LeadershipLeadership Refleksi

Mendengarkan Seperti Samuel

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan 24 April

Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada Tuhan dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa. Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: ”Apakah kerjamu di sini, hai Elia?” 1 Raja-raja 19:12&13

Seseorang pernah bertanya kepada Joan of Arc mengapa Tuhan hanya berbicara kepadanya. Dia menjawab, “Tuan, Anda salah. Tuhan berbicara kepada semua orang. Saya hanya mendengarkan.”

Ketika Tuhan berbicara kepada Samuel, anak laki-laki itu tengah berbaring dengan tenang di tengah malam. Meski begitu, Samuel pada mulanya tidak menyadari bahwa suara itu adalah milik Tuhan. Dia membutuhkan kebijaksanaan mentornya yang berpengalaman, imam Eli, untuk memahami siapa yang berkomunikasi dengannya. Namun berdasarkan seberapa sering Samuel mendengar suara Tuhan saat dewasa, jelas bahwa dia memang belajar mengenali, mendengarkan, dan menaati suara Tuhan.

Pemimpin seringkali adalah orang yang sangat sibuk. Dan mereka dapat dengan mudah terjebak dalam aktivitas kewajiban mereka. Jika Anda seorang pemimpin, maka penting untuk menyisihkan waktu untuk menenangkan diri dan mendengarkan arahan Tuhan. Seperti yang dikatakan Bill Hybels, “Pemimpin perlu meminta Tuhan untuk memberi mereka telinga Samuel.”

Sumber : EQUIP Milist – The 21 Most Powerful Minutes in a Leader’s Day

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan Lainnya :

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan Februari

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan Maret

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :