LeadershipLeadership Refleksi

Menawarkan Ketaatan Dalam Kerapuhan

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan 26 November

biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah. Ayub 31:6

Salah satu aspek indah dari Kitab Ayub adalah bahwa kitab ini menunjukkan bagaimana manusia bisa menjadi sangat manusiawi, namun pada saat yang sama juga sangat surgawi.

Ayub merasakan semua emosi dari orang yang mengalami kehilangan yang besar. Dia menjadi marah, tertekan, dan cemas, dan dia menyatakan perasaannya secara terbuka. Pada saat yang sama, dia tidak pernah menyimpang dari karakternya yang kuat; dia tetap konsisten dalam segala hal. Saat tampaknya dia akan mengutuk Tuhan dan menyerah pada-Nya, dia meneguhkan janjinya untuk setia bahkan ketika dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ayub berjanji untuk mempertahankan integritasnya meskipun dalam keadaan seperti itu.

Komitmen seperti ini merupakan kunci penting dalam kepemimpinan. Inilah alasannya:

  1. Pemimpin harus visioner, namun tidak bisa melihat segala hal di masa depan.
  2. Daripada berpura-pura memegang kendali, para pemimpin harus memberi contoh bahwa mereka berada di bawah kendali.
  3. Pemimpin harus menjadi teladan kemanusiaan dan mengidentifikasi keterbatasan pengikutnya.
  4. Pemimpin harus mencontohkan kehidupan yang berlabuh, bertindak berdasarkan karakter, bukan emosi.
  5. Meskipun para pemimpin tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, mereka mengetahui Siapa yang akan menentukan hari esok.

Sumber : EQUIP Milist – The Maxwell Leadership Bible

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan September

Renungan dan Inspirasi Kepemimpinan Oktober

Baca Artikel Utama Tentang Pemimpin dan Kepemimpinan :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *