ChurchEdukasi & KesehatanEdukasi TeologiMentoring dan Pemuridan

Kajian Kitab Kidung Agung

Eguipping Church Sesi 3 (19 Juni 2024)

Oleh : Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th

Kidung Agung (Ibrani: Shir-HaShirim) adalah sebuah kumpulan syair-syair cinta. Sering ditafsirkan sebagai sebuah representasi kiasan dari hubungan Allah dengan Israel atau dengan orang Kristen atau dengan Gereja yang sangat intim sehingga diibaratkan seperti hubungan perkawinan.

Kidung Agung berbicara tentang cinta (tema sentral dalam kitab ini). Kekasih laki-laki dan kekasih perempuan yang sedang dilanda cinta, menjadi lakon utamanya. Mereka berbicara mengenai kisah cinta mereka, misal tentang kekagumannya terhadap pasangannya, kerinduan yang amat, juga menceritakan pertemuan mereka.

Penulis

Kitab ini di tulis oleh raja Salomo (1:1,5;3:7,9,11; 8:11) sesuai pendapat tradisional. Salomo seorang ahli bercinta yang menuliskan sebuah koleksi dari puisi Ibrani kuno untuk merayakan pengalaman-pengalaman yang dipenuhi dengan keindahan, kekuatan, kegelisahan, penderitaan dan sukacita dari kehidupan seksual dari seorang pecinta dengan kekasihnya.

Tradisi Yahudi mendukung Hizkia sebagai penulis, mengingat kitab ini sebagai kumpulan puisi yang belum tentu ditulis oleh satu orang.

Tema.

Tema cinta mewarnai seluruh kitab ini dan tidak satupun memuat tema-tema rohani seperti hukum, dosa, anugerah, keselamatan atau doa. Inilah yang menimbulkan pertanyaan dan perdebatan (tidak terkeculi hingga pada hari ini): Mengapa kitab seperti ini bisa masuk ke dalam kanon Yahudi dan kanon Alkitab.

Beberapa ahli eksegese melihat kitab ini dari nilai sastra yang dikandungnya sebagai sebuah kumpulan nyanyian perkawinan dan cinta yang mengisahkan mengenai kerinduan hati yang begitu menggelora antara seorang gadis penjaga kebun anggur kepada kekasihnya sang penggembala domba (Kidung Agung 1:5-7).

Sementara yang lainnya beranggapan, bahwa Kidung Agung adalah suatu kumpulan nyanyian dalam perkawinan para dewa tumbuhan di daerah Timur kuno (: ieros gamos) yang kemudian digunakan dalam pesta Mazot oleh orang-orang Israel purba yang dirayakan pada musim semi. Tetapi langka sekali, bila nyanyian-nyanyian religius kafir itu bisa masuk ke dalam kitab suci Yahudi dan Alkitab.

Kitab ini di anggap ‘kontroversial’ oleh karena keunikan isinya yang dianggap membicarakan hal-hal yang bersifat erotis dan tabu yang dipandang tidak seharusnya masuk ke dalam kanon Alkitab.

Isi kitab penuh dengan ungkapan erotisme yang digubah dalam syair halus dan indah. Barangkali oleh karena tema cinta dalam pernikahan muncul dalam kitab ini, maka beberapa seksolog dan penasihat pernikahan Kristen menggunakan kitab ini sebagai referensi dari Alkitab bagi kehidupan seks dalam pernikahan.

Meskipun ‘kontroversial,’ namun kitab Kidung Agung tetap memiliki tempat terhormat di dalam sinagoge-sinagoge Yahudi dan gereja-gereja. Di Israel, kitab ini selalu dibacakan pada hari ke-8 perayaan Paskah Yahudi setiap tahun.

Dikalangan Kristen kitab ini termasuk kitab yang sangat jarang (bahkan hampir tidak pernah) dibacakan/dibahas dalam pertemuan resmi seperti dalam kebaktian Minggu maupun persekutuan-persekutuan Alkitab.

Beberapa interpretasi (penafsiran) telah diupayakan oleh para ahli baik dari kalangan Yahudi maupun Kristen (Katolik dan Protestan), namun tetap saja kitab ini merupakan kitab yang penuh dengan kesulitan-kesulitan tertentu untuk dipahami. Itulah sebabnya ahli kitab Yahudi abad pertengahan menyebut kitab ini seperti ‘sebuah gembok’ yang kuncinya telah hilang.

Tujuan Kitab Kidung Agung

  1. Untuk menunjukan kebaikan keindahan segala aspek cinta kasih yang sejati antara laki-laki dan perempuan
  2. Untuk menunjukan kesucian hubungan perkawinan, cinta antara suami dan isteri sesuai dengan ketetapan Tuhan.

Kitab ini dapat dibagi:

1. Kerinduan mempelai perempuan terhadap kekasihnya (Kidung 1:1 – 2:7)

2. Kasih yang semakin besar (Kidung 2:8 – 3:5)

3. Iring-iringan mempelai laki-laki dan pujian bagi kekasihnya(Kidung 3:6 – 5:1)

4. Kesempatan yang hilang dan pujian bagi mempelai laki-laki (Kidung 5:2 – 8:4)

5. Daya tahan cinta kasih yang sejati (Kidung 8:5-14).

Penafsiran

Pada umumnya ada 2 metode penafsiran yang digunakan untuk memahami kitab ini:

Pertama, metode Alegori – dimana seluruh arti dan maksud teks bukan terletak pada kalimat-kalimat hurufiah didalamnya tetapi pada arti rohani yang dikandungnya.

Dengan metode ini maka para ahli Yahudi mengartikan isi Kidung Agung sebagai gambaran hubungan antara Allah dengan umat pilihan-Nya Israel.

Sementara bagi sebagian ahli kristen melihatnya sebagai pernyataan hubungan antara Kristus dengan mempelai-Nya yakni gereja.

Kedua, Natural – dimana seluruh arti dan maksud teks tepat sesuai dengan kalimat-kalimat hurufiah yang ada didalamnya.

Metode ini digunakan oleh sebagian besar kalangan Kristen tetapi sangat ditentang oleh kalangan Yahudi. Metode ini beranggapan pernikahan raja Salomo dengan puteri penjaga kebun anggur adalah puteri dari Firaun, raja Mesir (cf. 1:5-6).

Salomo (shalom=damai) sebagai raja Israel mengambil seorang mempelai dari bangsa non-Israel dan menjadikannya sebagai bagian dari umat Allah (Israel).

Para ahli memandang bahwa kisah yang dipahami secara natural ini merupakan bayangan dari kisah yang akan datang tentang seorang Raja, yakni Raja Damai yang akan mengambil mempelai-Nya dari kalangan orang diluar Israel, yakni gereja.

Ajaran bersifat Kiasan

Kitab Kidung Agung ini mengajarkan 2 makna praktis:

  1. Secara harafiah merupakan pujian dan rasa kagum atas misteri kasih manusiawi. Terdapat nilai-nilai cinta yang mulia bagi kehidupan pribadi, keluarga, komunitas bersama.
  2. Secara spiritual merupakan ungkapan kasih Allah kepada umat-Nya yang telah dipenuhi melalui kasih Kristus kepada Gereja-Nya. Ditemukan kedalaman kasih Tuhan yang akan menuntun untuk mengetahui sejauh mana kedalam kasih kita kepada-Nya, kemurnian hidup percaya, seberapa setiakah dalam melaksanakan tanggungjawab hidup rohani, dan nilai-nilai rohani seperti apakah yang telah ditanamkan dalam kehidupan dan orang-orang yang dikasihi,

Ciri Khas Kitab Kidung Agung

  1. Satu-satunya kitab dalam PL yang membahas kasih unik di antara dua orang mempelai.
  2. Kitab ini merupakan karya sastra akbar yang penuh dengan kiasan sensual yang sopan, terutama diambil dari alam.
  3. Kitab ini termasuk salah satu dari sejumlah kecil kitab PL yang tidak disinggung/dikutip dalam Perjanjian Baru.
  4. Merupakan satu dari dua kitab (bd Ester) dalam Perjanjian Lama yang tidak secara jelas menyebut Allah.

Artikel Selengkapnya :

Materi dan Bahan Pelajaran Equipping Church 2024