LeadershipLeadership Quality

Keberanian : Api dan Gairah Elia Menarik Orang Lain

Kualitas Kepemimpinan – Keberanian 04

Bacaan : 1 Raja 18: 1-40

Tidak hanya orang banyak melihat api Allah pada diri Elia, mereka segera melihatnya dalam pelayanannya secara harfiah.

Elia bosan dengan pemberontakan spiritual bangsanya dan marah dengan nabi-nabi palsu Baal. Dia menghadapi kedua pasukan di puncak Gunung Karmel dan di sana mengalahkan antek-antek iblis, meskipun jumlah mereka lebih banyak, 850 banding 1 (1 Raja-raja18:19). Tidak ada yang melihat keberanian seperti ini sejak jaman Daud melawan Goliat beberapa tahun sebelumny. Dan seperti halnya Daud yang tidak diunggulkan, Elia bertemu musuhnya dengan penuh semangat. Matanya penuh dengan kebesaran Tuhan, bukan pada jumlah musuh-musuhnya. Visi surgawi ini memberikan api yang memicu keberaniannya.

Keberanian yang dari Tuhan

Pemimpin selalu membutuhkan keberanian. Tidak seorang pun yang ingin melakukan perubahan dapat mengelola tanpa keberanian. Keberanian menyala di hati Elia karena:

1. Resolusinya lebih besar daripada reservasinya.

Meskipun kalah jumlah, Elia memutuskan bahwa Baal harus dikonfrontasi dengan cara apa pun.

2. Keinginannya melebihi keputus-asaannya.

Meskipun itu berarti risiko, Elia ingin menghormati Allah lebih dari apa pun.

3. Belas kasihnya melebihi keluhannya.

Meskipun Elia membenci sikap orang-orang, ia ingin mereka menemukan dan mengikuti Allah – Yahweh.

Biarkan Api Turun

Ketika Elia menyembah dan berdoa sendirian di puncak gunung, ia mengumpulkan keberanian untuk memanggil api dari surga. Api di dalam dirinya menurunkan api Allah, yang dengan tegas mengalahkan semua Baal.

Ini menimbulkan pertanyaan bagus bagi para pemimpin hari ini. Kapan “api” akan turun dalam kepemimpinan kita? Menurut Elia, api datang :

1. Ketika kita tahu pesan kita berasal dari Allah (ayat 1).

2. Ketika kita membela apa yang benar, terlepas dari harganya (ayat 2-20).

3. Ketika kebutuhan kita adalah yang terbesar (ayat 2, 5, 21, 22).

Elia mendatangkan api Tuhan

4. Ketika kita membawa pesan kita kepada orang-orang (ayat 20, 21).

5. Ketika kita membawa orang lain ke titik keputusan (ayat 21).

6. Ketika kita memperbaiki dan menggunakan mezbah Tuhan (ayat 23-32).

7. Ketika kita menghadapi keadaan bahwa hanya api Allah yang akan menyala (ayat 33-35).

8. Ketika kita secara terbuka mempercayai Allah untuk melakukan apa yang hanya dapat dilakukan-Nya (ayat 33-37).

9. Ketika kita lapar akan Allah untuk menerima kemuliaan (ayat 36-39).

10. Ketika kita berhasrat untuk melihat orang lain kembali kepada Tuhan (ayat 37).

Baca Artikel Tentang Kualitas Keberanian Dalam Kepemimpinan :

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :