:

1. Injil Matius ditulis lebih dahulu.

Agustinus, pada abad ke 4, berpendapat bahwa Matius menulis lebih dahulu, lalu Markus membuat ringkasannya dan Lukas menulis berdasarkan Matius dan Markus. Masalah yang timbul dengan pendapat ini:

a. Markus tidak menuliskan inti pemberitaan dengan proporsional yang baik.

b. Bahasa yang dipakai Markus memiliki kualitas lebih rendah dari pada Matius dan Lukas.

2. Injil Markus ditulis lebih dahulu.

Lebih banyak ahli kritik sastra Alkitab yang menerima pendapat bahwa Markus telah ditulis terlebih dahulu dan menjadi sumber bagi Matius dan Lukas. Hal ini terlihat dari:

a. Pemakaian kata-kata

Setengah kosakata yang dipakai Markus terdapat dalam Matius dan Lukas; tetapi ada bagian yang sama yang hanya ada di Matius dan Lukas.

b. Urutan

Matius, Markus dan Lukas memakai urutan peristiwa dan garis besar yang sama dalam penyusunan tulisannya.

c. Isi

606 ayat dari 661 ayat dalam Markus ada di Matius (1060); dan 350 ayat dari Markus ada di Lukas (1150). Kalau Matius dan Lukas dibandingkan maka ada 250 ayat yang sama, tapi tidak ada dalam Markus.

d. Gaya bahasa

Markus memakai bahasa Yunani yang lebih rendah kualitasnya daripada Matius dan Lukas. Juga Markus memakai beberapa bahasa Aram di tulisannya.

3. Teori Lain

Beberapa Ahli kritik sastra Alkitab menawarkan teori lain yaitu dengan membedakan sumber-sumber Injil Sinoptik menjadi 4 sumber, yaitu:

a. Markus

Tulisan Markus ditulis di Roma (+60 M).

b. Q (Quelle – sumber)

Tulisan Q ditulis di Antiokia (+50 M), yang berisi kumpulan ajaran Yesus; sumber yang tidak digunakan oleh Markus, tapi digunakan oleh Matius dan Lukas. Namun tidak ada kepastian adanya sumber Q ini karena tidak ada referensi sama sekali, menurut beberapa ahli Alkitab Sumber Q ini hanya bersifat hipotesis saja. Anggapan adanya Dokumen Q ini digunakan untuk mempertanyakan keabsahan Matius dan dr. Lukas selaku penulis sejarah Injil dan PB, dimana ia melakukan investigasi dan pencatatan sejarah dari para saksi mata.

c. M

Tulisan M ditulis di Yerusalem (+65 M), berisi ajaran yang hanya digunakan oleh Matius tetapi tidak oleh Markus maupun Lukas. Dokumen ini juga hanya bersifat hipotesis, yang hanya digunakan untuk mempertanyakan keabsahan Matius murid Yesus sendiri selaku penulis, dimana ia menulis pengalamannya sendiri dan investigasi dan pencatatan sejarah.

d. L

Tulisan L ditulis di Kaisarea (+60), berisi ajaran yang hanya digunakan oleh Lukas dan tidak oleh Markus maupun Matius. Dokumen ini juga tidak ada bukti aslinya. Anggapan adanya dokumen L ini digunakan untuk mempertanyakan keabsahan Dr. Lukas selaku penulis sejarah Injil dan PB, dimana ia melakukan investigasi dan pencatatan sejarah dari para saksi mata.

Jadi hasilnya “hipotesis” tsb disimpulkan oleh Drs. B.E. Drewes,M.Th. sbb.:

Matius = memakai bahan Markus + Q + M (dan bahan dari penginjil sendiri)

Matius, yang terdiri dari 1060 ayat, memakai bahan sebagai berikut:

– kurang dari separo (47%) berasal dari Markus,

– kurang dari seperempat (23%) berasal dari Q.

– dan sisanya (30%) dari M (dan penginjil).

Lukas = bahan Markus + Q + L (dan bahan dari penginjil sendiri)

Lukas, terdiri dari 1150 ayat, memakai bahan sebagai berikut:

– kurang dari sepertiga (28%) berasal dari Markus,

– kurang dari seperempat (21%) berasal dari Q,

– dan separo dari Injil itu (51%) berasal dari L (dan penginjil).”

Namun tentu saja keabsahan adanya Dokumen Q, L, dan M hanya bersifat dugaan/ hipotesis semata, namun bukti-bukti sejarah yang mampu menunjukkan bukti naskah-naskah dokumen yang dimaksud tidak pernah ada.

Untuk tayangan Equipping Church Sesi 5 dapat ditonton melalui link Youtube https://youtu.be/r15EL8DE-v8

Artikel Selengkapnya :

Materi dan Bahan Pelajaran Equipping Church 2024