Equip TraningLeadership

Panggilan Allah Bagi Kita Untuk Memimpin

(Mengapa dan Bagaimana Allah Memanggil Kita untuk Melakukan)

Berfirmanlah Allah: ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”  Kejadian 1 ayat 26

Orang-orang Kristen telah berdebat tentang subjek kepemimpinan untuk berabad-abad. Apakah Alkitabiah untuk memimpin?. Bukankah kita dipanggil untuk menjadi pengikut, dan bukan pemimpin?. Bukankah kita dipanggil untuk menjadi hamba dan bukan penguasa?. Dapatkah kita mempercayai bahwa kepemimpinan adalah gagasan secara Alkitabiah?.

Ketika kita mempelajari Alkitab secara teliti, kita melihat bahwa kepemimpinan memang betul-betul gagasan Tuhan. Tuhan bukan saja pemimpin yang inti, tapi Ia memanggil kita juga untuk memimpin.

Dilahirkan Untuk Memimpin

Pertimbangkan hal ini. Gambaran pertama tentang manusia dalam Alkitab menyangkut kepemimpinan. Allah merencanakan kita untuk memimpin, untuk memiliki otoritas dan untuk berkuasa. Menurut kejadian 1: 26-31, anda dan saya dilahirkan untuk memimpin. Pelajari ayat ini : “Berfirmanlah Allah ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi’ (Kejadian 1:26)

  1. Diciptakan menurut rupa Allah berarti kita diciptakan untuk memimpin.
    Menurut ayat 26, kita diciptakan menurut rupa Allah. Apakah maksud hal ini?. Satu petunjuk ditemukan dalam ayat berikut: “Biarkan mereka berkuasa”. Bagian dari apa yang dimaksud dengan untuk menjadi seperti Allah adalah mengetahui kita dirancang untuk memimpin dan berkuasa.
  2. Allah memberikan kepada manusia otoritas atas seluruh bumi.
    Kita harus menjadi nyaman dalam 2 posisi. Pertama berada dibawah otoritas Allah. Kedua seluruh dunia ada dalam otoritas kita. Allah sudah memberi panggilan ini pada kita. Kita harus mengetahui apa artinya memimpin seperti Tuhan memimpin.
  3. Jika Tuhan memerintahkan kita untuk menguasai, kita harus mempunyai kesanggupan untuk hal itu.
    Allah tidak pernah memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberikan kesanggupan kepada kita untuk melakukannya. Anda dan saya mempunyai kesanggupan untuk memimpin karena Allah menciptakan dan memerintahkan kita untuk melakukannya. Berdasarkan karunia dan kepribadian, anda mempunyai kesanggupan untuk memimpin di suatu bagian.

Menjadi Terang dan Garam
Dalam perjanjian baru Allah menegaskan panggilan ini untuk mempengaruhi yang lain, lihat dalam Matius 5:13-16.

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak diatas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”.

Garam mempengaruhi makanan yang kita makan. Terang mempengaruhi rumah yang kita tempati. Yesus memanggil kita untuk menerima panggilan kita untuk mempengaruhi dan bersinar kemanapun kita pergi. Rasul Paulus menerima panggilan ini secara serius ketika dia berkata:
“Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang.. (2 Korintus 5 ayat 11)

Izin Illahi Untuk Memimpin
Banyak orang diantara kita merasa seperti Musa ketika dia berhadapan dengan Tuhan di semak yang terbakar dalam Keluaran 3-4. Ia merasa tidak cukup dan tidak siap untuk memimpin. Tapi Itulah sebabnya Allah memanggilnya. Banyak pemimpin yang berpotensi dalam Alkitab, takut dan lari dari panggilan mereka. Allah harus memberikan izin pada mereka untuk melakukannya.

Banyak diantara kita dapat membuat daftar mengapa kita tidak memimpin secara efektif, seperti yang dilakukan Musa. Ketika Allah memanggilnya, dia langsung mempunyai 5 alasan mengapa ia tidak dapat memimpin. Perhatikan bagaimana Tuhan menanggapinya.

Alasan pertama : siapa aku (Keluaran 3:1).
Musa bergumul dengan masalah identitasnya. Dia bukan saja merasa tidak memenuhi syarat. Ia pikir Allah salah memilih seorang pemimpin. Tanggapan Allah : tidak peduli siapa Engkau, aku sudah memanggil engkau, aku menyertai engkau.

Alasan kedua : siapa Engkau?. (Keluaran 3:13)
Musa bergumul dengan masalah keintiman. Dia tidak mengenal Allah dengan baik untuk menggambarkanNya kepada orang-orang. Hubungannya dengan Allah sangat lemah. Tanggapan Allah : Aku adalah Aku.

Alasan ketiga : Bagaimana bila mereka tidak mendengar? (Keluaran 4:1).
Musa bergumul dengan intimidasi. Dia cemas terhadap reaksi orang. Tanggapan Allah : Aku adalah segala yang Kau butuhkan. Bila Aku telah selesai, mereka pasti mendengarkan. Percayalah padaKu.

Alasan keempat : Aku tidak pandai bicara (Keluaran 4:10)
Musa bergumul dengan ketidakmampuan. Siapa yang mengikut dia kalau dia tidak dapat bicara dengan baik?. Tanggapan Allah : Tebak siapa yang membuat mulutmu?. Aku adalah sumber karunia yang ada padamu.

Alasan kelima : Saya tahu bahwa Engkau dapat menemukan orang lain (Keluaran 4:13).
Musa bergumul dengan rasa rendah diri. Dia membandingkan dirinya dengan orang lain. Ada banyak orang yang lebih cakap, dan dia merasa rendah diri. Tanggapan Tuhan : Baiklah Aku akan biarkan Harun melakukannya untukmu…. Tapi aku tetap memanggil engkau.

Pertanyaan : Apa alasan-alasan yang kamu miliki untuk tidak dapat memimpin dengan baik? Bagaimana perkiraanmu Allah akan menanggapinya?.

Kepemimpinan adalah Pengaruh

J. Oswald yang mengatakannya lebih dulu. Kepemimpinan adalah pengaruh, tidak lebih tidak kurang. Ini adalah tentang mempengaruhi seseorang untuk alasan yang bermanfaat. Ini tidak bergantung pada jabatan atau posisi. Ini adalah tergantung pada seseorang menangkap sebuah visi dari Tuhan dan menggerakkan orang lain untuk bergabung dengan mereka dalam penggenapannya. Ketika hal ini terjadi, kepemimpinan timbul dalam bentuk yang murni. Hal ini terjadi pada setiap organisasi pada titik yang satu atau yang lain. Khususnya bila tidak ada sistem atau rencana. Tidak ada harapan akan kemajuan. Seorang pemimpin harus menerima hak untuk memimpin dan yang lain memilih untuk mengikut.

Masa Hakim-hakim
Sebelum Israel menyetujui untuk membentuk suatu kerajaan dan Saul ditunjuk sebagai raja mereka, mereka mengalami suatu era yang disebut sebagai masa Hakim-hakim. Masa ini adalah masa yang singkat saat kepemimpinan yang murni dikehendaki. Setiap Hakim yang muncul memimpin sebagai pelopor. Sebuah ayat muncul lebih dari satu kali dalam hakim-hakim.
“Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel. Setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri”. (Hakim-hakim 21:25).

Disini ada 7 alasan mengapa masa ini adalah masa yang singkat tapi intensif bagi para pemimpin.

  1. Kekacauan memerintah karena tidak ada yang menjadi teladan untuk otoritas atau bagaimana mempertanggungjawabkan keadaan.
  2. Musuh-musuh yang agresif mengelilingi mereka karena orang-orang Yahudi yang pertama kali menempati Kanaan.
  3. Tidak ada dana pemerintah untuk Pertahanan Nasional atau untuk menjalankan keamanan publik.
  4. Bangsa lain mempengaruhi Israel dengan berhala dan tahayul mereka.
  5. Pahlawan seperti Musa dan Yosua sudah mati, dan tidak ada harapan akan perintah.
  6. Semangat dan keyakinan sangat rendah, jadi pertumbuhan sangat sulit, tidak mudah.

Empat belas Hakim memimpin Israel di masa ini. Setiap pemimpin memulai peran kepemimpinan dari awal. Orang-orang ini yang kita ketahui: Otniel, Ehut, Samgar, Deborah, Gideon, Abimelekh, Tola, Yeir, Yefta, Ebzan, Elon, Abdon, Simson dan Samuel.

Sudah tentu kita tahu tentang hakim-hakim ini lebih daripada yang lain. Namun dari ayat-ayat ini, kita dapat menyimpulkan bagaimana pemimpin-pemimpin memimpin secara efektif pada waktu masa yang paling sulit bagi bangsa Israel. Pada waktu ini para pemimpin harus kembali kepada dasarnya. dalam sejarah Israel dasarnya jelas pada saat itu. Hakim-hakim mempunyai kepribadian yang sama yaitu sebagai berikut:

Dasar Dari Pemimpin yang Efektif

  1. Mereka Peka Terhadap Suatu Kebutuhan.
    Berlawanan dengan apa yang banyak orang pikirkan tentang kepemimpinan di hari-hari ini, pada waktu itu kepemimpinan selalu dimulai dengan suatu kebutuhan. Dalam hakim-hakim tidak dimulai ketika seseorang mau mengisi posisi yang kosong. Tidak ada posisi yang harus diisi. Tidak ada protokol atau bangunan sama sekali. Tidak ada pemilihan untuk diaken atau guru sekolah minggu. Jika anda memimpin itu karena anda melihat suatu kebutuhan dan mendorong orang lain untuk menolong Anda menghadapinya. Semua hakim-hakim mendapat permulaan mereka ketika mereka melihat masalah yang spesifik yang dapat menjadi pusat perhatian mereka.
  • Otniel : Menemukan Israel dikepung oleh orang Mesopotamia. Dia maju untuk memilih dan memimpin suatu tentara orang Ibrani melawan raja Mesopotamia. Dia menang dan hal ini menyebabkan 40 tahun damai.
  • Ehud : memperhatikan bahwa orang-orang Moab menguasai rakyatnya, dan memutuskan memimpin Israel untuk memperoleh kemenangan atas Moab. Ini menyebabkan 80 tahun damai.
  • Samgar : Ia maju ketika orang-orang Filistin menekan Israel bertahun-tahun. Dia sendirian mengalahkan 600 tentara. Ia mengilhamkan tentaranya kepada kemenangan.

Bila kepemimpinan itu murni :
a. Selalu dimulai dengan kebutuhan.
b. Memerlukan percikan semangat dalam diri seseorang.
c. Orang itu bertindak dalam menanggapi kebutuhan.
d. Tindakan ini menggerakkan orang lain untuk bekerjasama.

Penerapan : Bila anda mendengar banyak kebutuhan di sekeliling anda, yang mana yang paling mengena di hatimu?. Anda terpanggil untuk menjadi “spesialis” dalam bidang apa?. Apa yang anda lakukan sebelum mati?. Apa yang menjadi pemberian yang berarti?

  1. Mereka Memiliki Karunia.
    Dalam setiap kasus dalam kitab hakim-hakim, seorang pemimpin timbul karena dia mempunyai karunia yang jelas. Mereka mempunyai beberapa kemampuan yang benar-benar cocok untuk kebutuhan saat itu. Mereka sangat tangkas dalam arena tersebut. Karunia mereka menyelesaikan masalah. Dalam setiap kasus, karunia itu dari Tuhan, tapi dalam bentuk yang berbeda-beda. Karunia tersebut adalah :
  • Karunia rohani : Simson mempunyai karunia rohani yang berhubungan dengan sumpah kenaziran.
  • Bakat yang alami : Deborah punya bakat alami untuk strategi dan hikmat.
  • Keahlian yang diperoleh : Gideon dan Yefta mengembangkan keahlian mereka untuk memimpin melewati waktu.

Tuhan menaruh sesuatu di dalam kita masing-masing yang harus disampaikan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan kata lain setiap orang mempunyai sesuatu yang kita perlukan. Apabila kita menemukannya dengan sendirinya kita mempengaruhi.

Bila kepemimpinan itu murni :
a. Seseorang menemukan karunia di dalam mereka.
b. Mereka merawat dan mengembangkan karunia itu.
c. Mereka mencocokkan karunia itu dengan tempat pelayanan.
d. Karunja menyediakan tempat yang luas untuk pengaruh.
e. Mereka berkembang dengan baik karena karunia mereka.

Kita dengan sendirinya memimpin sesuai karunia kita. Sesuai karunia kita, kita akan sangat :

  • peka
  • produktif
  • nyaman
  • puas
  • alami
  • berpengaruh

Penerapan : Bagaimana dengan anda?. Apa yang merupakan karunia anda yang paling utama?. Pemberian apa yang sudah Anda berikan untuk tubuh Kristus yang akan dirindukan bila anda pergi?. Apa yang anda sudah berikan pada organisasimu yang anda kerjakan dengan baik?

  1. Mereka Memperagakan Keinginan yang Besar
    Bila kebutuhan itu dari luar dan karunia dari dalam mencocokkan, pemimpin seringkali menjadi terbakar oleh keinginan yang besar. Keinginan yang besar ini mendorong yang lain. Pemimpin tidak dapat berbuat lain kecuali membagikannya dengan mereka yang mau bergabung. Dalam kitab hakim-hakim, beberapa pemimpin mengalami seperti ada zat kimia dari dalam yang memercikkan keinginan yang besar. Disini adalah isi dari keinginan itu.

Keinginan yang besar datang bila pemimpin mempunyai:

  1. Beban – minat dan keprihatinan.
  2. Keyakinan – nilai prinsip dan kepercayaan
  3. Karunia – kesanggupan yang dari Tuhan.
  4. Kebutuhan – keadaan Anda yang mendesak.
  5. Kesempatan – kesempatan anda untuk terlihat.

Keinginan yang besar mengisi kekurangan sumber. Tidak diragukan, memiliki sumber adalah suatu yang menyenangkan, banyak dari hakim-hakim itu saat memulai, tidak kaya dengan uang, dukungan orang dan bakat. Gideon penakut, Simson kekurangan moral, Yefta seorang yang tidak sabar, Abimelekh terlalu giat sehingga harus ditegur. Sepertinya Ebzan, Elon dan Abdon agak tua. nNun keterbatasan ini tidak menghentikan seseorang bila mereka mempunyai keinginan yang besar.

Penerapan : Keinginan yang besar biasanya dimulai dari minat. Apa yang memulai, keinginan anda berhubungan dengan kepemimpinan dan kebutuhan di sekitar anda?. Apa yang membuat anda menangis atau marah?. Perasaan kuat mengenai hal apa yang anda rasakan yang mendorong anda untuk bertindak?

  1. Mereka Mengajak Orang-orang.
    Pemimpin yang benar pada akhirnya datang pada titik dimana mereka menarik dan memberi otoritas orang lain pada keinginan dan semangat mereka. Kadangkala mereka hanya mencari orang lain yang turut membagi keinginan yang sama. Satu hal yang pasti, pemimpin yang asli berhubungan dan orang lain. Inilah yang memisahkan pengusaha dan seorang pemimpin. Pemimpin tidak bertindak sendirian, mereka punya pengikut. Mereka harus punya sebab mereka mempunyai perkara yang lebih besar daripada diri mereka sendiri, mereka perlu orang lain untuk menariknya.

Gideon. Gideon diberitahu untuk mengumpulkan tentara dan menyerang orang-orang Midian. Dia memilih terlalu banyak orang dan Tuhan harus mengecilkan ukurannya atau dia akan mengambil keuntungan dari kemenangan itu. Pemimpin ini mengajak terlalu banyak orang untuk menjadi pengikut. Seandainya saja kita mempunyai masalah yang sama.

Deborah. Meskipun dia seorang wanita, Israel dapat sepenuhnya diyakinkan oleh Debora. Apapun yang ia tetapkan untuk dilakukan, rakyat mengikut. Barak bahkan bersikeras Deborah ikut dengannya ke medan perang. Barak mengerti siapa yang mempunyai pengaruh.

Samuel. Yang paling kuat dari semua hakim-hakim. Seorang pemimpin yang sangat berpengaruh di antara Musa dan Daud. Kepemimpinannya menjangkau dua generasi. Keduanya yang tua dan muda mendengarkan dia. Bahkan raja memandang dia. Ia mengurapi Saul dan Daud sebagai raja. Samuel adalah pemimpin dari pemimpin-pemimpin.

Latihan-latihan yang sudah terbukti dapat menyelesaikan segala sesuatu :

  1. Apa yang dibicarakan, diselesaikan
  2. Apa yang dilatih, diselesaikan
  3. Apa yang diukur, diselesaikan
  4. Apa yang dianggarkan, diselesaikan
  5. Apa yang diharapkan, diselesaikan
  6. Apa yang menerima upah, diselesaikan

Padahal : Bagaimana dengan anda? Siapa yang memenangkan Anda kepada kepemimpinan yang 100%?. Siapa yang anda ajak? Orang tua atau orang muda? Pemimpin atau pengikut?. Bagaimana anda mengajak orang-orang ini untuk mengambil perjalanan ini dengan anda?. Kapan anda mempengaruhi orang lain?. Di mana anda mempengaruhi mereka?

  1. Mereka Mengejar Tujuan
    Perhatian yang terakhir adalah bahwa setiap Hakim dapat memimpin karena mereka mengikuti tujuan nyata yang diletakkan di hadapan mereka. Bergerak searah yang membawa mereka mencapai sasaran. Tidak ada satupun hakimpun yang ingin tinggal tanpa kemajuan. Setiap mereka merasa ada tugas Ilahi yang harus di pertunjukan. Anda dapat mengatakan sebagai tujuan hidup mereka, yang menjadi partner yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sangat sulit untuk memisahkan antara kepemimpinan dan tujuan. Saya tidak dapat membayangkan memimpin tanpa perasaan yang jelas dari tujuan Allah. Mungkin ini sebabnya mengapa banyak gereja gagal menghasilkan buah. Tidak ada kejelasan, penegasan, persetujuan pada misi.

Dalam kitab Hakim-hakim tujuan mereka adalah :

  1. Pribadi : cocok dengan karunia dan keinginan.
  2. Dapat diukur : aktivitas yang dapat dievaluasi
  3. Dapat diingat : cukup spesifik untuk diingat dan diterima
  4. Bermakna : dikelilingi oleh masalah nasional yang menjadikannya berbeda.
  5. Dapat dipindahkan : dapat dibawa dalam perjalanan ke mana saja mereka berada.
  6. Moral : mereka merasa Ini bukan saja dapat dilakukan tetapi harus dilakukan

Debora : satu-satunya yang menjadi tujuannya adalah untuk memerdekakan Israel dari orang Kanaan. Ia menaruh suatu rencana, menyediakan sumber daya, menugaskan Barak memimpin tentara dan saat dia menolak untuk memimpin penyerangan seorang diri, Deborah pergi bersamanya.

Penilaian : Apakah anda mengikuti tujuan anda?. Bagaimana anda membandingkannya dengan daftar?.

Penerapan : Apakah tujuan anda jelas? Apakah anda telah menjelaskannya? Apakah orang-orang yang menjadi kunci dalam organisasi anda setuju dengan apa tujuan itu dan bagaimana tujuan itu dilaksanakan?

Evaluasi diri sendiri : 5 karakter dari pemimpin pemimpin dalam kitab hakim-hakim

  1. Mereka peka terhadap suatu kebutuhan. poin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  2. Mereka memiliki Karunia. poin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  3. Mereka memperagakan keinginan yang besar. poin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  4. Mereka mengajak orang-orang. poin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
  5. Mengejar tujuan. poin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sumber : Equip Seminar Buku 1 Bab 1 – materi digital disusun Nathanael Ricardo untuk transformasi.com.

Equip Seminar adalah pelatihan kepemimpinan yang merupakan bagian dari proyek global Millions Leaders Mandate – Mandat Sejuta Pemimpin dengan tujuan menyiapkan sejuta pemimpin yang mempengaruhi dunia dengan kabar baik. Diinisiasi oleh penulis buku dan hamba Tuhan John C. Maxwell, materi dalam program ini banyak belajar tentang kepemimpinan dari pemimpin utama sekaligus model pelayanan kehambaan tak terbantahkan, Kristus Yesus.

Penyusun sendiri memiliki dua sertifikasi untuk pelatihan ini sejak tahun 2004-2006 dan memperoleh ijin untuk membagikan materi ini bagi semua orang yang ingin diperlengkapi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dengan hati kehambaan. Anda bisa menjadikan materi ini sebagai bahan mentoring di perusahaan, pemuridan di organisasi kerohanian atau bacaan yang penting bagi anda. Silakan menggunakan materi ini dengan syarat mencantumkan sumber materi.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari pelatihan ini disarankan untuk membagikan materinya secara beruntun dan lengkap. Pelatihan yang terencana dan terjadwal, dilakukan berkelompok serta interaktif akan memperoleh hasil yang maksimal. Selamat menjalani proses untuk kepemimpinan yang diberkati Tuhan.

Baca EQUIP Leadership Seminar :

Buku 1 Bab 1 – Panggilan Allah Bagi Kita Untuk Memimpin

Buku 1 Bab 2 – Hati Seorang Pemimpin

Buku 1 Bab 3 – Saya Mempunyai Impian

Buku 1 Bab 4 – Hal-Hal Yang Utama Dalam Pengambilan Keputusan

Buku 1 Bab 5 – Mengusahakan Keahlian Orang Dalam Kepemimpinan Anda

Buku 1 Bab 6 – Pemimpin Membuat Rencana Strategi

EQUIP Leadership Seminar Buku 2 :

Buku 2 Bab 1 – Ujian Kepemimpinan

Buku 2 Bab 2 – Keamanan Atau Sabotase

Buku 2 Bab 3 – Mendelegasikan Tugas dan Mengembangkan Orang

Buku 2 Bab 4 – Tim Kerja Membuat Impian Nyata

Buku 2 Bab 5 – Investasi Terbijaksana Yang Akan Pernah Anda Buat

Buku 2 Bab 6 – Mengukur Pertumbuhan Kepemimpinan Anda

EQUIP Leadership Seminar Buku 3 :

Buku 3 Bab 1 – Kepemimpinan Berawal Dengan Sebuah Sikap

Buku 3 Bab 2 – Lingkaran Dalam Dari Sang Pemimpin

Buku 3 Bab 3 – Kristus, Sang Komunikator Yang Hebat

Buku 3 Bab 4 – Memimpin Di Saat-Saat Yang Sulit

Buku 3 Bab 5 – Lima Tahap Kepemimpinan

Buku 3 Bab 6 – Seni Tentang Baskom dan Lap Pembasuhan

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :