Sakit Maag, GERD, atau Jantung?
Sakit maag dikenal secara luas di Indonesia dan dapat dialami oleh orang tua, dewasa, dan anak-anak. Oleh para pengidapnya, gangguan ini ditafsirkan secara beragam, tetapi kebanyakan mengeluhkan sakit di sekitar ulu hati dan mual. Secara etimologi, kata maag berasal dari bahasa Belanda yang berarti lambung. Jadi, sakit maag menandakan gangguan pada lambung, salah satu organ pencernaan kita.

Dalam dunia medis, sakit maag dikenal dengan istilah “dispepsia”. Menurut definisi medis, dispepsia merupakan kumpulan gejala yang terdiri atas nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang, dan sering bersendawa. Secara garis besar, dispepsia terbagi atas sakit maag fungsional dan organik. Sakit maag yang banyak ditemukan di masyarakat adalah sakit maag fungsional.
Sakit Maag Fungsional
Sakit maag fungsional disebabkan oleh berbagai faktor, biasanya akibat asam lambung yang berlebihan di lambung. Gangguan ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman tertentu, seperti makanan yang asam, pedas, kopi, atau alkohol. Sering terlambat makan atau makan tidak teratur juga merupakan salah satu penyebabnya. Di samping itu, kelelahan dan faktor psikis (pikiran, emosi) juga dapat merangsang produksi asam lambung secara berlebihan.

Sakit Maag Organik
Sakit maag organik adalah jenis sakit maag yang kelainannya bisa tampak saat pemeriksaan endoskopi, yakni pemeriksaan untuk meneropong saluran cerna. Pada sakit maag organik, dapat ditemukan luka pada kerongkongan, tukak (borok) pada lambung dan/atau usus dua belas jari. Riwayat konsumsi obat-obatan, terutama obat reumatik atau obat pereda rasa nyeri (khususnya nyeri sendi) juga harus dicurigai sebagai penyebab gangguan pada lambung.
Minum obat sakit kepala secara rutin dapat pula membuat masalah di lambung dan menyebabkan kelainan organik. Obat pengencer darah (seperti asam asetilsalisilat), yang sering digunakan oleh pasien dengan penyakit jantung koroner, juga bisa menyebabkan masalah pada lambung.
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERDatau penyakit refluks gastroesofageal, yaitu gangguan akibat berbaliknya isi lambung ke dalam kerongkongan, yang menyebabkan gejala nyeri ulu hati, perih di lambung, rasa seolah terbakar di dada, mual, dan muntah. Secara sederhana GERD bisa diistilahkan asam lambung naik ke kerongkongan. Seperti definisi di atas, jelas bahwa gejala GERD salah satunya adalah dispepsia (sakit maag). Dengan kata lain, GERD selalu disertai sakit maag, tetapi GERD bukanlah satu-satunya penyebab sakit maag.

GERD terjadi akibat lemahnya “klep” (sfingter) pada perbatasan kerongkongan dengan lambung. Normalnya, klep ini berfungsi sebagai pengunci agar makanan yang masuk tak keluar lagi ke kerongkongan. Selain karena bawaan sejak lahir, tekanan tinggi akibat produksi asam lambung yang berlebihan dapat menjadi faktor pemicunya.
Karena salah satu gejalanya ialah rasa sakit di daerah dada, sering kali GERD dikira sakit jantung. Salah tafsir ini biasanya terjadi pada seseorang yang sebelumnya tak memiliki riwayat sakit maag. Pada sakit jantung, umumnya tidak disertai mual dan muntah; gejala yang menonjol adalah rasa nyeri di dada, yang dapat menjalar ke bahu. Untuk memastikan GERD atau bukan, harus dilakukan pemeriksaan endoskopi. Jika asam lambung tampak di kerongkongan sewaktu endoskopi, sudah jelas itu GERD.
Kalau Anda mengidap GERD, jangan sepelekan. Kendalikan dengan minum obat penetral asam lambung kala terjadi serangan. Jangan lupa jaga juga pola makan dan gaya hidup Anda.
Beberapa Tips yang Patut Anda ikuti:
- Jangan merokok.
- Makanlah secara teratur, jangan sering terlambat makan.
- Hindari konsumsi kafein (kopi), alkohol, minuman berkarbonat (soft drink), atau makanan yang menghasilkan gas (tape, nangka, durian).
- Hindari jenis obat-obatan tertentu, seperti suplemen besi/kalium serta beberapa obat pereda nyeri, antibiotik, dan anti radang.
- Hindari stress.
- Hindari makanan/minuman yang asam ataupun pedas.
- Periksakan diri Anda secara rutin ke dokter spesialis penyakit dalam.

Sakit maag maupun GERD merupakan penyakit menahun yang sulit disembuhkan, dengan ilmu kedokteran terkini sekalipun. Namun, tatkala kita beriman oleh bilur-bilur Yesus kita menjadi sembuh maka penyakit apapun akan lenyap dari tubuh kita. Ingat, mujizat masih ada.
Sumber : dr. Albertus A. Mohede – Ridmag Vol. 01