Art

Catatan Seni Dalam Sejarah Reformasi Protestan

Pada tahun 1517, Martin Luther, seorang pendeta Belanda – yang tentunya dipengaruhi oleh pemberontakan Savonarola (1452-98) sebelumnya di Florence – memulai pemberontakan keagamaan melawan praktek-praktek korup di Gereja Roma, yang menyebabkan perpecahan dalam gerakan Kristen. Para pengunjuk rasa dikenal sebagai Protestan, sedangkan mereka yang tetap mengikuti Gereja tradisional menyebut diri mereka Katolik Roma. Protestantisme (yang terbagi menjadi empat jenis: Lutheran, Calvinis, Anglikan dan Anabaptis) berakar di negara-negara Eropa Utara seperti Belanda, Jerman (kecuali Bavaria) dan Inggris, sedangkan negara-negara Eropa Selatan seperti Perancis, Italia dan Spanyol (bersama dengan koloni Spanyol di Flanders), tetap menganut Katolik.

Seni Reformasi

Sejak sekitar tahun 1520, ketika Renaisans Utara merasakan dampak pemberontakan Martin Luther melawan praktik korup Gereja Roma, serangkaian estetika baru muncul, dalam bentuk Seni Reformasi Protestan, yang mencerminkan agenda Kristen dari gerakan Protestan, yang menolak seni humanis dan ideologi High Renaissance, dan merayakan pengalaman keagamaan yang lebih keras, dengan dekorasi minimal. Akibatnya, jumlah seni keagamaan yang dipesan oleh otoritas Gereja Protestan berkurang drastis, dan seniman di negara-negara Protestan terpaksa beralih ke bentuk sekuler seperti lukisan bergenre, seni potret, lukisan pemandangan, dan benda mati.

http://www.visual-arts-cork.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *