Pondasi Kepemimpinan Kita
Equip Seminar Buku 5 Bab 1
Pelayanan kita akan menjadi suatu kekayaan yang berharga atau sebuah jebakan penampilan
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. (Matius 11:28-30)
Dalam pelajaran ini kita akan mengevaluasi pondasi dimana kepemimpinan kita didirikan. Acapkali, dalam upaya mengejar hasil, kita terpeleset ke dalam pelayanan yang termotivasi oleh perasaan bersalah dari pada oleh anugerah. Kiranya pelajaran ini berfungsi sebagai sesuatu yang terus-menerus mengingatkan kita akan sumber kekuatan kuasa kita.
Lukas 10:38-42
Ada dua daya dorong yang lazimnya muncul ketika seseorang berjumpa dengan Tuhan Yesus:
1. Kita didorong untuk menjadi dekat kepada Tuhan.
2. Kita didorong untuk menjadi sibuk bagi Tuhan.
Marta dan Maria adalah contoh yang amat jelas dari dua daya dorong/tekanan ini. Marta ingin membuat Yesus terkesan akan dirinya, sehingga ia berupaya berunjuk karya kepadaNya. Maria memutuskan untuk lebih dulu dilayani oleh Yesus sebelum mencoba melayani Dia.
Marta
a. Mencari persetujuan dalam upayanya menjalin hubungan
b. Tak ada kuasa sama sekali
c. Berunjuk kerja karena roh yang gila kerja
Maria
a. Mencari hubungan yang intim dengan Kristus
b. Menghasilkan kuasa yang tak terbatas
c. Melayani sebagai tanggapan atas anugerah Allah
Permasalahan Kita
Maria dan Marta melukiskan kebenaran dari pelajaran ini. Kali pertama kita datang kepada Yesus Kristus, kita mengejar keakraban dengan Dia. Itulah segala-galanya yang harus kita hasilkan – suatu usaha menggapai keintiman dengan Allah. Seperti halnya sebuah pernikahan, semua yang harus kita hasilkan pada mulanya adalah upaya memburu cinta kasih. Namun, sementara bertambah dewasa, upaya kita dalam memburu kompetensi telah menggeser upaya kita dalam memburu keakraban. Kita menjadi seperti Marta. Kita berupaya keras agar berkompeten dalam hidup kekristenan dan pelayanan kita. Akhirnya, Allah harus menyingkirkan rasa puas kita atas kompetensi kita agar bisa mengembalikan kita kepada keakraban. Berikut ini adalah ringkasan dari permasalahan kita:
Kompetensi
1. Maju pesat dalam aturan-aturan dan rutinitas.
2. Bertindak atas dasar tugas dan kewajiban.
3. Motivasinya rasa bersalah.
4. Kewajiban manusiawi
5. Membandingkan dengan orang lain.
6. Penampilan yang letih.
Keakraban
1. Maju pesat dalam hubungan antar pribadi.
2. Bertindak atas dasar ibadah/ rasa berbakti.
3. Motivasinya rasa bersyukur.
4. Anugerah Illahi.
5. Penerimaan terhadap orang-orang lain
6. Pelayanan yang penuh daya.
Penampilan Kerja Versus Pelayanan
Marilah kita definisikan apa yang kita maksud dengan istilah “penampilan kerja” dan “pelayanan” serta membuat ketetapan tentang letak permasalahan kita:
Definisi:
Penampilan kerja = Pelayanan yang dijalankan atas dasar kewajiban manusiawi, usaha keras dari kekuatan manusiawi dengan harapan untuk menggapai perkenanan seseorang.
Pelayanan = Pelayanan yang dijalankan atas dasar suatu pengalaman atas anugerah. Ini adalah suatu tanggapan yang penuh kasih terhadap sebuah jati diri yang baru, dengan harapan untuk mengucapkan “terima kasih” kepada Allah.
Tanyakan pertanyaan berikut ini kepada diri Anda sendiri:
– Apakah fondasi pelayanan saya?
– Mengapa saya melakukan apa yang sedang saya lakukan sekarang ini?
– Apa yang saya cari dengan melakukan pelayanan ini?
Perbedaan-perbedaan antara kepemimpinan – Yang didasarkan atas penampilan kerja atau pelayanan:
Penampilan Kerja (Hukum Taurat)
1. Upaya keras dengan kekuatan manusiawi.
2. Terbelenggu pada hukum dan legalisme.
3. Tak seimbang: lebih berfokus pada kerja dari pada karakter.
4. Motivasinya untuk menyenangkan manusia.
5. Membandingkan diri dengan orang lain.
6. Memanipulasi dan mengontrol orang-orang lain.
7. Tak ada sukacita dan damai sejahtera.
8. Reaksi-reaksi yang ekstrim.
9. Frustrasi terhadap diri sendiri.
10. Hubungan dengan Allah tidak mantap.
11. Kerja keras demi menggapai perkenanan Allah.
12. Menghasilkan kubu-kubu agamawi.
Pelayanan (Anugerah)
1. Mengakui kelemahan manusiawi; menantikan kekuatan dan waktu-Nya Allah.
2. Kebebasan memberi atas dasar ibadah rasa berbakti, bukan sebagai kewajiban.
3. Irama yang seimbang antara perenungan dan ketaatan.
4. Kemampuan berkata “tidak” pada manusia atas dasar arahan dari Allah.
5. Dapat menerima orang-orang lain.
6. Kebebasan untuk membuat pilihan-pilihan dan menjadi berbeda satu sama lain.
7. Mengalami buah Roh.
8. Konsisten, stabil; peka terhadap pimpinan Allah.
9. Menerima proses Allah dalam menumbuhkan diri pribadinya.
10. Perlahan namun bertumbuh mantap dengan Allah.
11. Tanggapan hidup secara alamiah terhadap perkenanan Allah yang tanpa syarat.
12. Menghasilkan hubungan pribadi yang mendalam dengan Allah.
Kuasa untuk MENJADI SESEORANG merupakan prioritas yang mengatasi kuasa untuk MELAKUKAN SESUATU, karena bila anda adalah SESEORANG, secara alamiah anda akan sanggup mengerjakan SESUATU!
Kesimpulan Tentang Permasalahan Kita
1. Pelayanan kita harus berpindah dari penampilan kerja ke pelayanan.
2. Kita harus mengejar kedekatan – keakraban sebelum kompetensi.
3. Kita tidak dapat menjadi pemberi anugerah sebelum menjadi penerima anugerah
Potensi Kita
Mengalami anugerah Allah memampukan kita untuk hidup dan melayani pada suatu tingkat yang lebih tinggi. Ketika kita mengundang Kristus menjadi Tuhan kita, kita mengalami anugerah yang menyelamatkan dan membawa kita ke sorga. (Itu pasti kehidupan pada suatu tingkat yang lebih tinggi!). Namun, banyak diantara kita meninggalkan sikap anugerah itu dan mencoba bertumbuh melalui penampilan kerja kita.
Kalau kepemimpinan dan pelayanan kita mau bersifat supra-alamiah (sebagaimana Yesus telah menyatakannya), kita harus menyadari bahwa setiap hal dalam kerajaan Allah datang karena ANUGERAH melalui iman. Kita harus melihat dan mempercayai ini sebelum kehidupan kita memantulkannya. Perhatikanlah tiga gambaran Alkitabiah berikut ini…
1. Gambaran tentang Seorang Bapa dan Anaknya
Kita lebih dulu menjadi seorang anak Allah sebelum menjadi seorang pekerja bagi Allah.
2. Gambaran tentang Pernikahan
Kita menjadi pengantin Kristus sebelum manjadi budak bagi Kristus.
3. Gambaran tentang Seorang Duta Besar
Kita berkarya di dalam kuasa dan otoritas Allah, bukan diri sendiri.
Landasan Alkitabiah untuk suatu pelayanan yang diberdayakan oleh anugerah
- 2 Korintus 9:8
- 2 Korintus 12:9
- Efesus 2:10
- 1 Korintus 15:10
Ini tidak berarti bahwa Hukum Taurat itu buruk; hanya, hukum itu tidak memberi kita setitik kuasapun untuk menghidupi suatu kehidupan pelayanan yang bersifat melayani. Hukum hanya sanggup mengingatkan kita saat kita sudah gagal. Anugerah mengubah hasrat kita dan memberdayakan kita untuk menjelmakan hasrat-hasrat tersebut.
Resep Kita
Langkah-langkah apa yang harus kita ambil untuk kembali ke suatu “gaya hidup yang dipenuhi anugerah?” Marilah kita mulai dengan aplikasi-aplikasi berikut ini untuk pelayanan kita:
– Pengalaman “Maria” kita harus mendahului pengalaman “Marta” kita.
– Kompetensi kita harus datang dari kedekatan – keintiman kita dengan Allah.
– Kita harus menemukan suatu irama yang seimbang antara karakter dan karya.
– Kita harus percaya dan memeluk erat-erat pondasi-pondasi “anugerah” berikut:
Pondasi-Pondasi Anugerah
1. Anugerah Allah menjadi milik saya secara gratis karena hal itu didasarkan atas penampilan kerja Yesus, bukan karya saya.
2. Allah tidak mengasihi dan menyelamatkan saya karena saya dapat berbuat sesuatu bagi-Nya.
3. Saya harus mati bagi “suami lama” saya (hukum Taurat) dan berhenti membangun hubungan dengan Allah di atas dasar itu.
4. Anugerah Allah menerima saya sebagaimana adanya, kemudian memberdayakan saya untuk hidup mengatasi kesanggupan diri saya sendiri.
5. Satu-satunya tuntutan untuk menerima anugerah adalah kerendahan hati.
6. Pelayanan menjadi lebih besar bila ada di bawah anugerah Allah, karena rasa syukur dan bukan rasa bersalah-lah yang memotivasinya.
Melangkah Ke Dalam Anugerah
1. Reveal (menyingkapkan) – Menjalankan ujian dan diagnosis pribadi secara jujur.
2. Relinquish (melepaskan) – Menyerahkan masalah penampilan kerja saya kepada Allah.
3. Recall (mengingat kembali) – Memperhatikan orang-orang dan masalah-masalah yang kepadanya saya sedang menampilkan unjuk kerja saya.
4. Release (membebaskan) – Mengampuni – menyingkirkan pandangan-pandangan yang salah dan menyerahkan diri saya sendiri.
5. Request (memohon) – Memohon Roh Kudus mengaruniakan anugerah Allah.
6. Renounce (menolak) – Menolak motivasi-motivasi yang salah yang menguasai saya.
7. Return (kembali) – Kembali melayani Allah dengan hati yang penuh kasih dan tanggap.
Penilaian : Evaluasilah upaya anda dalam mengejar kompentensi versus keakraban.
Penerapan : Langkah-langkah apa yang perlu anda ambil agar bisa menjelmakan suatu gaya kehidupan “yang dipenuhi dengan anugerah?
Sumber : Equip Seminar Buku 5 Bab 1 – materi digital disusun Nathanael Ricardo untuk www.transformasi.com.
Equip Seminar adalah pelatihan kepemimpinan yang merupakan bagian dari proyek global Millions Leaders Mandate – Mandat Sejuta Pemimpin dengan tujuan menyiapkan sejuta pemimpin yang mempengaruhi dunia dengan kabar baik. Diinisiasi oleh penulis buku dan hamba Tuhan John C. Maxwell, materi dalam program ini banyak belajar tentang kepemimpinan dari pemimpin utama sekaligus model pelayanan kehambaan tak terbantahkan, Tuhan itu sendiri.
Penyusun memiliki dua sertifikasi untuk pelatihan ini sejak tahun 2006 dan memperoleh ijin untuk membagikan materi ini bagi semua orang yang ingin diperlengkapi untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Anda bisa menjadikan materi ini sebagai bahan mentoring di perusahaan, pemuridan di organisasi kerohanian atau sekedar bacaan bagi anda. Silakan menggunakan materi ini dengan syarat mencantumkan sumber materi.
Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pelatihan ini disarankan untuk mempelajari materinya secara lengkap dan runtun. Buatlah pelatihan yang terencana dan terjadwal, lakukan dalam grup atau berkelompok serta ciptakan ruang interaktif untuk memperoleh hasil yang maksimal. Selamat menjalani proses untuk kepemimpinan yang diberkati Tuhan.
Baca EQUIP Leadership Seminar :
Buku 1 Bab 1 – Panggilan Allah Bagi Kita Untuk Memimpin
Buku 1 Bab 2 – Hati Seorang Pemimpin
Buku 1 Bab 3 – Saya Mempunyai Impian
Buku 1 Bab 4 – Hal-Hal Yang Utama Dalam Pengambilan Keputusan
Buku 1 Bab 5 – Mengusahakan Keahlian Orang Dalam Kepemimpinan Anda
Buku 1 Bab 6 – Pemimpin Membuat Rencana Strategi
EQUIP Leadership Seminar Buku 2 :
Buku 2 Bab 1 – Ujian Kepemimpinan
Buku 2 Bab 2 – Keamanan Atau Sabotase
Buku 2 Bab 3 – Mendelegasikan Tugas dan Mengembangkan Orang
Buku 2 Bab 4 – Tim Kerja Membuat Impian Nyata
Buku 2 Bab 5 – Investasi Terbijaksana Yang Akan Pernah Anda Buat
Buku 2 Bab 6 – Mengukur Pertumbuhan Kepemimpinan Anda
EQUIP Leadership Seminar Buku 3 :
Buku 3 Bab 1 – Kepemimpinan Berawal Dengan Sebuah Sikap
Buku 3 Bab 2 – Lingkaran Dalam Dari Sang Pemimpin
Buku 3 Bab 3 – Kristus, Sang Komunikator Yang Hebat
Buku 3 Bab 4 – Memimpin Di Saat-Saat Yang Sulit
Buku 3 Bab 5 – Lima Tahap Kepemimpinan
Buku 3 Bab 6 – Seni Tentang Baskom dan Lap Pembasuhan
EQUIP Leadership Seminar Buku 4 :
Buku 4 Bab 1 – Macam Kehidupan Yang Dimaksudkan Bagi Anda
Buku 4 Bab 2 – Bagaimana Para Pemimpin Berdoa
Buku 4 Bab 3 – Menemukan Karunia-Karunia Rohani Anda
Buku 4 Bab 3b – Alat Penemu Karunia-Karunia Rohani
Buku 4 Bab 4 – Saya Suka Gaya Anda!
Buku 4 Bab 5 – Cara Mengembangkan Seorang Pemimpin
Buku 4 Bab 6 – Ciri-Ciri Seorang Pembunuh Raksasa
Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :